Mengapa tidak boleh memegang katak secara langsung?

image

Apa dampak apabila kita memegang katak secara langsung?

Katak tidak suka dipegang, jelas dan sederhana. Karena itu, kamu harus mencoba membiarkan katakmu berada di wadah sebanyak mungkin dan puaskan dirimu dengan hanya melihatnya.

  • Bila kamu tidak dapat menahan untuk mengambil katakmu, pastikan tanganmu sudah dicuci dan keringkan tanganmu terlebih dahulu dan hindari memakai losion apapun, karena katak dapat menyerapnya melalui kulit dan berpotensi mengakibatkan katak jatuh sakit.

  • Waspadalah karena katak mungkin saja menggeliat ketika kamu mengambilnya dan membuatmu basah ini adalah tanda bahwa katakmu stres karena dipegang dan kamu harus menaruh katakmu kembali ke wadah secepat mungkin.

  • Berhati-hati untuk tidak menjatuhkan katakmu sewaktu kamu memegangnya bahkan ketika katakmu menggeliat jatuh dari ketinggian dapat berujung luka serius pada katakmu

Memegang katak secara langsung juga bahaya bagi kita sendiri karena Dilansir melalui The Independent, Sabtu 8 Agustus 2015, ilmuwan menjelaskan beberapa jenis katak tertentu kerap menyerudukkan kepala ke korbannya untuk melindungi diri atau sekadar memangsa. Di atas kepalanya ada sebuah duri kecil yang menonjol. Dari duri itulah racun akan disalurkan.

“Meskipun beberapa kodok tropis dikenal cukup beracun ketika dimakan, sampai sekarang belum pernah ditemukan salah satu kodok yang memiliki mekanisme distribusi racun seperti kodok Brasil ini. Jadi kami tidak mengatakan jika semua kodok adalah beracun,” ujar Edmund Brodie, profesor dari Utah State University.

Menurut dia, dua jenis kodok ini dari Brasil ini sangat berbeda karena mampu menyuntikkan racun. Ada dua spesies berbeda dari kodok racun Brasil ini, Corythomantis greeningi dan Aparasphenodon brunoi.

Dalam penelitiannya, salah satu anggota tim peneliti dari Brasil, Carlos Jared, dari Butantan Institute, harus mengalami radang pada tangannya selama lima jam setelah memegang kodok saat akan mengambil contoh lab.

Kodok jenis A. brunoi juga memiliki tulang belakang di depan tengkorak kepalanya. Di dalamnya terdapat banyak cairan yang sangat beracun. Satu gram cairan itu bisa membunuh sekitar 300.000 tikus atau setara dengan 80 orang.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Current Biology ini menunjukkan jika ternyata tidak semua amfibi yang mampu memproduksi racun adalah berbahaya. Hewan dua alam itu bisa dibilang beracun jika memiliki mekanisme penghantaran racun yang baik.

Sumber: Awas, Ternyata Racun Kodok Lebih Dahsyat dari Ular