Mengapa Tekanan Darah Meningkat Secara Global

Satu dari tiga orang dewasa di Amerika Serikat memiliki tekanan darah yang tinggi, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Namun jumlah dari orang-orang dengan peningkatan tekanan darah, tapi belum termasuk tekanan darah tinggi, lebih banyak.

Menurut sebuah analisis yang diterbitkan di Journal of the American Medical Association, berdasarkan lebih dari 8 juta orang dari 154 negara pada 844 studi, masalah dari peningkatan tekanan darah telah mendunia dan memiliki konsekuensi serius.

Para peneliti tertarik pada angka sistolik yang mengukur tekanan pembuluh darah setika jantung berkontraksi. Angka ini dapat meningkat pada lansia. Peningkatan tekanan sistolik sebesar minimal 110-150 mmHg telah dikaitkan dengan penyakit jantung, penyakit ginjal dan serebrovaskular dan stroke.

Meski pengobatan tekanan darah tidak biasanya dilakukan hingga seseorang mencapai sistolik 140 mmHg, para peneliti ingin melihat hubungan antara angka tekanan darah dengan luaran yang buruk.

“Kami rasa hal ini sangat penting untuk mengukur hilangnya definisi sehat antara 115 dan 140 mmHg, meski kami belum tahu apakah memberi obat antihipertensi dapat menguntungkan,” menurut dr. Gregory Roth, salah satu dari penulis dan asisten dosen kardiologi di University of Washington.

Jumlah orang dengan peningkatan tekanan sistolik telah meningkat secara dramatis dalam 25 tahun terakhir. “Kami menemukan bahwa 3,5 juta orang dewasa memiliki tekanan darah yang cukup tinggi untuk memiliki risiko penyakit lainnya, dan 870 juta orang di seluruh dunia menderita hipertensi.” Menurut Roth.

Peningkatan tekanan darah sistolik ditemukan menjadi penyumbang terbesar pada jumlah kematian dari penyakit yang dapat dicegah pada tahun 2015, dan dikaitkan dengan lebih dari 10 juta kematian—1,4 kali dari jumlah di tahun 1990.

Negara dengan populasi yang tinggi seperti Cina, India, Rusia, Indonesia, dan Amerika Serikat—kehilangan tingkat kesehatan karena meningkatnya tekanan darah. Namun, menurut Roth, “meningkatnya tekanan darah sistolik merupakan risiko pada nyaris seluruh populasi di dunia.” Sebagian alasan mengapa obat antihipertensi, meski efektif, tidak dapat diakses dan tidak cukup murah untuk kebanyakan orang yang membutuhkannya.

Studi baru menambahkan bukti lain bahwa pembacaan tekanan darah ysng lebih rendah daripada rekomendasi guideline dapat menguntungkan.

Hasil di tahun 2015 dari uji coba SPRINT (Systolic Blood Pressure Intervention) menemukan bahwa orang yang menjaga tekanan darahnya pada angka 120, dibandingkan dengan orang yang menjaga tekanan darahnya di angka 140, memiliki risiko yang lebih rendah dalam kematian karena jantung dan kematian dini karena penyakit lain.

Tidak semua orang membutuhkan pengobatan untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Sangat mungkin untuk menurunkan tekanan darah dengan mengubah pola makan, olahraga, dan berat badan, menurut Roth. Hal yang penting adalah untuk mulai menyadari tekanan darah sebelum bermasalah. “Tekanan darah yang meningkat dimulai ketika usia dini.” Kata Roth.

Sumber: TIME Health
Gambar: greenworldglobal.web.id

Faktor gaya hidup merupakan penyebab terbesar yang mengakibatkan jumlah manusia yang menderita tekanan darah tinggi meningkat secara global. Beberapa penyebab tekanan darah tinggi karena faktor gaya hidup adalah :

  • Stress
  • Kelebihan berat badan
  • Terlalu banyak garam
  • Terlalu banyak meminum minuman ber-alkohol
  • Merokok

Tingkat stress orang-orang generasi sekarang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Berikut data perbandingan tingkat stress antar generasi, antara tahun 2014 dan 2015, menurut American Psichological Association (APA) :

Catatan :
Generasi Matures : Lahir tahun 1954 kebawah
Generasi Boomers : Lahir antara 1955 - 1965
Generasi Xers : Lahir antara 1966 - 1977
Generasi Millennials : Lahir antara 1977 - 1994

Bahkan penyakit mental dari tahun ke tahun juga meningkat,

Berikut data-data tingkat stress lainnya, menurut American Psichological Association (APA)