Mengapa suatu perusahaan yang telah melakukan manajemen resiko tapi masih tetap mengalami kegagalan ?

manajemen risiko

Manajemen risiko merupakan suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Mengapa suatu perusahaan yang telah memanajemen resiko tapi masih tetap mengalami kegagalan dan kapan waktu yang tepat dalam mengelola resiko ?

1 Like

Sesuai dengan definisi risiko yang menggarisbawahi kata-kata “kemungkinan” dan “ketidakpastian”, tentu saja banyak perusahaan yang telah mengelola risiko-risikonya namun tetap mengalami kegagalan dalam melakukannya.

Menurut Professional Evaluation and Certification Board (PECB) dalam salah satu artikelnya, mengatakan bahwa ada 6 kelas pengelompokkan kegagalan manajemen risiko. Hal-hal tersebut adalah:

  1. Kesalahan perhitungan dari risiko-risiko yang diketahui
  2. Kegagalan melihat risiko-risiko penting
  3. Kegagalan dalam mengkomunikasikan risiko-risiko kepada top management
  4. Kegagalan dalam mengawasi risiko-risiko
  5. Kegagalan dalam mengelola perencanaan risiko
  6. Kegagalan dalam penggunaan matriks risiko atau sistem pengukuran yang tepat

Sehingga dapat disimpulkan dari keenam kelas tersebut, risiko-risiko yang telah dikelola oleh perusahaan dapat mengalami kegagalan karena berbagai faktor baik eksternal maupun internal. Sifat ketidakpastian yang dimiliki risiko sangat berpengaruh pada pengelolaan risiko, hal ini dikarenakan pengelolaan risiko yang telah dibuat di awal bisa saja harus diubah sewaktu-waktu dikarenakan adanya perubahan kondisi yang menyebabkan dampak dari risiko-risiko yang sudah ada bergeser.

Hal ini membawa kita kepada pertanyaan selanjutnya. Dalam mengelola risiko, sangat banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana risiko tersebut harus dikelola, eksternal-internal dan saat ini-masa depan. Oleh karena itu, menurut saya tidak ada waktu pasti yang tepat untuk mengelola risiko. Idealnya, di awal proyek/kegiatan perusahaan, risiko-risiko tersebut telah diantisipasi dan disiapkan mitigasinya sesuai dengan kelompok dampaknya masing-masing.

Namun, karena berbagai faktor yang memungkinkan risiko untuk bergeser seiring waktu, dibutuhkan pengelolaan terus menerus oleh perusahaan untuk dapat senantiasa memperkirakan hal-hal apa saja yang mungkin akan memperkecil atau memperbesar dampak dari risiko-risiko yang telah diprediksi di awal.

1 Like

Perusahaan yang masih mengalami kegagalan jika sudah memanajemen resiko mungkin dapat kita lihat dari beberapa sebab:

  1. Perusahaan yang mengalami kegagalan mungkin belum melakukan monitoring resiko dengan baik. Karena juga sangat penting memonitor proses dari awal, dimulai dari identifikasi resiko dan pengukuran resiko untuk mengetahui adanya resiko yang baru atau bahkan perubahan resiko. Sehingga ketika suatu saat terjadi maka akan ada respon yang lebih cepat sehingga perusahaan bisa mengendalikannya.

  2. Kita juga dapat melihat dari internal perusahaan. Tidak dapat dipungkiri jika adanya kelalaian dalam mencapai target yang telah diberikan kepada karyawan atau orang-orang tertentu. Tidak hanya itu resiko tidak dapat diatasi sendiri. Risiko harus dianalisa dan di distribusikan tanggungjawabnya kepada tim atau pihak yang paling mampu untuk menerima tanggung jawab mengelola resiko tersebut. Jadi sangat diperlukan manajemen resiko yang tepat dan efektif.

  3. Perusahaan yang mengalami kegagalan dapat terjadi karena belum mengimplementasi kan manajemen resiko yang efektif dan tepat. Proses – proses pada manajemen resiko seperti identifikasi resiko, analisa resiko dan pengelolaan nya tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Untuk itu perlu analisa yang lebih mendalam tentang resiko dan sampaikan semua resiko yang mungkin akan terjadi meskipun hal itu sedikit kemungkinannya.

Nah kapan pengelolaan resiko yang baik ?

Pengelolaan risiko seharusnya terintegrasi dalam setiap pengambilan keputusan, penentuan implementasi strategi, serta pengelolaan kinerja setiap elemen perusahaan. Risiko bukan dikelola sekali dua kali dalam setiap minggu, bulan, kuartal, semesteran bahkan tahunan. Ingat bahwa risiko akan berpotensi datang sepanjang waktu. Jadi pengelolaan risiko harus dilakukan setiap waktu.

Terkadang manajemen resiko hanyalah sebatas standar kepatuhan. Selayaknya tidak disikapi seperti itu. Jika perusahaan mengelola risiko dengan baik maka dipastikan kinerja yang dilakukan bisa optimal. Kemungkinan risiko-risiko yang sewaktu-waktu muncul bisa dicegah oleh perusahaan. Dalam memutuskan suatu tindakan yang tidak mengandung resiko maka kita harus perhatikan potential keuntungan dan kerugian terhadap suatu aktivitas.

Risiko merupakan kondisi yang tidak pasti yang memberikan dampak positif atau negatif terhadap perusahaan. Karena hal tersebut tidak pasti maka perusahaan harus menerapkan manajemen risiko untuk menghindari dan mengatasi risiko sehingga perusahaan dapat mempersiapkan kemungkinan yang terjadi. Namun, dalam penerapannya perusahaan yang telah menerapkan manajemen risiko ternyata masih mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain.

  1. Pengambilan keputusan yang tidak tepat akibat terburu-buru atau tidak melakukan manajemen risiko yang baik.
  2. Pengeluaran anggaran yang tidak sesuai dengan pendapatan perusahaan. Dimana pengeluaran lebih besar dari pendapatan sehingga dapat menimbulkan kerugian.
  3. Tidak bisa memprioritaskan risiko yang lebih penting untuk ditangani terlebih dulu.
  4. Komunikasi terkait ide, gagasan, dan strategi yang tidak berjalan dengan baik dalam lingkup organisasi.
  5. Menempatkan SDM (Sumber Daya Manusia) tidak sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
  6. Tidak dapat mengidentifikasi permasalahan dengan baik terkait lingkungan internal maupun eksternal.
  7. Tidak memiliki cadangan solusi untuk mencegah kegagalan terhadap permasalahan lain yang akan timbul.
  8. Tidak melakukan kegiatan monitoring secara rutin, terkait kemungkinan kendala-kendala baru yang mungkin muncul dan mengevaluasi hasil kegiatan serta solusi yang diterapkan akibat dampak yang terjadi.

Lalu waktu yang tepat dalam mengelola risiko ketika mengambil keputusan, kegiatan perusahaaan, dan penetapan strategi perusahaan yaitu sebelum ditetapkan dan dilaksanakan, selama berlangsung, dan setelah selesai. Sehingga setiap kegiatan dapat dimonitor agar risiko yang terjadi dapat dicegah atau diminimalisir dampaknya. Untuk melakukan manajemen risiko maka harus melakukan tahap identifikasi risiko, analisis risiko, membuat rencana cadangan, dan monitor. Jika tahap tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka kemungkinan risiko yang akan diterima sangat kecil sekali.

Mengapa suatu perusahaan yang telah memanajemen resiko tapi masih tetap mengalami kegagalan?

  1. Pembuatan dan pengambilan keputusan bisnis yang buruk,

  2. Alokasi sumber daya kurang lancar

  3. Alokasi sumber daya yang tidak memadai

  4. Kegagalan merespons perubahan lingkungan bisnis dengan baik.

  5. Struktur organisasi yang buruk

  6. Mengambil risiko sembarangan

  7. Ketidakmampuan menerapkan ERM yang efektif

  8. Tidak ada penilaian risiko yang efektif, tidak efektif atau tidak efisien

  9. Tidak mengintegrasikan manajemen risiko dengan pengaturan strategi dan manajemen kinerja

  10. Direktur tidak mampu mengidentifikasi dan memahami sepenuhnya risikonya, atau lebih buruk lagi, tidak mau mengerti. Komite tidak menunjukkan ketertarikan saat mereka harus terkejut.

  11. Fungsi pengawasan internal melapor kepada manajemen dan bukan dewan direksi. Papan yang puas tidak benar.

  12. Direksi tidak menuntut pandangan real-time mengenai risiko material dan mitigasi / perawatan mereka.

  13. Tidak meningkatkan sistem informasi untuk melacak, memantau, mengintegrasikan risiko.

  14. Kurangnya pengawasan proses dimana manajemen mengidentifikasi, menilai dan melakukan tindakan terhadap risiko.

  15. Kurangnya percakapan, kosakata umum dan prioritas risiko.

  16. Kurangnya audit internal, atau tidak mendengarkan audit internal.

  17. Kontrol internal yang lemah, bahkan tidak ada, atau mampu meniadakan manajemen.

  18. Tidak menangani interaksi risiko, kecepatan, dan guncangan eksogen dalam perencanaan pemodelan dan skenario.

  19. Tidak mempertimbangkan dampak pada reputasi, yang bisa lebih besar dari dampak primer yang dipertimbangkan.

  20. Kontrol tidak matang atas risiko material non-keuangan, terutama keamanan, operasi, reputasi, terorisme, penyuapan, teknologi.

  21. Risiko tidak didasarkan pada strategi, model bisnis dan indikator kinerja utama.

  22. Indikator kinerja utama, dan membayar insentif dan vesting ekuitas, tidak disesuaikan dengan risiko.

  23. Dewan atau komite tidak dapat mengarahkan tinjauan pihak ketiga terhadap tata kelola risiko, risiko khusus, atau seperangkat kontrol.

  24. Gagal mengantisipasi dan mengintegrasikan risiko.

Kapan waktu yang tepat dalam mengelola resiko?

Berikut merupakan kata kunci dalam management risiko

  • On going process
  • Effected by people
  • Applied in strategy setting
  • Applied across the enterprise
  • Designed to identify potential events
  • Provide reasonable assurance
  • Geared to achieve objectives

Pada option On going process, dapat disimpulkan bahwa risk management dilaksanakan secara terus menerus dan dimonitor secara berkala. jadi risk managemenr sendiri dapat mulai dilakukan semenjak awal mulai pembentukan perusahaan itu sendiri, dan dikontrol/diawasi secara berkala, dilakukan analisis ulang berdasarkan kondisi yang terbaru agar dampak yang akan muncul dapat diminimalisir karena risk management bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan sesekali (one time event).

Referensi :