Mengapa strategi bisnis dan strategi IT harus selaras?

Strategi Bisnis memanglah sangat penting, dan dengan mulai berkembangnya teknologi di dunia akan kah mempengaruhi strategi bisnis? dan mengapa keduanya harus selaras?

Di dalam suatu organisasi, terdapat strategi bisnis yang dibuat untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri, yang saya alami, dimana misal perusahaan adalah merupakan perusahaan swasta yang mana tujuannya untuk mencari keuntungan maka strategi bisnis yang ada harus di dukung oleh strategi IT untuk mempermudah dan juga meningkatkan efektifitas kerja maupun pengambilan data yang diperlukan untuk menentukan pengambilan keputusan untuk menunjang pencapaian visi misi perusahaan, bukan hanya membuat strategi bisnis dan juga strategi IT di perusahaan, tetapi kedua startegi tersebut juga harus selaras (alignment) satu dengan yang lain, untuk itu hal yang dilakukan antara lain :

  • Mengintegrasikan data dan Informasi dengan IT. Hal ini dilakukan agar dapat dengan mudah membuat laporan untuk manajemen secara konkrit agar dapatdigunakan untuk perencanaan , pengorganisasian dan juga pengontrolan terhadap kinerja setiap unitnya utnuk perusahaan secara menyeluruh.

  • Mengorganisir data agar tidak terjadi redudansi data,untuk menghindari duplikasi data, sehingga data menjadi konsisten dan dapat digunakan untuk setiap departemen di perusahaan.

  • Mengganti seluruh sistem manual dengan hardware dengan didukung softwareyang saling tersintegrasi antar unit/departemen untuk meningkatkan kecepatan proses bisnis, lebih fokus terhadap proses produksi barang sehingga mempercepat proses distribusi terhadap customer dan dapat meminimalisir produk dengan mutu yang kurang baik agar dapat secepatnya diganti.

  • Efisiensi biaya dan waktu dengan memanfaatkan IT yang dipakai dengan semaksimal mungkin dapat menurunkan pengeluaran biaya perusahaan dengan pemanfaatan sumber daya IT yang tersedia, serta meningkatkan produktifitas perusahaan dengan cepatnya waktu pelayanan.

  • Meningkatkan brand awareness perusahaan dengan penggunaan IT. Apabila hal diatas telah dilakukan maka perusahaan akan dikenal oleh customer dengan akses yang mudah dijangkau dengan penggunaan IT yang baik sehingga menimbulkan kepercayaan untuk melakukan pembelian produk yang dibuat karena selain memiliki imej yang baik juga jasa pelayanan yang cepat selain itu barang/jasa yang didapatkan juga sudah terkenal mempunyai kualitas yang baik.

Studi Kasus :

Sejumlah kesalahan dan kegagalan diakui sebagai penyebab jatuhnya Nokia dari panggung tertinggi pasar teknologi telekomunikasi global. Kegagalan membaca perubahan kebutuhan konsumen adalah salah satunya. Mantan Chief Executive Officer (CEO) Nokia, Jorma Ollila, mengungkapkan sederet kesalahan dan kegagalan Nokia itu dalam buku otobiografi yang jika diterjemahkan berjudul Sukses yang Mustahil. Perusahaan yang bermarkas di Helsinki, Finlandia, itu, menurut Ollila, telah gagal sejak 2001 untuk mempertahankan peran sebagai inovator utama telepon seluler. Dikutip dari AP, Kamis (17/10/2013), Ollila menggambar dalam otobiografinya bahwa beberapa produk keluaran Nokia adalah produk gagal. Kegagalan membaca konsumen, sebut dia, misalnya soal tren telepon seluler model buka tutup (clamshell) dan layar sentuh (touch screen). Lewat buku otobiografi ini, Ollila menegaskan bahwa Nokia adalah peringatan menyakitkan tentang ketertinggalan teknologi perangkat lunak dan jawaban atas tantangan teknologi lainnya. Menjual Nokia pada “lawan bebuyutan” Microsoft merupakan kejadian dramatis dan berani. Nokia berdiri pada 1865 di Finlandia, meski bukan bermula dari bidang teknologi informasi, apalagi teknologi seluler. Sampai akhir 2012, perusahaan ini telah memiliki 100.000 tenaga kerja di 120 negara. Produk Nokia menembus pasar 150 negara. Penurunan kinerja penjualan Nokia mulai terjadi pada 2001. Pasar mereka pelan-pelan terus tergerus produk telepon pintar, dimulai oleh BlackBerry, iPhone, dan Samsung.

Referensi :