Mengapa seseorang butuh motivasi?

Motivasi

Motivasi merupakan sesuatu yang mendeskripsikan apa yang memacu seseorang dan tujuan orang melakukan kegiatan. Motivasi merupakan penjelasan perilaku seseorang yang meliputi keinginan (want), kebutuhan (need), hasrat (desire), tujuan (goal), dan penghindaran (avoid).

Mengapa seseorang butuh motivasi ?

1 Like

Motivasi menurut Santrock (2008) adalah proses yang akan mengarahkan, memberi semangat, dan kegigihan perilaku seseorang pada tujuan yang ingin dicapainya. Para peneliti di bidang motivasi secara umum membedakan motivasi dalam dua jenis: intrinsik dan ekstrinsik (Deci, 1975; Deci & Ryan, 1985; Lepper & Green, 1978; Malcne & Lepper, 1987 dalam Parsons, Hinson & Brown, 2001). Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang menggerakkan suatu aktivitas dimana aktivitas tersebut adalah alat untuk mencapai tujuan.

Dalam konteks akademis, siswa yang termotivasi secara ekstrinsik akan mengerjakan tugas-tugasnya karena alasan tertentu dan yakin hal tersebut akan memberikan hasil seperti yang diinginkan, misalnya reward dan pujian. Sementara itu motivasi intrinsik adalah motivasi yang menggerakkan suatu aktivitas karena aktivitas tersebut menyenangkan. Siswa yang termotivasi secara intrinsik akan memperoleh kepuasan dari kegiatan yang dilakukannya. Motivasi siswa merupakan proses yang akan mengarahkan individu untuk mencapai target akademik. Motivasi siswa inilah yang menjadi dasar untuk mencari pengalaman belajar khususnya terkait dengan keinginan untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran (Brophy, 2004).

Motivasi akademik juga dibedakan atas dua kategori, yakni motivasi akademik intrinsik dan motivasi akademik ekstrinsik. Siswa dengan motivasi akademik intrinsik tinggi menunjukkan pencapaian prestasi yang lebih tinggi, pandangan yang lebih baik mengenai kompetensi akademiknya, dan kecemasan akademik yang lebih rendah sejak masa kanak-kanak hingga usia remaja (Gottfriend, Fleming & Gottfriend, 2001). Motivasi akademik intrinsik didefinisikan sebagai kesenangan belajar di kegiatan perkuliahan yang terlihat dari orientasi penguasaan (orientation toward mastery), keingintahuan, keuletan, dan pembelajaran tugas-tugas baru yang sulit serta menantang (A. E Gottfriend, 1985, 1986; dalam Gottfriend, Fleming & Gottfriend, 2001).

Karena, dalam diri manusia terdapat faktor-faktor alamiah yang membutuhkan motivasi dalam melakukan sesuatu kegiatan atau interaksi. Berikut faktor-faktor yang dibutuhkan oleh manusia untuk memiliki motivasi :

Faktor-Faktor Motivasi


Faktor-faktor motivasi menurut Maslow terdiri dari :

  • Kebutuhan Fisiologis

Winardi (2004) mengatakan bahwa seorang individu yang tidak memiliki apa-apa dalam kehidupan mungkin sekali akan termotivasi oleh kebutuhan- kebutuhan fisiologikal.

Trisnawati S (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan paling dasar dari manusia yang akan memotivasi mereka untuk bekerja adalah kebutuhan fisiologikal. Kebutuhan ini akan terpenuhi manakala seseorang mendapatkan upah minimum yang mereka kehendaki, lingkungan pekerjaan yang nyaman dan lokasi yang penuh dari polusi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang bekerja adalah untuk mendapatkan penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Selain itu upah atau gaji merupakan dorongan agar orang bekerja dengan semangat.

  • Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Kerja

Trisnawati S (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan keamanan bukan sekedar untuk merasa aman dari berbagai gangguan fisik maupun mental, akan

tetapi juga perasaan aman akan ketidakpastian di masa yang akan datang. Misalnya rencana pascapensiun dari pekerjaan dan tunjangan di hari tua.

Gibson et al (1996) mengatakan bahwa kebutuhan untuk keselamatan dan jaminan lingkungan fisik serta emosional dan kebebasan dari ancaman yaitu untuk kebebasan dari kekerasan dan untuk terciptanya masyarakat yang tertib. Dalam instansi adalah kebutuhan keselamatan merefleksikan akan keselamatan kerja, tunjangan tambahan dan jaminan kerja.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keamanan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi di mana para pegawai merasa aman dan tentram, bebas dari rasa takut akan penghidupan di masa yang akan datang, adanya jaminan akan pekerjaannya bila terjadi sesuatu atas dirinya.

  • Kebutuhan Sosial

Koonts et al (1996) berpendapat bahwa karena manusia adalah mahluk sosial, mereka membutuhkan pergaulan dengan orang lain dan untuk diterima sebagai bagian dari yang lain.

Trisnawati S (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan untuk berinteraksi dan diterima oleh lingkungan sosial. Kebutuhan ini dapat terpenuhi melalui penciptaan kondisi yang memungkinkan para pegawai untuk berinteraksi satu sama lain dalam pekerjaannya secara lebih fleksibel dan terbuka.

Dari kedua pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa kebutuhan sosial yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok dengan rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.

  • Kebutuhan Penghargaan

Gibson et al (1996) mengatakan bahwa kebutuhan ini berhubungan dengan hasrat untuk memiliki kesan positif dan menerima perhatian, pengakuan dan apresiasi dari orang lain. Dalam instansi, kebutuhan penghargaan merefleksikan motivasi untuk pengakuan, peningkatan tanggung jawab, status yang tinggi dan penghargaan bagi kontribusi pada instansi.

Winardi (2004) mengatakan bahwa keinginan atau hasrat kompetitif untuk menonjol dan melampaui prestasi orang-orang lain boleh dikatakan sebuah sifat universal manusia. Kebutuhan pokok akan penghargaan ini apabila dimanfaatkan secara tepat dapat timbulnya prestasi instansi yang luar biasa.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa kebutuhan pengahargaan adalah merupakan pemberian penghargaan oleh pimpinan atas prestasi kerja dalam menjalankan pekerjaanya. Dan pemenuhan kebutuhan penghargaan ini dapat tercermin dari adanya pemberian pujian, kepercayaan dan tanggung jawab.

  • Kebutuhan Aktualisasi Diri

Winardi (2004) mengatakan bahwa kebutuhan individu untuk merealisasi potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai pengembangan diri secara berkelanjutan dan untuk menjadi kreatif dalam arti kata seluas-luasnya.

Trisnawati S (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan untuk menempatkan diri individu dalam lingkungan dan untuk pengembangan diri. Kebutuhan ini dapat berupa adanya tuntutan untuk pengembangan karier yang jelas, pekerjaan menantang dan terpenuhi melalui pemberian promosi bagi pegawai yang menunjukkan prestasi atau melalui keterlibatan sesering mungkin pegawai dalam berbagai proyek atau kegiatan yang memiliki tantangan.

Dengan dapat disimpulkan bahwa aktualisasi diri adalah merupakan kebutuhan untuk mewujudkan kemampuan serta mengembangkan diri pegawai yang bersangkutan di tempat di mana ia bekerja serta kesempatan untuk mendapatkan promosi.

Motivasi penting karena motivasi menyebabkan orang mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Organisasi tidak hanya mengharapkan kemampuan, dan keterampilan, tetapi yang terpenting adalah kemauan bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada artinya, jika tidak ada kemauan untuk bekerja.

Tujuan dari motivasi adalah jika berhasil dicapai akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dan seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks sebuah kantor atau orgnisasi maupun dalam kehidupan lainnya.

Motivasi itu tampak dalam dua segi yang berbeda di satu pihak, kalau dilihat dari segi yang aktif atau dinamis, motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam usaha menggerakkan, mengarahkan daya potensi tenaga kerja agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan dilihat dari segi pasif atau statis maka motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang utuk dapat menggerakkan potensi dan daya kerja manusia tersebut.

Dalam arti yang demikian motivasi dapat ditempatkan sabagai bagian yang fundamental dari kegiatan manajeman, sehingga segala sesuatunya dapat ditunjukkan kepada pengarahan potensi dan daya kerja manusia dengan menimbulakan tingkat semangat dan kegairahan yang tinggi serta meningkatkan kebersamaan dalam menjalankan tugas individu maupun kelompok dalam suatu organisasi.

Dalam hubungan ini pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya maka motivasi berperan sebagai pendorong kemauan dan keinginan untuk bekerja menurut ukurannya.