Mengapa Samsung Galaxy Note Gagal di Pasar?

Samsung Galaxy Note adalah serangkaian smartphone dan tablet berbasis Android yang dikembangkan dan dipasarkan oleh Samsung Electronics.
Mengapa Samsung Galaxy Note Gagal di Pasar?

Penyebab gagalnya produk Samsung Galaxy Note 7 di pasar yang menyebabkan produk tersebut di tarik lagi dari pasar ada pada kecatatan produksi. Samsung telah melakukan tindakan ceroboh dengan mengganti vendor untuk baterai dan langsung menggunakan baterai tersebut tanpa melakukan uji kelayakan terlebih dahulu. Sebagai tambahan, vendor untuk komponen yang digunakan pada Samsung Galaxy Note 7 berasal dari anak perusahaan Samsung sendiri yakni Samsung SDI. Sementara untuk baterai Samsung memesannya dari pihak lain, yakni ATL. Kapasitas baterai yang lebih besar dari casing membuat handphone menjadi lebih cepat panas ketika digunakan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan banyak kasus samsung galaxy note meledak hingga akhirnya harus dilakukan penarikan kembali (recall).

Pada tahun 2016 Samsung meluncurkan smartphone Galaxy Note 7, Samsung mengklaim smartphone keluarannya ini mampu lebih unggul dibandingkan iPhone7. Samsung menawarkan beberapa inovasi seperti kemampuan anti air, layar melengkung, fitur keamanan dengan pemindai iris mata dan peningkatan isi dari hardware yang sama dengan Galaxy S7. Namun belum lama setelah diluncurkan, Galaxy Note 7 mengalami persoalan. Seperti laporan dari pengguna tentang perangkatnya yang tiba-tiba meledak. Kasus tersebut kemudian dialami juga oleh pengguna Galaxy Note 7 di Korea. Samsung kemudian menunda pengiriman Galaxy Note 7 ke beberapa wilayah Eropa dan Asia. Di Indonesia sendiri Samsung menunda serah terima pesanan Galaxy Note 7 kepada pengguna. Dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan kasus terbakarnya Galaxy Note 7 mencapai 35 kasus. Bukan hanya itu saja, tetapi terdapat juga laporan terbakarnya sebuah jeep yang didalamnya terdapat Galaxy Note 7. Dan terjadi juga di sebuah penginapan hotel, Galaxy Note 7 tiba-tiba berapi saat diletakkan di kasur. Samsung Galaxy Note 7 juga dilarang dipenerbangan, karena dapat menimbulkan bahaya dengan percikan api saat berada di udara.

Setelah dilakukannya investigasi ditemukan penyebab dari masalah terbakarnya Galaxy Note 7 yaitu desain baterai yang digunakan saat peluncuran perdana perangkat dan setelah dilakukan penggantian komponen. Pada awal peluncuranya menggunakan baterai yang berasal dari Samsung SDI yaitu anak perusahaan Samsung. Baterai yang digunakan tersebut terlalu besar dibandingkan casingnya membuat komponen cepat mengalami panas berlebih sehingga banyak terjadi ledakan. Kemudian setelah banyaknya laporan ledakan pada Galaxy Note 7, Samsung menggunakan baterai dari pemasok yang berbeda yaitu berasal dari ATL, namun baterai tersebut cacat produksi sehingga masalah ledakan (kebakaran) masih terjadi. Samsung mengakui kesalahannya tersebut karena terlalu terburu-buru saat mengganti komponen dari pemasok yang berbeda tanpa mengecek komponen tersebut.

Setelah adanya penarikan produk sebanyak 2 kali, Samsung mengatakan secara permanen mengakhiri produksi Galaxy Note 7. Menurut Chairman United States Consumer Product Safety Commission, Elliot F.Kaye, “Keterlibatan kami dengan recall kedua bukanlah keadaan yang normal dan mengindikasikan adanya proses kurang ideal yang seharusnya melibatkan koordinasi awal dengan pemerintah.” Penghentian penjualanan Galaxy Note 7 bukan hanya merugikan Samsung secara finansial sebesar US$ 17 miliar tetapi juga merugikan citra dari perusahaan.

Pada tahun 2016 Samsung meluncurkan Samsung Galaxy Note 7 yang diklaim lebih unggul dari iPhone 7. Namun beberapa waktu setelah peluncurannya terdapat banyak masalah pada Samsung Galaxy Note 7 ini. Salah satunya adalah ledakan yang membuat mobil rusak dan sebuah hotel terbakar. Kemudian Samsung menarik semua produknya dari pasaran. Samsung memulai penyelidikan, dan memberikan waktu hanya sedikit kepada para engineer nya.

Sehingga dengan waktu yang singkat itu, para engineer Samsung menyimpulkan bahwa ada masalah dengan baterainya. Samsung pun bergegas mengganti baterai Samsung Galaxy Note 7 yang sebelumnya SDI diganti menjadi baterai ATL. Kemudian Samsung mengembalikan produk tersebut ke pasaran dengan baterai ATL. Namun, kembali menjadi bumerang bagi Samsung karena produk pengganti mengalami hal yang sama dengan sebelumnya.

Samsung terlalu cepat mengambil keputusan bahwa permasalahannya berada di baterai, sehingga hal yang sama berulang kembali. Kemudian secara resmi, Samsung memuat penjelasan singkat mengenai hal tersebut, dimana disebutkan bahwa penyebabnya murni merupakan masalah baterai, bukan pada ponsel. Samsung mengatakan overheating terjadi ketika komponen anoda-ke-katoda mengalami kontak. Samsung menyatakan bahwa ini adalah kesalahan produksi yang sangat langkah.

Sehingga penjualan Samsung Galaxy Note 7 pun dihentikan oleh Samsung. Kerugian yang didapatkan pun ditaksir bisa mencapai US$ 17 miliar, tapi juga citra perusahaan mengalami penurunan.

Samsung Galaxy note 7 pada awal waktu rilisnya memiliki peluang yang besar untuk bisa mendapatkan pasar yang besar, namun semua itu tidak berjalan mulus dikarenakan tidak lama setelah waktu perilisannya terjadi tragedi meledaknya baterai yang ditanam didalam handphone tersebut, setelah itu terjadi banyak rentetan kasus sejenis yang menyebabkan turunnya pamor Samsung Galaxy note 7 di pasaran, sehingga ini adalah faktor terbesar yang menjadi akar kegagalan penjualan Samsung Galaxy note 7 meskipun telah di refurbish atau di rakit ulang kembali :grinning: