Mengapa risk appetite dan risk attitude bisa mempengaruhi besar kecilnya risiko yang akan dihadapi perusahaan ?

Kedua istilah ini - “risk appetite” dan “risk attitude” - sering digunakan sebagai dasar untuk terlibat dalam diskusi berisiko tingkat tinggi. Mereka sering dikaitkan dengan aktivitas Dewan atau eksekutif.

Mengapa risk appetite dan risk attitude bisa mempengaruhi besar kecilnya resiko yang akan dihadapi perusahaan

Pada dasarnya risk appetit ialah sejauh mana perusahaan menerima sebuah dampak ketika mengambil resiko, sedangkan risk attitude ialah keberanian orang - orang dalam perusahaan untuk mengambil resiko. Menurut saya kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan karena semakin orang -orang atau perusahaan mau menerima resiko maka resiko yang didapat akan semakin besar, dan semakin mereka tidak berani mengambil resiko, kemungkinan resiko yang didapat juga kecil.

Namun sebelum mengambil risiko harus memperhatikan juga sebesar apa impact risiko tersebut terhadap perusahaan. Jika memang impact nya besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan, sebaiknya mereka bisa memfikirkan ulang dalam mengambil risiko tersebut.

1 Like

Menurut saya, karena dengan adanya risk appetite maka perusahaan dapat mempertimbangkan risiko ke dalam proses eksekusi strategi. Hal tersebut memberi jaminan yang cukup kuat kepada stakeholder bahwa perusahaan telah paham dengan risiko yang dihadapi serta berada dalam pengendalian tepat dan cermat.
Sedangkan, risk attitude adalah sikap yang dapat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi dan mengambil risiko. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa semakin banyak perusahaan mau menerima risiko, maka risiko yang didapat semakin besar dan begitupun sebaliknya.
Perusahaan harus benar-benar paham terkait risk appetite dan risk attitude, sehingga dapat memanajemen risiko dan dampak yang akan diterima.

1 Like

Risk appetite dan risk attitude haruslah mencerminkan strategi bisnis, ekspektasi dari stakeholders, sifat dan karakteristik dari risiko yang diambil dari situasi risiko tertentu lintas unit organisasi. Oleh karena itu, Dewan Direksi perusahaan bertanggung jawab untuk memformulasikan dan menyetujui penetapan risk appetite dan risk tolerance. Tentu dengan mempertibangkan harapan dari semua stakeholder perusahaan.

Salah satu cara terbaik yaitu di mana sebuah perusahaan/organisasi dapat menanamkan pertimbangan risiko ke dalam proses eksekusi strategi adalah melalui penyataan tertulis perihal risk appetite dan risk attitude. Hal ini akan memberikan jaminan yang cukup kuat kepada para stakeholders bahwa perusahaan telah sangat paham dengan risiko-risiko yang dihadapi dan risiko-risiko tersebut berada dalam pengendalian yang tepat dan cermat.

Bukan sekedar strategi sederhana untuk mendefinisikan KPI (key performance indicator), seperti pada pendekatan Balanced Scorecard, organisasi harus mengambil langkah tambahan, mengevaluasi tingkat risiko yang bersedia mereka ambil untuk mencapai tujuan mereka. Dengan mengambil langkah ini, organisasi-organisasi telah berada pada proses pengembangan dari pendekatan terintegrasi dan selaras dengan pelaksanaan strategi yang menggabungkan risiko dan pengelolaan kinerja.

Risk appetite dan risk attitude perusahaan tidaklah statis, dipengaruhi oleh banyak faktor selain risk appetite dan risk attitude individu masing-masing anggota Dewan Direksi perusahan. Dewan direksi harus melakukan kajian terhadap pernyataan risk appetite dan risk tolerance sehingga terdapat pemahaman yang baik antara para Direksi perihal karakteristik dan besarnya risiko yang direncanakan untuk diambil perusahaan secara keseluruhan.

Proses pendefinisian risk appetite dan risk attitude ini tentu harus didahului dengan terdapatnya perangkat untuk menentukan profil risiko pada suatu perusahaan untuk semua kategori risiko (risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko bisnis, risiko reputasi dan kepatuhan dll) yang dianggap bisa berpengaruh terhadap pencapaian obyektif perusahaan yang tercantum dalam pernyataan visi dan misi perusahaan. Semua anggota Dewan Direksi harus paham sepaham-pahamnya terhadap risiko-risiko ini perihal probabilitas terjadinya dan dampaknya jika risiko-risiko itu terjadi bagi pencapaian target-target perusahaan.

Untuk setiap risiko-risiko yang telah ditentukan untuk sampai ke meja Dewan Direksi, Mereka harus menentukan risk appetite dan risk attitude untuk tiap-tiap risiko tersebut. Dan jika profil risiko aktual ternyata melewati risk appetite dan risk attitude yang telah ditetapkan, Dewan Direksi diharuskan untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu untuk membawa profil risiko dalam risk appetite dan risk attitude perusahaan

1 Like

Risk appetite mempengaruhi besar kecilnya resiko karena dengan risk appetite suatu perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk menerima, memantau, mempertahankan diri, atau memaksimalkan diri melalui peluang-peluang yang ada. jika risk appetite dikomunikasikan dengan baik, risk appetite memberikan batas yang jelas tentang jumlah risiko suatu organisasi yang dapat diterima, sehingga mampu memberikan arahan yang jelas kepada manajemen selaku pelaksana. Jadi disini perusahaan melalui dewan direksi harus sangat paham trade-off dari risk appetite yang ditetapkan, baik risk appetite tinggi maupun rendah, sehingga tidak salah langkah.

Hubungannya dengan risk attitude adalah ketika perusahaan tidak bisa menolak resiko yang dihadapi ketika menerapkan risk appetite, perusahaan dapat mengalihkan resiko tersebut dengan opsi-opsi umum dan keseluruhan gaya manajemen dari suatu organisasi untuk diterapkan. Jadi perusahaan masih bisa memaksimalkan peluang keuntungan dari resiko yang telah terjadi

1 Like