Ada beberapa faktor yang menurut saya membuat Microsoft Zune menjadi produk yang gagal:
1. Keterlambatan peluncuran produk
Untuk kegagalan Zune, saya harus setuju dengan Robbie Bach, mantan leader Microsoft di bagian home entertainment and mobile business. Ia mengaku bahwa peluncuran Microsoft Zune sedikit terlambat.
The portable music market is gone and it was already leaving when we started. We just weren’t brave enough, honestly, and we ended up chasing Apple with a product that actually wasn’t a bad product, but it was still a chasing product, and there wasn’t a reason for somebody to say, oh, I have to go out and get that thing - Robbie Bach
Microsoft Zune pertama diluncurkan kurang lebih lima tahun setelah iPod rilis, dimana dalam kurun waktu tersebut, menurut saya Apple telah membangun citra musik portabel nya dengan kuat, sehingga melekat di hati masyarakat. Beberapa tahun kemudian, lagi-lagi iPod mendahului untuk meluncurkan “upgrade” iPod berupa iPod Touch, dimana dua tahun setelah iPod Touch rilis, Zune mengeluarkan “upgrade” dari Zune, yaitu Zune HD–lagi-lagi, Microsoft terlambat dalam meluncurkan Zune HD.
2. Fitur yang diberikan, dan harga
Menurut Farhad Manjoo dalam artikelnya yang diterbitkan via situs Slate, dimana ia mencoba membeli Microsoft Zune yang masih bisa ia temukan di situs jual beli online, Microsoft Zune bekerja dengan baik, dan menurutnya, Zune sama sekali bukan produk yang jelek. Ia bekerja sama baiknya dengan iPod milik Apple. Namun, Microsoft Zune tidak lebih baik daripada iPod. Inilah faktor kedua yang menurut saya membuat Zune gagal laku keras di pasaran–tidak adanya fitur atau imej pembeda dengan produk lain yang berkompetisi di bidang yang sama, terlebih lagi Microsoft mematok harga yang mirip dengan iPod milik Apple, sehingga, masih lebih banyak masyarakat yang memilih bertahan pada iPod.
3. Aksesoris
Poin ketiga ini saya sangat setuju dengan Saudari Putri dan Dinda. Kurangnya aksesories yang dapat “memperelok” dan mengoptimasi kegunaan dan kenyamanan menggunakan Zune. Aksesoris memang sebuah hal yang menurut saya sepele, namun saya sebagai mantan pengguna iPod (yang membeli iPod secara–jujur saja–impulsif), harus mengakui bahwa saya merasa keren, dapat merasakan casing yang desainnya banyak, juga merasakan aksesoris tambahan lainnya, sehingga hal tersebut pun menjadi daya tarik tersendiri. Namun sayang, Microsoft Zune tidak memiliki banyak aksesoris.
Sumber: