Mengapa pertanian perkotaan menjadi tren saat pandemi Covid-19?

Mengapa pertanian perkotaan menjadi suatu kegiatan yang banyak orang sering lakukan di masa pandemi Covid-19?

Peningkatan jumlah penduduk, tetapi tidak diimbangi dengan produksi pangan menjadikan permasalahan yang sulit diatasi mengenai kebutuhan dan ketersediaan pangan. Isu peningkatan jumlah penduduk dan perubahan iklim merupakan bagian dari beberapa tantangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu pendekatan inovasi teknologi.

Pertanian perkotaan adalah salah satu jawaban dari tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya di perkotaan. Dengan pertanian ini, ketersediaan bahan pangan pada tingkat rumah tangga dapat diperoleh dengan mudah sehingga ancaman ketahanan pangan di kota dapat dihindari atau dikurangi terutama disaat panemi Covid-19. Pertanian perkotaan dapat dilakukan di lahan kosong, atap gedung, pekarangan rumah, dan vertical garden. Dampak positif dari pertanian perkotaan yaitu ketersediaan bahan pangan bagi anggota keluarga dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota.

IMG-20200801-WA0008

IMG-20200801-WA0009

Pertanian perkotaan sebagai pendukung ketahanan dan keamanan pangan kota dan sekitar kota melalui peningkatan jumlah makanan yang tersedia bagi masyarakat yang hidup di perkotaan dan memungkinkan sayuran, buah-buahan dan produk daging yang aman, sehat, dan segar tersedia untuk konsumen di kota. Selain itu, pertanian perkotaan berperan sebagai untuk memproduksi, memproses, dan menjual bahan pangan dalam upaya untuk memenuhi permintaan harian konsumen di kota dan pinggiran kota melalui penerapan metode produksi intensif dengan sumber daya alam dan limbah perkotaan untuk menghasilkan tanaman bervariasi dan ternak, mengurangi sampah, polusi udara, dan suara, mengurangi cemaran logam dan kimia, menambah nilai estetika kota. Memberikan pendapatan tambahan, mengurangi tingkat stress, dan perbaikan hubungan sosial.

Daftar Pustaka
BPTP. 2016. Teknologi Akuaponik Mendukung Pengembangan Urban Farming. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

2 Likes

Penduduk perkotaan yang cenderung meningkat setiap tahunnya diakibatkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk dan arus urbanisasi yang sulit dikendalikan. Meningkatnya jumlah penduduk dan angka urbanisasi tersebut menyebabkan tingkat perubahan fungsi lahan dari ruang terbuka menjadi ruang terbangun juga semakin meningkat. Perubahan fungsi lahan ini rata-rata mengubah lahan pertanian menjadi lahan industri, komersial, maupun permukiman. Salah satu fenomena yang saat ini berkembang di kawasan perkotaan dalam memanfaatkan keterbatasan lahan adalah berkembangnya pertanian perkotaan. Kegiatan pertanian perkotaan ini bertujuan menggerakkan masyarakat perkotaan dengan lahan yang seminimal mungkin untuk tetap dapat melakukan kegiatan budidaya pertanian. Pertanian perkotaan tidak hanya dalam dimensi kegiatan pertanian tanaman hortikultura saja, namun juga pada kegiatan peternakan. Pertanian perkotaan juga dapat dikatakan sebagai aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar kota yang melibatkan ketrampilan, keahlian, dan inovasi dalam budidaya pengolahan makanan bagi masyarakat melalui pemanfaatan pekarangan, lahan-lahan kosong guna menambah gizi, meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan keluarga (Wiyanti, 2013). Dengan adanya serangkaian kegiatan pertanian yang dilakukan di wilayah perkotaan, maka tujuan konsep penerapan konsep pertanian perkotaan adalah menyediakan pasokan pangan di kawasan perkotaan. Pertanian perkotaan adalah salah satu pilihan untuk mengatasi ketahanan pangan rumah tangga. Pertanian perkotaan adalah salah satu komponen kunci pembangunan sistem pangan masyarakat yang berkelanjutan dan jika dirancang secara tepat akan dapat mengentaskan permasalahan kerawanan pangan. Hal ini selaras dengan aktivitas kita yang lebih banyak dihabiskan di rumah selama masa pandemi ini, selain itu, juga dapat mengisi waktu luang.

Referensi : https://ejournal.akprind.ac.id/index.php/prosidingsnast/article/download/1448/1147