Mengapa perilaku kita sering diperngaruhi oleh perilaku sosial masyarakat?

Ketika dulu HP blackberry booming, kita minta untuk diberlikan HP blackberry, ketika banyak pengendara yang menerobos lampu merah, kita ikut-ikuta menerobos lampu merah dan lain sebagainya.

Mengapa perilaku kita sering berubah hanya untuk mengikuti perilaku sosial masyarakat ?

Perilaku meniru sesuai dengan kondisi yang ada di kelompok kita atau sosial masyarakat disebut dengan konformitas.

Kenapa kita konform dengan situasi kelompok. Menurut Myers (2012) terdapat beberapa faktor terjadinya konformitas:

  1. Ukuran kelompok. Jumlah kelompok akan mempengaruhi tingkat korformitas individu.pernahkan Anda melihat kerumuan orang yang melihat penjual obat di pinggir jalan. Kebanyakan orang akan ikut melihat ketika jumlah keruman individu lebih banyak. Fenomena ini didukung hasil penelitian lapangan Milgram,dan kolega dalam Myers, 2012), Milgram dan kolega menghentikan 1,2,3,5,10, atau 15 pada suatu trotoar di jalan New York yang sibuk dan melihat ke atas. Hasil penelitian menunjukkan presentasi pejalan kaki yang melihat meningkat seiring dengan jumlah orang yang melihat ke atas dari 1 sampai 5 ke atas (lihat Gambar 5) .

  2. Keseragaman suara. Semakin seragam suara dalam suatu kelompok, maka individu cenderung memilihi sesuai dengan pendapat secara umum. Menurut hasil penelitian Asch, bahwa pendapat mayoritas cenderung dipersepsikan sebagai kebenaran dan individu merasa tidak nyaman sebagai minoritas.

  3. Kohesif. Semakin kohesif suatu kelompok, maka pengaruh kelompok ke anggota semakin kuat. Implikasi, anggota cenderungberperilaku sama dengan kelompoknya.

  4. Status. Tingkat status individu dalam suatu kelompok akan mempengaruhi konformitas anggota kelompok. Anngota yunior cenderung lebih konformitas dibandingkan anggota senior.

  5. Respon umum. Kita sering bersikap sama dengan orang lain ketika kita merespon dihadapan orang lain, tetapi ketika kita diminta merespon tidak diketahui orang lain, kita cenderung mudah mempertahan pendapat pribadi.

  6. Komitmen sebelumnya. ketika individu membuat suatu keputusan, maka keputusan tersebut akan tetap dipegang walaupun kebenyakan orang tidak setuju dengan keputusan tersebut. misalkan, pada pertandingan spakbola, wasit seringkali memberikan kartu kuning atau merah kepada pemain. Keputusan itu sulit dirubah meskipun banyak pemain atau penonton yang yang tidak menyukainya.

Pada umumnya orang cenderung ingin tampak seragam dengan lingkungan, dan menghidari tampil beda dengan mayoritas. Hal ini terkait dengan kenyamanan psikologis seseorang. Selain itu, pendapat mayoritas tampak lebih benar daripada minoritas.

Namun tidak semua anggota konform dengan norma yang berlaku dalam kelompok. Ada beberaoa anggota cenderung anticonformity atau berlawan dengan mayoritas.

Menurut Levine dan Hogg, (2010), ada beberapa faktor yang menybebakan individu cenderung anticonformity, yaitu :

  1. terjadi psychological reactant, yaitu kecenderungan untuk memiliki hak kebebasan. Rektansi muncul ketika seseorang mengancam kebebasan kita (Brehm dan Brehm 1981),
  1. ingin perubahan dan inovasi

  2. menegaskan keunikan,

  3. menghindari keputusan yang keliru atau buruk (groupthink),

  4. menghindari munculnya sycophanc, yaitu seseorang yang menyenangkan orang lain untuk mengambil keunrungan pribadi ,

  5. dugaan yang salah tentang harapan negatif tentang kemampuan seorang, atribut atau abiliti.

  6. menjaga indivdu atau kelompok dari ketidaksamaan, ketidaksukaan atau ketidakmenarikan.