Mengapa peneliti memilih menggunakan metode Studi Kasus ?

Studi Kasus

Studi kasus merupakan pendekatan penelitian yang berfokus dan memperhatikan dengan seksama suatu kasus dengan intensif dan rinci, dengan penggalian informasi dan analisa secara mendalam.

Mengapa peneliti memilih menggunakan metode Studi Kasus ?

Ketika peneliti menggunakan metode "Studi Kasus” artinya ialah peneliti ingin menggali informasi apa yang akhirnya bisa dipelajari atau ditarik dari sebuah kasus, baik kasus tunggal maupun jamak. Stake menyebutnya “ what can be learned from a single case ?. Agar sebuah kasus bisa digali maknanya, peneliti harus pandai-pandai memilah dan memilih kasus macam apa yang layak diangkat menjadi tema penelitian. Bobot kualitas kasus harus menjadi pertimbangan utama. Dengan demikian, tidak semua persoalan atau kasus baik pada tingkat perorangan, kelompok atau lembaga bisa dijadikan bahan kajian Studi Kasus. Begitu juga tidak setiap pertanyaan bisa diangkat menjadi pertanyaan penelitian (research questions).

Salah satu hal penting untuk dipertimbangkan dalam memilih kasus ialah peneliti yakin bahwa dari kasus tersebut akan dapat diperoleh pengetahuan lebih lanjut dan mendalam secara ilmiah. Dalam hal ini Studi Kasus disebut sebagai Instrumental Case Study. Selain itu, Studi Kasus bisa dipakai untuk memenuhi minat pribadi karena ketertarikannya pada suatu persoalan tertentu, dan tidak untuk membangun teori tertentu. Misalnya, tentang kenakalan remaja, penyalahgunaan obat, fenomena single parents , dan sebagainya. Studi semacam ini disebut sebagai Studi Kasus Intrinsik (Intrinsic Case Study). Di negara maju, Studi Kasus Intrinsik lazim digunakan oleh para profesional atau anggota masyarakat biasa karena rasa ingin tahunya terhadap suatu persoalan yang mereka hadapi secara lebih mendalam, lebih-lebih jika persoalan tersebut menjadi isu hangat di masyarakat.