Mengapa Pasien dengan Penyakit Hati mengalami Edema?

edema

Sembap atau edema berarti meningkatnya volume cairan di luar sel (ekstraseluler) dan di luar pembuluh darah (ekstravaskular) disertai dengan penimbunan di jaringan serosa.

Mengapa Pasien dengan Penyakit Hati mengalami Edema ?

Pada pasien-pasien dengan penyakit hati yang kronis, fibrosis (luka parut) dari hati seringkali terjadi. Ketika scarring (luka parut) berlanjut, kondisinya disebut sirosis hati. Ascites adalah kelebihan cairan yang berakumulasi pada rongga perut (peritoneal). Ia adalah komplikasi dari sirosis dan nampak sebagai tonjolan perut.

Peritoneum adalah lapisan bagian dalam dari rongga perut, yang juga membungkus menutupi organ-organ didalam perut seperti hati, kandung empedu, limpa, pankreas, dan usus-usus.

Ascites berkembang karena kombinasi dari dua faktor-faktor:

  1. Tekanan yang meningkat pada sistim vena yang mengangkut darah dari lambung, usus-usus, dan limpa ke hati (portal hypertension); dan

  2. Tingkat yang rendah dari protein albumin dalam darah (hypoalbuminemia). Albumin, yang adalah protein yang utama dalam darah dan yang membantu mempertahankan volume darah, berkurang pada sirosis terutama karena hati yang rusak tidak mampu menghasilkannya yang cukup.

Konsekuensi-konsekuensi lain dari portal hypertension termasuk vena-vena yang membesar pada esophagus (varices), vena-vena terkemuka pada perut, dan limpa yang membesar. Setiap dari kondisi-kondisi ini disebabkan terutama oleh tekanan yang meningkat dan akumulasi dari darah dan kelebihan cairan pada pembuluh-pembuluh darah perut.

Cairan dari ascites dapat dikeluarkan dari rongga perut dengan menggunakan syringe dan jarum yang panjang, prosedur yang disebut paracentesis. Analisa dari cairan dapat membantu membedakan ascites yang disebabkan oleh sirosis dari penyebab-penyebab lain ascites, seperti kanker, tuberculosis, gagal jantung congestif, dan nephrosis.

Adakalanya, ketika ascites tidak merespon pada perawatan dengan diuretics, paracentesis dapat digunakan untuk mengeluarkan jumlah-jumlah yang besar cairan ascitic.

Peripheral edema, yang biasanya terlihat sebagai pitting edema dari legs dan feet, juga terjadi pada sirosis. Edema adalah konsekwensi dari hypoalbuminemia dan ginjal-ginjal yang menahan garam dan air.

Kehadiran atau ketidakhadiran dari edema pada pasien-pasien dengan sirosis dan ascites adalah pertimbangan yang penting pada perawatan dari ascites. Pada pasien-pasien dengan ascites tanpa edema, diuretics harus diberikan dengan perhatian yang ekstra. Diuresis (menginduksi peningkatan volume kencing dengan penggunaan diuretics) yang terlalu agresif atau cepat pada pasien-pasien ini dapat menjurus pada volume darah rendah (hypovolemia), yang dapat menyebakan gagal ginjal dan hati.

Berlawanan dengannya, ketika pasien-pasien yang mempunyai keduanya edema dan ascites menjalani diuresis, cairan edema pada ruang interstitial melayani sedikit banyak sebagai penyangga terhadap perkembangan dari volume darah rendah. Kelebihan cairan interstitial bergerak kedalam ruang-ruang pembuluh darah untuk dengan cepat mengganti volume darah yang menipis.