Mengapa partai politik kebanyakan tidak disukai oleh masyarakat ?

partai politik

Banyak orang yang sudah tidak percaya terhadap partai politik untuk dapat mewujudkan cita-cita luhur politik itu sendiri. Bahkan beberapa orang merasa benci karena merasa dikhianati oleh partai politik. Mengapa partai politik kebanyakan tidak disukai oleh masyarakat ?

Semua partai dibenci masyarakat. Antara KMP dan KIH tidak ada bedanya. Kenaikan bahan pokok kenaikan BBM, semua di DPR anteng. Masyarakat merasa kok nggak ada gunanya ya,” ujar Dewi saat diskusi bertajuk ‘Penumpang Gelap di Tikungan’ di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (11/4/2015).

Pernyataan diatas sangat mungkin juga disuarakan oleh masyarakat Indonesia saat ini, baik secara diam-diam maupun secara lantang dengan menggunakan media sosial.

Yang ironis adalah, menurut Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie mengungkapkan partai politik semakin tidak disukai masyarakat, namun, di sisi lain, peran mereka justru semakin kuat dalam sistem politik di Indonesia.

“Jadi semua keputusan bernegara ini ujung-ujungnya partai,” ujar Jimly di Gedung Pengayoman, Kemenkumham, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa, 24 Mei 2016.

Lalu mengapa partai politik tidak disukai oleh masyarakat ?

Karena selama ini, sejak era reformasi, masyarakat dipertontonkan adegan-adegan politik kekuasaan, dimana fokus utamanya adalah bagaimana mencapai kekuasaan dan materi semata. Politik kebangsaan hanya dijadikan slogan-slogan saat kampanye atau saat debat, tetapi kenyataannya benar-benar jauh dari prakteknya. Prinsip “Mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan kelompok” sudah ditinggalkan dengan pemilihan prinsip politik kekuasaan itu sendiri. Oleh karena itu, di forum ini, saya mohon perbaiki perilaku politik pada partai politik, sehingga kepercayaan masyarakat kita pada partai-partai politik di Indonesia bisa tumbuh lebih baik dan kita bisa berharap banyak dengan partai politik untuk dapat berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur.