Mengapa orang percaya dengan pseudosains?

main-qimg-d793ac397b717a5a89aeb3c7a8b4db64

Apakah kamu tahu bahwa ada informasi yang beredar terkait penggunaan thermo gun dapat menyebabkan kanker otak? Alasannya karena cara kerja thermo gun menggunakan laser yang biasa digunakan untuk kabel panas dan dapat menyebabkan radiasi yang merusak jaringan otak. Informasi yang tersebar melalui facebook dan grup whatsapp itu bahkan membuat segelintir orang menolak untuk diukur suhu tubuhnya menggunakan thermo gun hingga penggunaan thermo gun dilakukan di pergelangan tangan atau punggung tangan orang yang akan diukur. Padahal sebenarnya thermo gun hanya mengukur dengan pancaran radiasi sinar inframerah yang setiap saat pasti akan dipantulkan ke setiap benda yang ada di sekitar dan telah dipastikan keamanannya bagi kesehatan.

Tentunya berbagai informasi tentang thermo gun dapat menyebabkan kanker merupakan pseudosains. Tetapi mengapa banyak orang yang masih percaya dengan informasi-informasi tersebut?

5 Likes

Alasan seseorang mempercayai informasi yang sebenarnya merupakan pseudosains adalah karena persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang ditempuh seorang individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan atau menginterpretasikan sensasi yang dirasakan oleh indera seorang individu untuk memberikan makna bagi lingkungannya. Faktor dari terbentuknya persepsi sendiri adalah adalah sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan ekspektasi.

Ketika seseorang mempercayai pseudosains, maka hal itu dipengaruhi oleh kepentingannya yang bisa jadi sejalan dengan tujuan pseudosains tersebut. Selain itu juga ada kemungkinan bahwa orang tersebut memiliki ekspektasi terhadap suatu informasi sehingga mencari pembenaran terhadap apa yang ingin diyakininya dengan menggunakan pseudosains.

7 Likes

Menurut aku sih pseudosains ialah sebuah pengetahuan, metodologi, keyakinan, atau praktik yang diklaim sebagai ilmiah tetapi tidak mengikuti metode ilmiah secara teoritis nya dan orang bisa percaya pun dikarenakan adanya sebuah persepsi pada seseorang itu, dengan kata lain.

Persepsi adalah proses di mana individu mengatur, menafsirkan atau menafsirkan persepsi sensorik individu untuk memberi makna pada lingkungannya. Faktor pembentuk persepsi itu sendiri adalah sikap, motivasi, minat, pengalaman dan harapan. dalam hal ini bila mana seseorang percaya pada pseudosains, hal itu akan dipengaruhi oleh minatnya, yang mungkin sejalan dengan tujuan pseudosain.

Selain itu, orang tersebut mungkin juga memiliki ekspektasi terhadap informasi, sehingga ia akan berusaha membuktikan bahwa yang ingin diyakininya adalah benar dengan menggunakan pseudosains.

5 Likes

Orang mempercayai informasi yang beredar di media mungkin dikarenakan cara penyajian dan penyampaian media tersebut terlihat ilmiah dan berbobot. hal ini yang kemudian membuat orang secara umum lengah dan tidak melakukan kroscek pada informasi yang mereka baca. apalagi jika informasi-informasi ini datang dari beberapa media ternama, saya rasa akan semakin besar potensi terjadinya pdeidoscience

6 Likes

Orang percaya karna terlalu banyak informasi mengenai hal tersebut yang dekat dengan lingkungan mereka. Seperti facebook dan whatsapp, informasi tersebut beredar di social media yang sering mereka gunakan, sehingga lambat laun akan terbentuk persepsi di otak mereka bahwa apa yang dikatakan itu benar.

Semakin banyak orang yang percaya, semakin nyata bahwa informasi itu benar.

6 Likes

Pseudosains biasanya memberikan informasi yang berbeda dari pandangan ilmiah dan kurang jelas siapa yang ‘meneliti’ informasi tersebut. Selain itu, pseudosains juga memanfaatkan ketidaktahuan orang-orang akan sesuatu.

Ketidaktahuan ini tentu saja dapat menimbulkan rasa percaya orang-prang terhadap informasi yang diberikan. Hal ini disebut dengan Efek Dunning-Kruger, dimana ada kepercayaan yang timbul karena ketidaktahuan, semakin sedikit informasi yang diketahui seseorang, maka semakin kecil kemampuan orang tersebut untuk menyadari seberapa sedikitnya informasi/pengetahuan yang ia ketahui, sehingga tingkat kemungkinannya mengevaluasi kesalahan atau kekurangannya pun semakin kecil.

*correct me if im wrong, thanks

5 Likes

Saya sepakat dengan pendapat ini, dimana orang percaya dengan psedosains kebanyakan karena mereka tidak mengetahui banyak hal tentang apa yang sedang dibicarakannya, atau dengan kata lain “sok tau” (Efek Dunning-Kruger). Dan ini diperparah dengan kemampuan analisis orang-orang yang rendah, sehingga mudah percaya dengan hal-hal yang tidak berdasar sama sekali, terutama dilihat dari sisi ilmiah. Disinilah peran pendidikan menjadi besar, sehingga orang tidak mempercayai hal-hal yang bersifat irasional.

Hal ini diperparah dengan psikologis manusia yang tidak mau menerima kesalahan dalam keputusan yang diambil sebelumnya, Ini yang biasa disebut dengan sunk cost fallacy, dimana seseorang mempunyai “kepercayaan” bahwa investasi yang kita lakukan sebelumnya layak untuk mendapatkan investasi selanjutnya., dan begitu seterusnya.

Investasi disini tidak hanya sekedar uang saja, tetapi bisa juga waktu, energi, cinta bahkan kepercayaan maupun harga diri. Jadi orang yang awalnya percaya pada suatu psedusains, maka orang tersebut akan tetap berusaha “mati-matian” untuk mempertahankannya. Atau dengan kata lain, ketika mereka tidak lagi mempercayai kepercayaannya, maka mereka akan kehilangan harga dirinya.

Selain itu, dari sisi psikologis, ada fenomena yang disebut confirmation and selection bias, dimana ketika seseorang sudah mempercayai sesuatu, maka dia akan terus mencari “pembenaran” atas apa yang mereka percayai, dan akan menolak dan mengabaikan setiap hal, baik teori, fakta atau informasi apapun yang bertolak belakang dengan apa yang mereka percayai tersebut.

Baik sunk cost fallacy maupun confirmation and selection bias akan memperparah tingkat kepercayaan seseorang terhadap hal-hal yang bersifat psudosains, terutama psedusains yang bersifat sangat irasional.

Anda tidak akan menang berdebat dengan 1 orang bodoh, walaupun anda memiliki 100 fakta.
Tetapi 100 orang pintar akan dapat menerima argumentasi anda hanya dengan 1 fakta.

Saya juga sepakat dengan pendapat ini, dimana media berperan penting dalam memberikan informasi yang rasional untuk masyarakat, karena tidak semua lapisan masyarakat dapat melakukan analisis terkait dengan informasi-informasi yang didapatnya. Banyak yang beranggapan bahwa apa yang mereka dengan atau lihat adalah suatu kebenaran, tanpa pernah berpikir apakah hal tersebut benar atau tidak.

Kartun dibawah ini bisa menggambarkan fenomena betapa media dapat mempengaruhi kepercayaan pemirsanya.

Pseudosains

4 Likes

Sebetulnya pernyataan ini tidak sepenuhnya benar, karena bisa jadi orang-orang yang mempunyai kemampuan analisis yang bagus dan mempunyai jenjang pendidikan yang tinggi-pun masih terjebak dengan pseudosains.

Pernah ada kasus dimana seorang Professor percaya dengan kemampuan seseorang untuk dapat menggandakan uang, walaupun hal tersebut sangat-sangat irasional.

Kemungkinan terbesarnya adalah, Professor tersebut, untuk kasus tersebut, menutup kemampuan berpikirnya dan lebih menggunakan perasaannya untuk mempercayai apa yang memang ingin dipercayainya. Misalnya, karena dia ingin mendapatkan uang banyak (emosional), dan mendapatkan informasi tentang cara mudah mendapatkan uang, maka dengan dengan sangat mudahnya dia tertipu oleh orang lain.

Banyak sekali penipuan-penipuan model seperti ini terjadi di Indonesia, yaitu dengan cara “mempermainkan” perasaan emosional seseorang. Kalau di negara barat, dikenal dengan istilah mentalis, walaupun disana kebanyakan profesi ini dinikmati hanya sebatas hiburan saja.

image

Jadi terkait dengan mengapa orang percaya dengan pseudosains lebih condong pada seberapa besar seseorang menggunakan perasaannya dibandingkan akalnya. Semakin besar perasaan emosional seseorang yang berbicara, maka semakin besar pula kepercayaannya seseorang terhadap hal-hal yang bersifat pseudosains tersebut, misalnya kasus penggandaan uang tersebut.

3 Likes

Menurut saya adanya faktor lingkungan juga merupakan hal penting mengapa pseudoscience dapat terjadi. Orang orang banyak lebih memilih untuk mempercayai apa yang ada didekat mereka begitupun bagaimana bentuk penyampaian informasinya sangat mampu mempengaruhi perspektif orang.

1 Like

orang percaya dengan informasi-informasi tersebut, bisa saja dikarenakan pengirim informasi tersebut orang yang sudah dipercaya. dan pada dasarnya pseudosains adalah informasi yang telah diolah sedemikian rupa yang kalau dipikir hasilnya ‘ada benarnya juga’, padahal hal tersebut belum dan atau tidak dapat dipastikan dengan ilmu pasti kebenarannya.