Mengapa Orang-Orang Mau ke Psikolog Meski Mereka Tidak Gila?

gf

“Setiap orang pasti pernah merasakan ingin mati setidaknya sekali dalam hidup mereka”.
Anonymous

Ada yang bilang, semakin kita dewasa maka semakin banyak beban yang harus dipikirkan. Semua hal yang kita pikir baik-baik saja malah tiba-tiba jadi masalah besar.

Seperti keluarga yang ternyata sedang tidak baik-baik saja, tuntutan dari sana-sini, kehilangan seseorang atau bahkan krisis identitas yang rumit. Parahnya, tidak jarang orang mengalami
semua maslaah itu dalam waktu yang bersamaan.

Lama kelamaan hal ini akan menjadi gejala depresi yang menganggu kesehatan mental. Itu hal yang wajar dan umum karena berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, 16 juta penduduk Indonesia mengalami depresi karena masalah-masalah tersebut.

“Sudah usia 25 tahun kok masih stress mikirin hal seperti itu, kamu sudah dewasa harusnya sudah bisa menghadapinya sendiri.” Sayangnya itu adalah perkataan yang tidak tepat.

Beberapa orang telah mengalami masalah sejak ia kecil, karenanya ia telah terbiasa menjadi dewasa sejak lama. Tapi, beberapa sisanya ada yang baru mengalami masalah itu saat sudah dewasa jadi wajar jika ia kebingungan dan stress karena ia baru mengalaminya
untuk pertama kali. Menurut Journal of Counseling and Development, perkataan seperti itu termasuk jenis stigma yang bisa sangat menghambat kesehatan mental seseorang.

“Akan ada orang-orang baik disekitarmu, jiwa baik yang ingin membantu. Bahkan ketika tampaknya mustahil untuk mengeluarkan kesedihan dan keputusasaan (rasanya beban tidak bisa diatasi)tapi kita harus tetap melakukannya.”
Fearne Cotton, Presenter Televisi dan Radio

Beberapa orang memiliki keinginan untuk sembuh dan mempertahankan hidupnya yang damai sehingga mereka datang ke psikiater atau psikolog. Mereka bukan orang gila, sungguh. Mereka justru sedang berjuang untuk hidupnya. Bahkan hampir setiap dari kita pasti memiliki fase yang sama. Fase dimana semuanya memberat tapi tak ada seorangpun untuk meminta bantuan.

Bahkan Pegiat Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia juga telah mengingatkan bahwa setiap orang pasti berpotensi untuk mengidap gangguan bipolar. Dan bipolar selalu diawali dengan depresi ringan. Dari poin ini bukankah kelihatan bahwa orang yang dengan kesadarannya sendiri pergi ke psikolog adalah yang terbaik.

Mereka sadar kapan dan dimana untuk meminta tolong, dan sepenuhnya tahu bahwa mereka tidak memungkinkan untuk menghadapi semua masalahnya sendirian. Setidaknya dia punya tempat untuk mengeluh dan membicarakannya pada seseorang, sekali saja.

“….tapi saya ingin mengatakan ini : luangkan waktu untuk mengatur ulang diri, gunakan setiap hari, cari bantuan, dan jangan malu dengan ceritamu. It will inspire others.”
Naomi Campbell, Model

Jadi, jika ada teman atau orang sekitar kita yang ke psikolog jangan katakan bahwa mereka gila, keluarganya tak mampu memberikan dukungan atau sampai mengatakan bahwa mereka kena kutukan. Hal ini dikarenakan menurut artikel kesehatan di Halodoc, banyak sekali faktor tak terhindarkan yang bisa menyebabkan seseorang depresi seperti:

  1. Efek samping penyakit fisik yang kronis (kanker stadium akhir, leukimia dll), dan

  2. Kejadian traumatik (kekerasan, broken home, bullying)
    Kita harus menyadari bahwa tidak setiap orang terlahir dengan mental yang kuat dan orang-orang yang sangat mendukungnya.

“Jika kalian melihat seseorang yang terluka, jangan memalingkan muka. Dan jika Anda terluka, meskipun itu sulit, cobalah untuk menemukan keberanian dalam dirimu untuk
memberitahu seseorang dan berbagi.”
Lady Gaga, penyanyi, Grammy Awards 2019

Sebisa mungkin kita harus mendukung mereka. Sederhananya menurut artikel
kesehatan yang ditulis oleh MentalHealth, ada 5 tips yang bisa kita lakukan untuk mendukung mereka yang pergi ke psikolog:

  • Dengarkan apa yang ingin mereka ungkapkan, jangan buru-buru memberi penilaian terhadap apa yang telah ia lakukan. Kita bisa menjadi bahu untuk bersandar dan pelukan untuk menghibur. Berfokuslah dengan apa yang sangat mereka butuhkan saat ini.

  • Tawarkan bantuan pada mereka. Tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk meringankan beban mereka atau bahkan membantu mereka menyelesaikan sedikit demi
    sedikit masalahnya.

  • Dukung mereka untuk terus menghadiri pertemuan ke psikolog. Beri pengertian pada orang lain yang menganggapnya gila dan yakinkan padanya bahwa hidupnya akan lebih indah setelah menyelesaikan semua terapi. Bila perlu, kamu ikut mengantarkan ke psikolog dan membelikannya berbagai macam makanan enak. Tapi jangan menunjukkan wajah penuh simpati ya, hal itu bisa membuatnya merasa menjadi orang yang sangat sakit. Hanya berikan saja perhatian yang lebih besar.

  • Ingatkan mereka bahwa kalian ada disana untuk mendukung mereka sepenuhnya. Berikan pujian untuk apapun progres yang telah mereka buat dengan psikolognya karena tentu hal itu sangat sulit bagi mereka.

  • Mempelajari efek samping dari gejala yang ia alami untuk mengetahui seberapa ketat kamu harus terus bersamanya. Jika efek sampingnya adalah membuat kekacauan, maka bantu ia membereskannya. Jika efek sampingnya adalah selfharm, maka kamu bisa menenangkannya, menjauhkannya dari benda tajam dan selalu menyiapkan pertolongan
    pertama.

Dilain pihak, ada perkataan-perkataan yang tidak boleh kamu ucapkan pada mereka seperti:

  • “Kamu hanya perlu berdoa”. Ini tidak salah, tapi rasanya kurang tepat. Kamu hanya akan merendahkan mereka jika mengatakan hal tersebut karena seolah-olah mereka tidak pernah berdoa. Berdoa memang sangat perlu, tapi diluar itu kita juga diwajibkan berusaha.

  • “Kita semua gila dengan hidup kita.” Memang benar bahwa semua orang pernah mengalami fase seperti akan gila, tapi untuk kali ini berfokuslah pada ceritanya. Jangan meremehkan ceritanya hanya karena kamu merasa bahwa kamu pernah mengalami hal yang sama di masa lalu. Bagaimanapun setiap orang memiliki cara berfikir yang berbeda.

  • “Kamunya saja yang overthinking dan overreacting”. Ini adalah yang terburuk. Bisa saja apa yang mereka ceritakan dan jelaskan padamu hanyalah secuil dari masalah mereka. Bisa saja perasaan mereka jauh lebih kompleks dari apa yang mereka tunjukkan. Jadi jika memang sulit menemukan kata yang pas, lebih baik diam dan jadi pendengar yang selalu ada tiap kali dibutuhkan.

“Pada akhirnya, kamu tidak akan bahagia sampai kamu mencintai dirimu sendiri.”
Lady Gaga

Lalu jika suatu hari kamu sendiri merasa ada yang salah dengan dirimu, maka segeralah temui psikolog. Sungguh, itu bukan hal yang buruk, bukan hal yang memalukan.

Buat janji, hadiri pertemuan, duduk didepannya dan ceritakan semuanya. Apapun yang membuatmu tertekan, apapun yang membuatmu merasa kelelahan. Semuanya aman, ia punya
sumpah untuk merahasiakan ceritamu. Dilain pihak, ia juga akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan solusi yang tepat untukmu.

Penelitian pada tahun 2006 membuktikan bahwa 88% orang akan membaik setelah melakukan pertemuan konsultasi dengan psikolog.

Jadi lakukanlah, tidak ada yang salah dari minta bantuan, tidak ada yang salah jika pada akhirnya kita memang harus minta diselamatkan oleh seseorang. Itu sama sekali tidak memalukan. Justru itu adalah tanda bahwa kamu berani mempertahankan hidupmu dan berusaha sekuat tenaga untuk mencintai apa adanya dirimu. Dan itu bukan hal yang mudah, jadi wajar jika kamu meminta bantuan.

3 Likes