Mengapa Orang Kebanyakan Lebih Aktif di Malam Hari?

aktif di malam hari

Beberapa teman saya pribadi justru lebih aktif dimalam hari saat melakukan suatu kegiatan seperti ber-internet, berkumpul dan lain sebagainya. Disisi lainpun banyak orang juga umumnya melakukan hal serupa

Salah satu alasannya adalah karena faktor gaya hidup. Menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan.

Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam arti lain, gaya hidup dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya, tergantung pada bagaimana orang tersebut menjalaninya.

Terdapat informasi menarik terkait dengan gaya hidup mahasiswa jaman sekarang, menurut Prof. Masrukhi, yang dipublikasikan di Kompas tahun 2011, yang menyatakan bahwa 10% mahasiswa merupakan mahasiswa idealis sedangkan 90% merupakan mahasiswa hedonis.

Hal ini menunjukkan bahwa saat ini banyak mahasiswa yang lebih berorientasi pada gaya hidup dan menyatakan bahwa 90% mahasiswa merupakan mahasiswa rekreatif yang berorientasi pada gaya hidup glamour dan bersenang – senang.

Fenomena gaya hidup hedonis semakin marak dengan adanya tempat hiburan malam, dapat dilihat dari
banyaknya mahasiswa yang sering nongkrong di cafe dan bahkan clubbing pada malam hari. Mahasiswa mengunjungi tempat hiburan malam tersebut untuk bersenang-senang, sebagai sarana bersosialisasi mencari kenalan baru. Alasan yang dikemukakan mahasiswa untuk mengunjungi tempat hiburan malam, beberapa di antaranya yaitu ingin mencari kesenangan, menanggapnya sebagai gaya hidup modern, dan sebagai sarana untuk bersosialisasi mencari teman dan kenalan baru.

Gaya hidup hedonis ini menawarkan banyak kesenangan hidup sehingga mahasiswa melupakan tugas utamanya untuk belajar. Individu dengan gaya hidup hedonis cenderung memiliki nilai kenikmatan, harta benda, dan hiburan.

Gaya hidup hedonis mencakup nilai-nilai dan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan persetujuan sosial dan keintiman (Kunzman 2005:576).

Persetujuan sosial dan keintiman menurut Wijono (2010:40) merupakan bagian dari motif afiliasi. Penelitian Boyatzis menyatakan bahwa individu yang memiliki motif afiliasi yang tinggi selalu akan mengantisipasi perasaan dan pandangan orang lain. Individu akan berusaha mencoba mendapatkan penerimaan dan persetujuan dari orang lain.

McClelland mendefinisikan motif afiliasi sebagai keinginan untuk meluangkan waktu dalam aktivitas dan hubungan sosial.

Keinginan tersebut merupakan keinginan dasar untuk membentuk dan mempertahankan beberapa hubungan antar pribadi yang penting, positif dan bertahan lama. Individu yang mempunyai motif afiliasi yang tinggi menghabiskan lebih banyak waktunya untuk mempertahankan hubungan sosial, bergabung dengan kelompok-kelompok, dan selalu ingin dicintai.

Individu akan sangat memperhatikan hubungan interpersonal yang dimilikinya, individu ini tidak terlalu suka mengatur orang lain sebaliknya akan lebih banyak menuruti kelompok sosialnya demi menjaga hubungannya.

Hubungan sosial dianggap sangat penting untuk dijaga karena hubungan sosial yang dimiliki seorang remaja seringkali mempengaruhi pola perilaku yang dimiliki oleh remaja tersebut. Seseorang akan merasa senang, aman, dan berharga ketika dirinya diterima dan memperoleh tempat di dalam kelompok. Sebaliknya, akan merasa cemas, kurang berharga, atau cemas ketika dirinya tidak diterima atau disisihkan oleh kelompoknya.