Mengapa Orang Indonesia Jarang Menggunakan Jasa Arsitek Dalam Mendesain Hunian?

Mewujudkan hunian idaman yang indah dan nyaman adalah keinginan setiap orang, dan hal tersebut membutuhkan campur tangan profesional agar hasilnya sesuai ekspektasi dan meminimalisir kesalahan. Profesional di sini adalah desainer rumah atau arsitek yang memang ahli di bidang perancangan bangunan.

Menyewa jasa arsitek memang terbilang tidak murah, karena mereka menjual jasa dan karya seni yang keluar dari pemikiran para arsitek ini. Arsitek tak hanya selesai pada bangunan saja, tetapi juga detail-detail kecil rumah anda. Arsitek akan membantu untuk mewujudkan hunian idaman yang indah dan nyaman. Menyewa jasa arsitek tentunya akan menghemat waktu pembangunan. Akan tetapi mayoritas masyarakat di Indonesia masih minim sekali yang menggunakan jasa Arsitek ketika membangun hunian mereka. Arsitek di Indonesia hanya dianggap khusus bagi kalangan menengah ke atas, dengan budget pembangunan hingga milyaran. Padahal dalam faktanya sendiri saat ini sudah banyak konsultan Arsitektur khusus pembangunan hunian minimalis dan low budget.

Jadi bagaimana tanggapan kalian? Mengapa orang Indonesia masih jarang menggunakan jasa Arsitek dalam mendesain hunian mereka?

Mengapa orang Indonesia masih jarang menggunakan jasa Arsitek dalam mendesain hunian mereka? Ya karena masih ada anggapan bahwa jasa dari arsitek ini mahal, daripada digunakan untuk menyewa jasa arsitek yang biasa oleh orang-orang disebut tukang gambar lebih baik uang ini dialokasikan untuk kebutuhan pembangunan lain.

Di daerah yang bukan merupakan perkotaan, masyarakat juga lebih percaya kepada jasa dari seorang tukang yang sudah memiliki jam terbang yang banyak dalam membangun sebuah rumah. Karena biasanya, tukang-tukang ini juga bisa membuat gambaran rumah yang sesuai dengan apa yang diharapkan pemilik rumah ini.

Yah, meskipun tidak dipungkiri menggunakan jasa arsitek lebih terpecaya daripada tukang-tukang ini. Masyarakat juga menganggap tukang ini merupakan hasil yang relevan karena selain merancang desain mereka juga bisa sembari dengan membangun rumah tersebut.

menurut saya kenapa orang orang di Indonesia itu jarang menggunkan jasa arsitek khususnya untuk rumah rumah.

  1. banyak yang masih belum familiar dengan jasa arsitek
  2. stigma bahwa menggunakan jasa arsitek itu mahal, jadi enggan untuk mencari jasa arsitek walaupun saat ini sudah banyak yang menyediakan jasa low budget.
  3. kebanyakan orang membuat rumah itu sudah kenal dengan kata borongan atau tukang.

jadi itu lah kenapa masyarakat kita itu masih belum mengenal betul apa itu jasa arsitek. karena arsitek ini juga bukan hanya urusan estetika untuk keindahan rumah, namun menurut Vitruvius, Arsitek itu memiliki 3 prinsip, yaitu Firmitas (kekuatan), Utilitas (fungsi), dan Venustas (Keindahan). nah ketiga prinsip ini lah yang masih belum di ketahui oleh banyak orang. Mereka hanya menganggap bahwa arsitek itu cuma sekedar menyusuh agar bangunan terasa indah. dan lebih memilih pilihan yang lebih murah dibandingkan menggunakan jasa arsitek (yang dikatakan mereka cukup menguras kantong).

Banyak orang yang masih berpikiran bahwa menyewa jasa arsitek dapat mengeluarkan dana lebih karena pembayaran jasanya yang mahal dan mereka berpikir llebih baik dialokasikan saja ke kebutuhan yang lain seperti perabotan rumah atau bahan bangunan yang lain. Padahal faktanya dengan kita menyewa jasa arsitektur, mereka akan membuat design hunian kita dengan seefisien dan seoptimal mungkin. Mereka akan menimbang baik buruknya sebuah bentuk dan model bangunan sehingga apabila dihuni nantinya akan terasa nyaman dan melegakan. Selain itu peerhitungan dari seorang arsitek terhadap suatu design bangunan juga tak main-main, pasalnya dengan kita menyewa jasa arsitek untuk kedepannya kita bisa menghemat biaya pemeliharaan bangunan tersebut, karena memang dari awal seorang arsitek akan men-design suatu model bangunan dengan cara yang efisien dan optimal.

karena mindset orang indonesia masih berpikiran bahwa memakai jasa arsitek itu akan lebih banyak keluar duit atau lebih mahal daripada menggunakan jasa tukang atau pemborong. Ya memang meskipun pada faktanya jasa arsitek itu mahal, tapi yang bikin orang-orang indonesia enggan menggunakan jasanya karena ketika mendengar kata “arsitek” saja yang ada dipikirannya adalah hal-hal yang “highclass” selalu terkait dengan ornamen bangunan yang mahal, padahal tidak demikian.
Kita bisa membangun rumah tanpa bantuan jasa arsitek, asalkan si tukang paham tentang mengenai sirkulasi ideal, studi prabot, memperhatikan bagaimana sirkulasi udara mampu membuat semua ruangan tetap segar, juga penetrasi cahaya yang sesuai dapat masuk dalam semua ruangan sesuai dengan kebutuhan tanpa membuat rumah terasa seperti oven ketika panas. Itu baru sebagian kecil ilmu dasar yang harus di kuasai seorang arsitek, belum lagi penataan bentuk, estetika ruang luar maupun ruang dalam, elektrikal dasar, pencahayaan buatan, penghawaan buatan dan banyak lagi yang bagi seorang arsitek merupakan sesuatu yang dasar sekali bahkan ketika tidur di tanyain, mereka harus bisa langsung menjawab jika ditanyain persoalan-persoalan dasar di atas.
Jadi arsitek itu memang mahal, tapi ilmunya yang mahal, mereka “menjual ilmu”, ilmu mereka yang diperoleh kuliah 4 tahun, 1 tahun profesional tuh ngga murah dan ngga gampang, proses pembuatan desain 1 rumah juga bukan asal liat gambar langsung aduk material, tapi mereka perlu melakukan brainstorming dulu, baru dibuat ke AutoCad, didesain 3D, baru ke photoshop, baru nanti dibuat RAB nya.
Sayangnya masyarakat indonesia kurang memahami alasan dibalik “mengapa jasa arsitek mahal” andai mereka paham, harga mahal yang mereka keluarkan akan setara dengan hasil bangunan yang diharpakan.

Mengapa Orang Indonesia Jarang Menggunakan Jasa Arsitek Dalam Mendesain Hunian?

Alasan pertama. Saya setuju dengan pendapat ini. Stigma di masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah, menganggap bahwa jasa arsitek lebih dibutuhkan oleh masyarakat golongan atas.

Alasan kedua. Waktu. Orang Indonesia, terutama di daerah-daerah, cenderung merencanakan pembangunan rumah dalam waktu yang relatif singkat. Mereka seolah-olah membutuhkan bangunan itu selesai segera sehingga jasa tukang dan bantuan dari masyarakat (Jawa: soyo) itu lebih diandalkan.

Alasan ketiga. Faktor sosial. Karena terlanjur mencirikan bahwa arsitek itu mahal, akhirnya tidak muncul pemikiran untuk mencoba menggunakan jasa arsitek. Hal ini biasanya didukung oleh para tetua di kampung bahwa katanya lebih baik memanfaatkan bantuan dari tetangga untuk pembangunan, lumayan mengurangi hajat.

Dan saya yakin masih banyak pertimbangan-pertimbangan lainnya sehingga orang segan untuk menggunakan jasa arsitek.