Mengapa Orang Cenderung Memiliki Persepsi Negatif Pada Diri Sendiri?

Coba Ceritakan Kelebihan Kamu?!

image

Pernah gak Youdics merasa bingung ketika diberi pertanyaan ini oleh HRD, atau saat seleksi organisasi. Seketika nge-blank ga tau mau ngomong apa, kita merasa bahwa yang ada pada diri kita ini mayoritas isinya adalah sisi negatif (kekurangan) dan kita tidak cukup percaya diri untuk memberi tahu kepada mereka apakah ada sisi positif (kelebihan) yang kita miliki.

Menurut Youdics, Kenapa ya hal ini bisa terjadi? Mengapa ada orang cenderung mempersepsikan dirinya memiliki sisi negatif yang lebih menonjol dibandingkan sisi positifnya?

Memiliki Negative thinking atau pikian negatif itu memang tidak enak, pasti bikin aktivitas sehari-hari jadi keganggu, dan bikin kita nggak fokus sama hal-hal positif yang sebenarnya banyak di sekeliling kita.

Psikolog Alfath Hanifah Megawati, M. Psi menjelaskan, ada beberapa alasan psikologis kenapa seseorang cenderung sering berpikir negatif bahkan sama diri sendiri.

  • Pengaruh Lingkungan . kecenderungan berpikiran negatif tentang diri sendiri ataupun hal di sekitarnya merupakan bahasa yang dipelajari dari lingkungan terdekat. Artinya, jika seseorang tumbuh dalam lingkungan yang mudah untuk mengkritik atau merendahkan orang lain, maka ia cenderung akan melihat hal di sekitarnya dengan cara yang demikian.
  • Pelampiasan Emosi. Kita tentu tidak dapat mengontrol sesuatu di luar diri kita. Sebaliknya, kita lebih punya kuasa terhadap diri kita sendiri. Hal inilah yang menjadikan diri kita sebagai objek yang paling mungkin untuk disalahkan atas ketidaknyamanan yang kita rasakan. Inilah yang membuat kita sering berpikir negatif tentang diri sendiri.

Sebetulnya, pikiran negatif ini juga ada pentingnya lho buat diri kita. Pikiran negatif ini adalah sinyal agar kita mulai menyadari kondisi diri, sehingga kita dapat mengevaluasi diri sendiri. Jika pikiran negatif dimaknai dengan baik dan dikendalikan ke dalam porsi yang cukup, pikiran ini sebenarnya membantu kita untuk meningkatkan diri ke arah yang lebih baik.

Menurut saya, semua orang pasti memiliki persepsi negatif pada dirinya sendiri. Adanya persepsi negatif pada diri sendiri kerap kali muncul ketika kita selalu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Entah itu orang dengan kemampuan diatas kita, orang dengan prestasi yang lebih dari kita atau dengan orang yang memiliki jabatan yang lebih dari kita. Persepsi-persepsi seperti ini selalu ada didalam diri dan terbayang-bayang didalam pikiran kita sendiri dan membuat diri kita merasa bertanya-tanya pada diri sendiri yang menyebabkan persepsi-persepsi tersebut muncul. Dari pemikiran lah seharusnya kita lebih bersyukur atas apa yang telah kita raih dan terus memberikan semangat untuk diri sendiri. Sebab tidak semua orang mampu dan paham apa yang sebenarnya diinginkan oleh dirinya sendiri. Maka mulailah dari sekarang untuk tidak menghakimi diri sendiri, apalagi harus memaksa diri untuk mencapai bahkan mengikuti orang lain yang sebenarnya semua itu tidak perlu. Karena didalam diri manusia sendiri, manusia ingin dianggap dan diakui bahwa saya, kita bahkan kamu itu juga bisa. Hanya saja, mungkin dengan cara yang berbeda-beda tidak harus dengan standart orang lain.

Menurut saya, karena ketidakmampuan kita untuk memahami kelebihan itu sendiri. Kita justru sangat cepat merespon apapun yang menjadi kekurangan, namun tidak sama sekali memberikan apresiasi untuk kelebihan yang kita miliki. Ketidakseimbangan ini yang akhirnya memicu pemikiran bahwa kita tidak memiliki kelebihan apapun. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah diri kita sendiri yang tidak mengakui kelebihan tersebut.

Hal ini bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya adalah anggapan bahwa kelebihan yang kita miliki itu pasti bisa dilakukan oleh semua orang sehingga tidak bisa dijadikan sebagai sesuatu yang istimewa dan pembeda antar individu. Selain itu, respon dari lingkungan yang menuntut sesuatu yang beda terkadang semakin melemahkan kepercayaan diri seseorang. Juga pencapaian-pencapaian orang lain yang mendorong kita untuk membandingkan diri sendiri dengan mengikuti gaya sempurna versi mereka.

menurut saya hal itu terjadi bisa karena faktor internal (dirinya sendiri) maupun eksternal (orang lain).

  1. faktor internal, karena hanya kita sendiri yang paling mengetahui apa kekurangan yang ada di dalam diri kita. contoh, jika jerawatan dan ada bekas jerawatnya ternyata orang lain belum tentu memusingkan bahkan notice akan hal tersebut, tetapi kita tau letaknya dan merasa itu mengganggu, Satu hal yang bisa mengatasi itu menurut saya adalah dengan belajar menerima kekurangan diri sendiri, seperti misalnya jerawatan karena hormon PMS yasudah lalu mau bagaimana? ya diobati berusaha menggunakan skincare untuk meredakan jerawatnya dan memudarkan bekasnya.

  2. faktor eksternal, terkadang kita tidak sadar telah mengeluarkan ucapan yang menyakitkan untuk orang lain dan hal tersebut bisa saja terekam di dalam otaknya sehingga ia menjadi berpikiran buruk terhadap dirinya. Misalnya seseorang yang gemuk dan mendapatkan olokan “ibu hamil” menurut saya itu menyakitkan karena yang pertama apakah semua orang yang gemuk itu berarti hamil? tentu saja tidak. dan yang kedua apakah salah jika seorang ibu hamil menjadi gemuk? tidak juga, lantas mengapa harus disama-samakan?

seringkali perkataan seperti itu yang mungkin saja niat dan tujuannya adalah bercanda malah membuat seseorang memiliki pemikiran “apa aku gemuk banget ya?” “bahkan aku lihat ibu hamil tidak segendut aku” dan terus tertanam di dalam otaknya dan menjadi pemikiran yang tidak kunjung berakhir.

menurut saya hal yang harus dilakukan adalah menerima bentuk tubuh kita apa adanya, dan lebih memikirkan fungsionalnya. selain itu juga tentu saja berpikir positif itu penting, karena tidak ada manusia yang 100% sempurna, kita hanya berusaha untuk menjadi sempurna dengan menutupi kekurangan-kekurangan yang kita miliki melalui kelebihan kita sendiri.