Mengapa Nyamuk menghisap Darah?

nyamuk

Nyamuk punya masa hidup rata-rata satu minggu saja dan sangat produktif berkembang biak. Untuk memproduksi telur-telurnya, nyamuk memerlukan zat-zat esensial yang terkandung dalam darah.

Zat-zat seperti asam amino sampai kolestrol yang mereka perlukan itu hanya bisa didapatkan dalam darah, baik itu darah hewan maupun manusia. Sekali hisap nyamuk bisa memperoleh sekitar 3 miligram sel darah. Sesudahnya, si nyamuk selalu meninggalkan enzim yang membuat kita gatal-gatal itu.

Menariknya, karena dibutuhkan untuk memproduksi telur, jadi hanya nyamuk betina saja yang punya ritual menghisap darah ini. Bagaimana dengan nyamuk jantan? Mereka tidak menghisap darah, mereka hidup cukup dengan menghisap nektar dan sari tumbuhan lain seperti buah-buahan.

Menurut penelitian terbaru dari University of Queensland, Australia. Ditemukan kecenderungan bahwa jenis nyamuk tertentu telah terinfeksi bakteri bernama Wolbachia.

Jenis nyamuk ini baru bisa memproduksi telur setelah menghisap darah manusia. Darah hewan seperti tikus, domba, babi, dan ayam tidak cukup lagi untuk mereka.

Jenis nyamuk itu termasuk yang berpotensi menularkan virus jahat ke tubuh manusia, contohnya Aedes aegypti, si biangnya demam berdarah.

Sumber:
sains.me

Pada dasarnya nyamuk jantan dan betina memakan cairan nektar bunga sebagai sumber makanan, akan tetapi nyamuk betina juga menghisap darah manusia atau hewan demi kelangsungan spesiesnya. Nyamuk betina menghisap darah bukan untuk mendapatkan makanan melainkan untuk mendapatkan protein yang terdapat dalam darah sebagai nutrisi untuk pematangan telurnya (Silva, 2003).

Pada nyamuk betina, mulutnya berupa probosis panjang yang berfungsi untuk menembus kulit dan menghisap darah. Sedangkan pada nyamuk jantan, probosisnya berfungsi sebagai pengisap sari bunga atau tumbuhan yang mengandung gula merah (zat nektar).

Siklus hidup nyamuk terdiri dari empat stadium, yaitu :

  1. Telur
  2. Larva
  3. Pupa
  4. Dewasa.

Stadium telur hingga pupa berada di lingkungan air, sedangkan stadium dewasa berada di lingkungan udara. Dalam kondisi lingkungan yang optimum, seluruh siklus hidup ditempuh dalam waktu sekitar 7-9 hari, dengan perincian 1-2 hari stadium telur, 3-4 hari stadium larva, 2 hari stadium pupa (Silva, 2003).

Siklus gonotropik dimulai sejak menghisap darah untuk perkembangan telur hingga meletakkan telur di tempat perindukan. Siklus gonotropik adalah siklus reproduksi dari menghisap darah, mencerna darah, pematangan telur dan perilaku bertelur.