Mengapa Mata harus selalu berkedip?

berkedip

Mengapa mata kita harus terus berkedip? Jawaban singkatnya adalah, hal tersebut berfungsi untuk meratakan air mata yang kaya oksigen ke seluruh permukaan mata. Untuk apa? tentu saja untuk menghalau kotoran yang ada di bola mata terutama bagian kornea (lapisan terluar pada mata bagian depan). Selain itu, bagian ini akan mengalami iritasi apabila kering. Kalau tidak percaya, coba saja tahan kelopak mata kamu agar tetap terbuka selama beberapa menit, terasa pedih bukan?

Frekuensi seseorang berkedip juga bervariasi, sebagian besar dipengaruhi oleh usia. Kelenjar air mata pada orang lebih tua akan berkurang kinerjanya, sehingga bola mata menjadi lebih cepat kering. Akibatnya, mereka berkedip dengan lebih sering. Sebaliknya, bayi berkedip lebih jarang karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur, sehingga kondisi kelembaban bola mata tetap terjaga.

Ada beberapa fakta menarik tentang kedipan mata kita. Diantaranya adalah, dalam kondisi berkonsentrasi pada sesuatu, kelopak mata kita bisa “lupa” untuk berkedip. Misalnya ketika sedang bermain game atau bekerja di depan layar monitor. Akibatnya, mata menjadi lebih mudah mengalami iritasi dan terasa pedih.

Mengedip berperan dalam produksi, distribusi dan drainase air mata (Palakuru et al, 2007). Berbagai macam teori mengenai mekanisme distribusi air mata (AAO, 2007). Menurut teori Doane (1980), setiap berkedip, palpebra menutup mirip retsleting dan menyebarkan air mata mulai dari lateral. Air mata yang berlebih memenuhi sakus konjungtiva kemudian bergerak ke medial untuk memasuki sistem ekskresi (Kanski et al, 2011; Sullivan et al, 2004). Sewaktu kelopak mata mulai membuka, aparatus ekskretori sudah terisi air mata dari kedipan mata sebelumnya. Saat kelopak mata atas turun, punkta akan ikut menyempit dan oklusi punkta akan terjadi setelah kelopak mata atas telah turun setengah bagian. Kontraksi otot orbikularis okuli untuk menutup sempurna kelopak mata akan menimbulkan tekanan menekan dan mendorong seluruh air mata melewati kanalikuli, sakus lakrimalis, duktus nasolakrimalis dan meatus inferior. Kanalikuli akan memendek dan menyempit serta sakus lakrimalis dan duktus nasolakrimalis akan tampak seperti memeras. Kemudian setelah dua per tiga bagian kelopak mata akan berangsur-angsur terbuka, punkta yang teroklusi akan melebar. Fase pengisian akan berlangsung sampai kelopak mata terbuka seluruhnya dan siklus terulang kembali (Doane, 1980). TF dibentuk kembali dari kedipan mata setiap 3-6 detik. Saat kelopak mata terbuka, lapisan lemak ikut terangkat.

Delapan puluh persen dari mata berkedip secara sempurna, delapan belas persen berkedip secara inkomplit dan dua persen twitch. Bila ditinjau berdasarkan rangsang berkedip, berkedip terdiri dari tiga kategori, yaitu (Acosta et al, 1999; Pepose et al, 1992; Delgado et al, 2003) :

  1. Berkedip involunter yaitu berkedip secara spontan, tanpa stimulus dengan generator kedipan di otak yang belum diketahui secara jelas.

  2. Berkedip volunter yaitu secara sadar membuka dan menutup kelopak mata. Refleks berkedip adalah berkedip yang dirangang bila ada stimulus eksternal melalui nervus trigeminus dan nervus fasialis.

  3. Berkedip melibatkan dua otot yaitu muskulus levator palpebra superior dan muskulus orbikularis okuli (AAO, 2007). Aktivitas berkedip melibatkan nukleus kaudatus (Mazzone et al, 2010) dan girus presentralis media (Kato et al, 2003), dan inhibisi berkedip melibatkan korteks frontal (Stuss et al, 1999; Mazzone et al, 2010).

2 Likes