Mengapa manajer produk perlu memastikan bahwa anggota timnya ikut merasa 'memiliki' produk yang sedang dibangun?

tim pengembang produk

Seperti yang kita tahu, untuk merencanakan dan membuat sebuah produk, manajer produk memerlukan tim, dimana anggota-anggota tim tersebut yang membantu manajer produk untuk mewujudkan ide-ide produk baru bagi perusahaan/organisasi. Tentunya manajer produk akan memilih anggota tim yang mumpuni, seperti memiliki skill yang baik, dan lain sebagainya. Namun, apakah seorang manajer produk perlu memastikan bahwa anggota-anggota timnya ikut merasa ‘memiliki’ produk yang sedang dibangun–tidak hanya bekerja karena “kewajiban” saja? Jika perlu, mengapa demikian?

Menurut saya, ya. Manajer produk perlu untuk memastikan agar timnya merasa ikut ‘memiliki’ dan bertanggungjawab atas produk yang sedang dibangun. Alasannya, adalah karena Anda–sebagai manajer produk–dan tim Anda, berperan sebagai inventor, yang bertugas memunculkan ide-ide produk yang sekiranya dapat menambah nilai tertentu untuk organisasi/perusahaan Anda, dan untuk pelanggan Anda.

Nah, Anda sebagai produk manajer, istilahnya harus dapat mencetuskan atau merancang ide-ide baru setiap harinya, dimana sebagai individu, pasti ada saat dimana Anda memiliki creative block. Disinilah masuk salah satu peran dari tim yang Anda bangun, yaitu membantu menuangkan pikirannya untuk mencari solusi atau ide baru dalam mengembangkan suatu produk. Jika anggota-anggota Anda tidak merasa bertanggungjawab atau memiliki produk tersebut, yang dapat terjadi adalah mereka hanya merasa sebagai “bawahan”, yang hanya bertugas menyelesaikan apapun yang diperintahkan oleh Anda, asal produk tersebut jadi, mereka menerima upah mereka, dan selesai. Diskusi terkait ide-ide kreatif bisa jadi berkurang, sehingga dapat memengaruhi kepuasan pengguna atau pelanggan saat produk tersebut akhirnya diluncurkan, dan akhirnya akan berimbas lagi pada nilai yang diberi untuk perusahaan/organisasi tersebut.

Itulah mengapa menurut saya, manajer produk perlu untuk memastikan anggota timnya merasa ikut bertanggungjawab dan memiliki produk tersebut. Maka dari itu, manajer produk harus memiliki soft skill yang baik agar dapat mengatasi hal-hal yang terlihat remeh namun dampaknya pada perusahaan/organisasi besar seperti ini.