Mengapa liken dapat menjadi indikator pencemaran udara?

lichen

Liken adalah asosiasi simbiotik dari fungi yaitu Ascomycetes, dan terkadang berasal dari Basidiomycetes atau Phycomycetes dan alga yaitu Cyanobacteriae atau Chlorophyceae. Alga merupakan bagian yang mengandung nutrisi yang memuat krolofil, sementara fungi berfungsi memberikan alga air dan mineral (Bordeaux, 2015).

1 Like

Liken sebagai bioindikator pencemaran udara


Liken sudah diketahui secara luas sebagai salah satu bioindikator untuk pencemaran udara. Liken adalah tumbuhan epifit yang tinggal di permukaan batu, tanah dan beberapa substrat lainnya. Liken sangat bergantung pada kondisi atmosfer dalam perkembangannya. Polutan di udara yang terlarut di atmosfer mampu merusak Liken. Liken sangat sensitif terhadap pencemaran udara (Kansri Boonpragob, 2003).

Beberapa tumbuhan dapat memberikan respon yang kurang baik terhadap adanya pencemaran di udara misalnya lumut kerak. Lumut kerak dapat digunakan sebagai bioindikator adanya pencemaran udara karena mudah menyerap zat-zat kimia yang ada di udara dan dari air hujan. Talus lumut kerak tidak memiliki kutikula sehingga mendukung lumut kerak dalam menyerap semua unsur senyawa di udara termasuk SO2 yang akan diakumulasikan dalam talusnya (Hadiyati, Setyawati, & Mukarlina, 2013). Kemampuan tersebut yang menjadi dasar penggunaan lumut kerak untuk pemantauan pencemaran udara. Selanjutnya, lumut kerak adalah spesies indikator terbaik yang menyerap sejumlah besar kimia dari air hujan dan polusi udara (Yunita Hardini, 2010). Adanya kemampuan ini menjadikan lumut kerak sebagai bioindikator yang baik untuk melihat adanya suatu kondisi udara pada suatu daerah yang tercemar atau sebaliknya.

Lumut kerak sangat berguna dalam menunjukkan beban polusi yang terjadi dalam waktu yang lama. Untuk melihat apakah udara pada suatu daerah telah tercemar atau tidak, dapat di lihat dari pertumbuhan lumut kerak yang menempel di pohon- pohon atau batu. Lumut kerak yang berada pada suatu daerah yang telah tercemar akan menunjukkan respon pertumbuhan yang kurang baik dibandingkan dengan lumut kerak yang tumbuh subur di daerah yang tidak tercemar.

Pertumbuhan dan kesuburan lumut kerak kurang baik bila daerahnya telah mengalami perubahan kondisi lingkungan akibat pencemaran udara, yang secara langsung atau tidak langsung, dapat menyebabkan beberapa hal yang dapat menghambat pertumbuhan atau keberadaan suatu jenis lumut kerak (Yunita Hardini, 2010).

Liken merupakan salah satu organisme yang memiliki potensi sebagai bioindikator (Usuli, Uno, & Baderan). Hal ini disebabkan secara morfologi thalus Liken tidak memiliki kutikula. Tidak memiliki klorofil karena Liken merupakan asosiasi antara alga dan jamur atau jika ada pun jumlahnya sangat rendah. Kondisi organisme seperti ini yaitu akumulasi klorofil rendah, tidak memiliki kutikula, mengabsorbsi air dan nutrien secara langsung dari udara dan dapat mengakumulasi berbagai material tanpa seleksi serta bahan yang terakumulasi tidak akan terekskresi lagi (Usuli, Uno, & Baderan).

Adanya kuantitasi jumlah polutan di udara menyebabkan terhambatnya pertumbuhan lumut kerak dan penurunan jumlah jenis (Treshow & Anderson, 1989). Sehingga jika di suatu wilayah dengan tingkat polutan tinggi atau kualitas udara rendah maka keragaman Liken menjadi sangat rendah dan tidak bervariasi. Kandungan senyawa yang terdapat pada polutan khususnya yang terdapat pada zat – zat emisi kendaraan.

Beberapa jenis Liken diketahui sering berada di wilayah yang tercemar ringan misalnya Parmotrema austrosinensis.

2 Likes