Mengapa lagu metal identik dengan kekerasan?

Jika Anda pernah mendengar musik-musik keras seperti metal mungkin Anda akan beranggapan musik tersebut mengandung lirik-lirik yang berisi kebencian dan kekerasan. Padahal yang saya tahu tidak selalu begitu. Menurut sobat Dictio mengapa orang memiliki pandangan seperti itu pada musik metal?

Kalau menurut saya hal tersebut dikarenakan warna musik metal yang terdengar keras dan kasar. Disamping itu biasanya lagu metal ada teriakan scream yang memberikan kesan sedang marah-marah. Siapa sih yang tidak beranggapan kasar jika ada yang teriak-teriak? Padahal banyak sekali lagu-lagu metal diluar sana yang bercerita tentang perdamaian ataupun menceritakan kegalauannya. Balik lagi bahwa metal hanyalah genre atau bisa dibilang cara pembawaan sebuah lagu.

Menurut Katrina McFerran, dari Melbourne university Australia, yang melakukan penelitian selama lima tahun mengenai pengaruh musik dan lagu pada kondisi remaja, menemukan bahwa musik dan lagu-lagu metal menyebabkan gangguan mental pada remaja usia 13-18 tahun. Ia mengatakan “Kebanyakan remaja mendengarkan lagu untuk tujuan positif, seperti memperbaiki mood atau menambah energi saat berolahraga. Tetapi, remaja yang beresiko depresi cenderung mendengarkan lagu, terutama lagu-lagu metal untuk tujuan negatif,” kata McFFerran.

Ia menambahkan, pengaruh lagu-lagu yang bergenre rap, rock, atau pop terhadap kondisi mental remaja ternyata berbeda dengan musik metal. ‟Remaja mendengarkan lagu metal karena itu menjadi pelarian dari realitas. Mereka juga menemukan lagu-lagu itu merefleksikan penderitaan mereka sehingga mereka tidak merasa kesepian lagi,‟ katanya. Kendati begitu, ada juga remaja yang mengatakan mood mereka justru membaik setelah mendengarkan lagu metal. Penelitian terbaru yang dilansir oleh Sciencedaily menyebutkan, bahwa penggemar lagu metal ternyata lebih pandai meredam emosi negatif, lebih ekspresif dan lebih bisa meluapkan kemarahannya.

Dalam penelitian yang melibatkan 1.057 murid dari usia 11-18 tahun dari sekolah National Academy di Amerika, diteliti hubungan semua responden dengan keluarga, perilaku disekolah, bagaimana mereka menghabiskan waktu santai dan musik yang mereka konsumsi. Sebagian besar murid mengatakan mereka tidak mempertimbangkan untuk menjadi penganut Metal sejati tapi musik metal memahami aspek spesifik kebudayaan pemuda saat ini. Dengan menggunakan musik yang keras dan agresif, mereka bisa keluar dan lepas dari rasa frustasi dan kemarahan. Di sini berhasil dibuktikan bahwa musik metal atau cadas juga bisa meredam situasi hati atau mood yang sedang buruk. Menurut Stuart Cadwallader, banyak musisi metal yang juga memiliki tingkat intelejensi tinggi seperti vokalis Iron Maiden, Bruce Dickinson, yang selain musisi juga berprofesi sebagai Novelis dan pilot penerbangan komersial.

Lagu sendiri merupakan seni yang melukiskan pemikiran dan perasaan manusia yang menggunakan komposisi suara untuk mengungkap perasaan batinnya dan menyampaikan pesan atau mengkomunikasikan isi hatinya yang dibalut dengan nada dan lirik untuk mempengaruhi hati dan pikiran pendengarnya agar setuju dan ikut hanyut dalam apa yang disampaikan oleh si pencipta lagu tersebut. Dimana komunikasi memiliki tujuan yaitu untuk mengubah sikap, opini, mengubah perilaku dan mengubah masyarakat.

Komunikasi memiliki fungsi antara lain yaitu menginformasikan, mendidik, menghibur dan mempengaruhi, dimana psikologi menyebut komunikasi pada penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak dimulai kepada organ-organ penginderaan berupa data. Stimuli berbentuk orang, pesan, suara, warna dan segala hal yang dapat mempengaruhi. Lagu Metal merupakan jenis lagu yang dinyanyikan dengan teknik yang berbeda, dengan suara yang parau, disertai dengan teriakan baik teknik scream atupun growl serta lirik yang dinyanyikan pun sangat mendalam,disertai lirik yang disampaikan menggunakan kata-kata kasar dan tidak lazim seperti menghina, memaki dan bertema tentang kebencian, kemarahan, kekesalan terhadap sesuatu, lirik yang bertema tentang perang, kritik politik, kritik sosial, adapun yang bertemakan religi. Dimana sebuah lagu sebagai bentuk interaksi atau komunikasi antara si penyanyi dengan pendengarnya melalui lirik yang disampaikan dan didalamnya terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh penyanyi tersebut kepada pendengar.

Dalam pendekatan efek komunikasi menurut Rochajat Harum dan Elvinaro Ardianto ada tiga efek komunikasi yaitu kognitif, afektif dan konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran dan tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap. Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat melakukan sesuatu menurut cara tertentu. Seperti halnya lagu metal sebagai bentuk komunikasi atau interaksi yang juga menggunakan pendekatan efek komunikasi untuk dapat memberi efek pada komunikan atau pendengarnya.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni tingkat perhatian dan pemahaman tentang lagu metal yang mayoritas memahami isinya, kemudian meliputi efak konatif yakni mengenai perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu cenderung sangat rendah. Sesuai dengan teori yang semula berasal dari psikologi dan kemudian menjadi teori komunikasi S- O-R (Stimulus-Organism-Response) menurut stimulus respon ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak.

Dengan demikian efek baik buruk dari sebuah lagu kembali lagi kepada komunikan yang menangkap pesannya. Meksipun pada lagu-lagu metal terdapat lirik atau pesan yang disampaikan menggunakan kata-kata kasar seperti memaki, menghina, mencaci dan bertemakan kekerasan, kebencian, kematian, kritik sosial dan politik, yang identik dengan perilaku agresif seperti menentang, marah, memberontak, memaki secra verbal dan secara fisik seperti menyerang dengan cara memukul, menendang dan menyakiti orang lain namun dari penelitian didapatkan bahwa hubungan keduanya tidak signifikan dan sangat bergantung pada komunikan yang mendengarkan lagu tersebut sebagai subjek.