Secara administrasi pemerintahan, kawasan cagar alam ini terletak Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.
Keadaan topografi secara umum adalah hamparan hutan pantai dan hutan mangrove yang relative datar dengan ketinggian tempat 0 – 5 meter dari permukaan laut.
Penangkaran tukik atau anak penyu di Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing, Kalimantan Barat sangat memprihatinkan. Pengelolaan yang tidak sesuai dengan kaidah konservasi mengakibatkan setiap hari sebagian besar tukik mati.
Dari 25 telur yang ditangkarkan, paling-paling hanya dua butir yang menetas. Itu pun belum tentu bisa bertahan selama pembesaran. Padahal, tiap hari diberi pakan dua kali dan airnya diganti.
Turtle Monitoring Officer WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat menilai, lokasi tempat penetasan telur yang jauh dari tepi pantai turut mempengaruhi kegagalan penetasan telur penyu.
Di lokasi itu kemungkinan besar terdapat banyak bakteri yang bisa membusukkan telur penyu. Selain itu, suhu di sana juga diperkirakan tidak memenuhi standar ideal penetasan telur penyu yang berkisar 20 derajat hingga 30 derajat sehingga banyak embrio penyu yang mati.