Mengapa Komunikasi Menjadi Hal yang Penting dalam Sebuah Hubungan?

komunikasi dalam percintaan

Komunikasi biasanya dapat terjadi kepada kedua belah pihak. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi yang lancar akan membuat sebuah hubungan akan baik-baik saja. Namun, jika tidak lancar maka bisa jadi akan menimbulkan banyak perbedaan pendapat bahkan sampai bertengkar. Mengapa komunikasi menjadi masalah utama dalam suatu hubungan ?

Virginia Satir dalam Pearson (1983) mengemukakan empat hal penting yang menggambarkan ciri-ciri dari komunikasi, yaitu:

  1. Sharing The Self (Membuka Diri)

Keterbukaan diri terutama sangat penting dalam komunikasi intim. Biasanya individu melakukan komunikasi intim melalui keterbukaan diri karena hal ini menjadi sesuatu yang inti dalam perkembangan sebuah hubungan. Keterbukaan diri ini cenderung menjadi lebih terbuka, personal dan langsung bersamaan dengan perkembangan hubungan tersebut. Dalam hubungan timbal-balik yang intim, dimana individu mengekspresikan cinta pada pasangannya, akan terjadi keterbukaan diri yang mendalam daripada dalam hubungan timbal-balik yang hanya mengekspresikan rasa suka mereka.

  1. Affirming The Other (Mengakui Orang Lain)

Affirming berarti mengatakan sesuatu secara positif atau dengan yakin. Apabila kita menyetujui seseorang berarti pula kita menilai mereka sebagai manusia. Sebagai akibatnya adalah kita mengakui mereka sebagai sebuah pribadi yang unik dan pentingnya peranan orang lain. Kemampuan untuk mendengar dan berempati merupakan kemampuan yang penting dalam komunikasi interpersonal dan menjadi dasar untuk menerima orang lain. Kemampuan untuk mendengar dengan baik akan menyebabkan kita dapat menangkap pesan-pesan yang tersembunyi dari orang tersebut. kemampuan berempati yang berarti kemampuan untuk dapat menempatkan diri baik pada diri sendiri maupun orang lain. Keinginan untuk dapat melihat dunia dari perspektif orang lain dan mengembangkan cara berpikir alternatif tentang sebuah situasi yang tentunya akan memiliki kegunaan yang tinggi.

  1. Becoming ‘One’ (Menjadi Satu)

Dalam tahap ini masing-masing individu harus dapat terikat ‘satu’ bila ingin hubungan interpersonalnya berkembang. Tahap perkembangan yang paling akhir dari sebuah hubungan adalah yang disebut dengan attachment. Bila kita mendekatkan diri kita kepada orang lain, kita mengalami adanya sebuah ikatan atau sebuah kesatuan. Masing-masing individu harus waspada karena terikat menjadi satu dengan orang lain memiliki bahaya yang potensial akan kehilangan diri sendiri dalam sebuah hubungan. Namun demikian, tetap saja menjadi sebuah kesatuan merupakan tahap penting dari sebuah hubungan.

  1. Transcending ‘One’ (Melepaskan Diri dari Penyatuan)

Tahap yang paling akhir adalah keinginan untuk melepaskan diri (transcend) dari kesatuan tersebut. Melepaskan diri dari ikatan dengan orang lain tidak berarti memisahkan diri kita dengan orang lain dalam arti yang negatif, namun justru berusaha untuk menghindari komunikasi yang tidak jujur. Kebebasan kesamaan dan ketidaktergantungan tampaknya menjadi konsep utama dalam melepaskan diri (transcendence) dari ikatan yang kita buat dalam komunikasi yang intim. Pada saat kita melepaskan diri (transcend) dari ikatan tersebut, kita dapat melihat bahwa kita bebas untuk memiliki persepsi unik, sikap dan juga nilai yang berbeda.

Paul Yesma (1980, dalam Pearson 1983) mengemukakan tujuh karakteristik yang dapat membedakan pasangan yang bahagia dengan pasangan yang membutuhkan konseling berdasarkan empat tahap diatas, yaitu:

  1. Mereka mendiskusikan kehidupan mereka sehari-hari baik topik yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan secara rutin dan terbuka.
  2. Mereka berbagi kepercayaan dan pemikiran mereka tentang seks dan berbagai isu sakral lainnya tanpa rasa malu dan adanya intimidasi.
  3. Mereka tidak mengekspresikan perasaan mereka dengan menggunakan bahasa-bahasa pemanis lidah.
  4. Mereka memilih topik yang mereka minati untuk didiskusikan bersama.
  5. Mereka tahu kapan waktunya harus menghindari subyek-subyek atau percakapan tertentu dengan pasangannya dan juga tahu kapan waktunya untuk tidak memberitahukan hal-hal yang dapat membuat dirinya terpojok.
  6. Mereka mendiskusikan hal-hal bersama-sama sebelum membuat keputusan penting yang mempunyai pengaruh bagi masing-masing individu.
  7. Mereka mengerti arti dari ekspresi nonverbal dari masing-masing pasangan dan saling memperhatikan selama percakapan.

Terlihat bahwa tiga ciri pertama berhubungan dengan keterbukaan diri (sharing the self ), ciri ke lima memperlihatkan penerimaan akan orang lain (affirming the other), sementara ciri keempat dan keenam berhubungan dengan penyatuan (becoming one) dan ciri terakhir berhubungan dengan pelepasan ikatan diantara pasangan intim (transcending one).

Dengan demikian, komunikasi menjadi sangat penting dalam suatu hubungan, karena memberikan manfaat seperti yang telah diterangkan diatas.