Mengapa kita sering curhat di medsos?

34c1264a2a6dace9bc575c9dfe84b8ee

Media sosial menyediakan fitur bagi kita untuk membagikan pemikiran, pendapat, dan pengalaman yang terkadang atau tidak sengaja masuk ke dalam ranah privat kita sendiri dan terkesan curhat. Penelitian menemukan bahwa kita senang berbicara tentang diri kita sendiri (lebih dari 50% tweet berfokus pada “saya”). Mengapa demikian? Secara biologis, kita memiliki kecenderungan untuk berbicara tentang diri kita sendiri (pemikiran, pendapat dan pengalaman) karena hal itu sangat menyenangkan. Terlebih, ketika hal itu dibagikan maka, bagian otak yang terkait dengan “mencari penghargaan” mulai aktif. Bagian otak tersebut adalah bagian yang sama ketika kita mendapatkan makanan atau uang. Tidak heran apabila bercerita di media sosial bisa menjadi sesuatu yang candu bagi kita. Namun, di sisi lain fenomena berbagi tentang privasi diri hingga curhat berlebih bisa menyebabkan terjadinya cyber-bullying, pencurian data, membahayakan anak di bawah umur.

Lalu, apa sebenarnya alasan seseorang sering curhat di sosial media? Kalo menurut pengalaman kalian gimana?

(Mengapa Kita Sering Curhat di Media Sosial? — Pijar Psikologi #UnderstandingHuman)

1 Like

Alasan seseorang curhat di social media bisa jadi karena ia tidak memiliki teman di dekatnya untuk berbagi cerita. apalagi sekarang masa pandemi memaksa semua orang untuk berjaga jarak. di social media mereka akan mendapatkan banyak perhatian yang akan memberikan mereka berbagai macam pandangan. mulai dari sisi positif dan juga negatif.

Positifnya, orang-orang akan memberikan dukungan kepada mereka yang tengah ditimpah kebingungan, ataupun memberikan pengalaman yang serupa dan membagikan cara untuk menyelesaikannya. negatifnya, orang-orang akan menganggap bahwa ini adalah hal yang seharusnya disembunyikan tapi disebar sehingga mencemarkan nama baik orang tersebut. dari situlah muncul pandangan sisi negatif dari curhat di social media.

Atau bisa jadi karena mencari perhatian dari lawan jenis atau orang banyak agar bisa terkenal. ini sangat banyak kita jumpai seperti di tiktok yang memberikan video singkat berupa quotes yang tak jarang menarik perhatian. dari itu orang yang merasakan hal yang sama bisa menyebarkan video tersebut untuk menarik perhatian orang atau bahkan ditujukan ke orang tertentu.

1 Like

Aku termasuk orang yang kurang nyaman untuk menceritakan suatu hal panjang lebar di medsos, aku merasa ketika aku menceritakan banyak hal panjang lebar tidak semua orang merasa empati terhadap diriku apalagi ketika menceritakan hal yang sedih menceritakan hari hari yang buruk manusia itu ketika mendengar kabar gembira dari temannya ia sirik dan ketika mendengar kabar sedih dari temannya ia gembira ada beberapa teman yang seperti ini. jadi menurutku jangan menceritakan hal pibadi ke sosmed lebib baik kalau ada masalah itu coba selesaikan sendiri dulu atau bisa cerita ke teman yang benar benar dipercaya. kalo bikin status yang remeh kaya “cape nugas” “chat dianggurin dosen” hal seperti ini masih wajar

1 Like

Sebenarnya banyak penyebab orang suka untuk curhat di media sosialnya, bahkan bisa dibilang media sosial adalah bentuk pelarian untuk mencurahkan segala masalah yang sedang di alami. Dr. Firman Kurniawan S., Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital, menjelaskan jika media sosial adalah sebuah medium untuk bersosialisasi dan mencurahkan apa yang mereka rasakan termasuk mengenai masalah atau problem.Terlebih saat seseorang memilih untuk menceritakan masalah mereka, tentunya ada motif dan tujuan tertentu. Salah satunya adalah untuk mendapatkan feedback dari orang lain.

Tapi menurutku, salah satu alasannya seseorang suka curhat di media sosial karena dia merasa tidak ada yang bisa mendengarkan ceritanya atau bisa jadi dia tidak nyaman untuk bercerita langsung kepada orang lain. Bukan hanya ingin di notice oleh orang lain, tapi ya dia beranggapan hanya di media sosial dia bisa leluasa untuk mencurahkan apa yang sedang ia rasakan.

Dengan begitu akan hadir perasaan tenang dan senang. Hal ini terkait dengan adanya hubungan positif antara interaksi suportif yang didapatkan ketika curhat di media sosial (apabila dirinya mendapatkan dukungan sosial). Hal ini berimplikasi pada perasaan bahagia, pandangan positif terhadap dukungan sosial, rasa kebersamaan serta kepuasan hidup seseorang.

Tapi ketika kita memiliki kenyamanan untuk bercerita di media sosial, tinggat kewaspadaan dan kesadaran diri harus lebih ditingkatkan. Kita harus sadar betul impact yang akan terjadi jika kita terlalu terbuka di media sosial, kita harus bisa memilah mana yang layak menjadi konsumsi publik dan mana yang tidak. Karena kita pun harus menyadari segala sesuatu yang kita lakukan akan memiliki dampak, entah baik atau buruk yang akan menimpa kedalam kehidupan kita.

1 Like