Exit Strategy atau Exit Plan adalah sebuah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri situasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan / atau meminimalkan kerusakan. Dalam bisnis, exit strategy adalah sebuah rencana strategis pengusaha untuk menjual investasinya di sebuah perusahaan yang ia dirikan. Sebuah exit strategy memberikan seorang pemilik bisnis cara untuk mengurangi atau menghilangkan sahamnya di dalam bisnis dan, jika bisnis tersebut berhasil, membuat keuntungan yang cukup besar. Jika bisnis tersebut tidak berhasil, sebuah exit strategy memungkinkan pengusaha untuk membatasi kerugian.
Mengapa anda perlu ‘Exit Strategy’ atau ‘Exit Plan’?
Ada dua alasan yang sangat nyata dan praktis mengapa mengapa anda perlu exit strategy:
-
Investor luar ingin mengambil laba mereka. Ingat bahwa investasi ekuitas tidak seperti pinjaman dengan bunga. Investor tidak mendapatkan laba sampai ia “cash out”, atau perusahaan tersebut dijual. Bahkan tiga tahun adalah waktu yang lama untuk menunggu satu gaji.
-
Pengusaha mencintai seni dari memulai. Dengan asumsi startup anda lepas landas, anda mungkin akan menemukan bahwa kesenangan tersebut hilang ketika anda memiliki 50 karyawan, atau beberapa juta dalam pendapatan. Dalam tiga sampai lima tahun, anda akan ingin memulai sebuah entitas baru, dengan ide-ide baru yang telah dibangun dalam pikiran anda, dan kepastian bahwa anda dapat menghindari semua lubang saat anda memulai pertama kali.
‘Exit Strategy’ yang paling umum
-
Merger & Akuisisi (M & A). Hal ini biasanya berarti penggabungan dengan sebuah perusahaan yang sejenis, atau dibeli oleh perusahaan yang lebih besar. Ini adalah situasi yang saling menguntungkan ketika perusahaan memiliki keterampilan yang saling melengkapi, dan dapat menghemat sumber daya dengan penggabungan. Untuk perusahaan besar, itu cara yang lebih efisien dan lebih cepat untuk meningkatkan pendapatan mereka daripada menciptakan produk baru secara organik.
-
Initial Public Offering (IPO). Cara ini dulunya lebih disukai, dan merupakan cara cepat untuk mendapatkan kekayaan. Tapi karena Internet bubble atau dot-com bubble pada tahun 2000, tingkat IPO telah menurun setiap tahun sampai tahun 2010, dan sekarang sekitar 15%. Pendekatan ini tidak disarankan untuk startups hari ini. Pemegang Saham yang yg banyak permintaannya, dan kekhawatiran ketidakbebasan yang tinggi.
-
Menjual ke individu yang ramah. Ini bukan M & A, karena tidak menggabungkan dua entitas menjadi satu. Namun itu adalah cara yang bagus untuk “cash out” sehingga Anda dapat membayar investor, membayar diri sendiri, mengambil beberapa waktu istirahat, dan bersiap untuk bersenang-senang lagi. Pembeli yang ideal adalah seseorang yang memiliki keterampilan dan ketertarikan di sisi operasional bisnis.
-
Buatlah itu menjadi “Cash Cow” anda. Jika anda berada di pasar yang stabil, aman, dengan bisnis yang memiliki aliran pendapatan yang stabil, melunasi investor, menemukan seseorang yang anda percaya untuk menjalankannya untuk anda, sementara anda menggunakan uang tunai yang tersisa untuk mengembangkan ide bagus anda berikutnya. Anda mempertahankan kepemilikan dan menikmati tunjangan hidup.
-
Likuidasi dan tutup. Bahkan pengusaha seumur hidup dapat memutuskan bahwa sudah cukup. Salah satu exit strategy yang sering diabaikan adalah hanya untuk “shutdown”, menutup pintu bisnis, dan melikuidasi.