Mengapa kita mabuk kendaraan atau mabuk perjalanan?

Sering kita merasa mabuk, bahkan hingga muntah, akibat naik kendaraan, baik itu naik mobil, bus, kapal atau pun pesawat. Tetapi bagi sebagian orang yang lain, tidak. Mengapa hal itu terjadi ?

Sumber : youtube

Menurut para ahli, mabuk kendaraan merupakan sifat bawaan karena manusia belum lama menggunakan alat transportasi seperti mobil, bus, kapal atau pun pesawat untuk berkelana, dan otak kita belum sepenuhnya bisa beradaptasi. Namun, ada sebagian orang yang beruntung karena otak mereka telah mampu beradaptasi dengan baik terhadap kendaraan yang bergerak.

Selain itu, ada alasan lain yang menyebabkan kita mabuk kendaraan. Ketika berada di dalam kendaraan yang bergerak, otak kita menerima sinyal yang bertentangan dari mata dan telinga.

Mayoritas indera kita mengatakan bahwa tubuh kita sedang dalam keadaan statis, karena secara teknis, tubuh kita memang diam ketika duduk di kendaraan. Di waktu yang bersamaan, otak juga tahu bahwa kita sedang bergerak dalam kecepatan tertentu, berdasarkan sensor keseimbangan di dalam telinga bagian dalam kita.

Misalnya saja, ketika kita menatap lantai atau membaca buku ketika berada di dalam bus, mata kita akan mengirimkan informasi kepada otak bahwa kita sedang tidak bergerak. Sementara telinga mengatakan hal sebaliknya. Akibatnya, bukannya menyadari bahwa kita sedang membaca buku di bus, otak kita berpikir bahwa kita sedang keracunan, dan satu-satunya cara untuk menghalau racun ialah dengan memuntahkan isi perut.

Ketika otak dibingungkan dengan hal-hal semacam itu, ibaratnya dia akan berkata ‘oh, entah apa yang harus dilakukan, yang jelas tubuh sedang sakit’,” kata ahli saraf Dean Burnett dari Cardiff University.

Hasilnya, kita pun mabuk karena otak terus menerus khawatir akan diracuni,” ujarnya.

Untuk mengatasi mabuk kendaraan, cobalah melihat ke luar jendela dan menatap kejauhan. Hal tersebut akan membuat sinyal dari mata dan telinga menjadi sinkron.

Menjadi pengemudi juga membantu mengurangi mabuk kendaraan. Karena dengan mengemudi dan menatap jalanan, ada banyak bukti visual yang dikirim ke otak dan meyakinkannya bahwa kita benar-benar bergerak.

Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada video berikut

Sumber :

  1. bbc.com
  2. sciencealert.com

Mabuk Perjalanan


Motion sickness atau mabuk perjalanan adalah gangguan yang disebabkan oleh adanya gerakan, sehingga dapat memicu rasa mual, pusing, bahkan muntah. Mabuk perjalanan dapat muncul akibat pengaruh dari senyawa penghantar saraf, yakni histamin. Histamin yang berikatan dengan reseptor H1 kemudian akan memicu reaksi mual dan muntah (Patil dkk., 2014). Suatu senyawa dibutuhkan untuk bisa mencegah ikatan yang terjadi antara histamin dengan reseptor H1 agar tidak timbul reaksi mual dan muntah, yakni antihistamin.

Antihistamin akan berikatan dengan reseptor H1 menggantikan histamin. Salah satu contoh antihistamin yang biasa digunakan adalah Promethazin-HCl yang merupakan antihistamin generasi pertama. Promethazine-HCl (PM-HCl) memiliki karakter rasa yang pahit sehingga dibutuhkan treatment khusus untuk mengatasinya (Kolhe dkk., 2013). romethazine-HCl akan diinkluisikan ke dalam molekul β-siklodekstrin untuk menutupi rasa pahit dengan metode kneading . Kneading dipilih karena relatif sederhana dan dapat menghasilkan jumlah kompleks yang relatif lebih banyak dibandingkan ko-presipitasi dan spray dry (Miclea dkk., 2010).

Kebanyakan sediaan antimual yang ada di pasaran berbentuk tablet konvensional, sehingga kurang efektif bagi pasien yang sedang mengalami mabuk perjalanan karena saat seseorang merasa mual, maka ada reflek untuk mengeluarkan benda yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu bentuk sediaan yang tidak perlu ditelan. Anak-anak adalah kalangan yang sering mengalami mabuk perjalanan, sehingga dibutuhkan suatu sediaan yang acceptable untuk anak-anak yang masih kesulitan untuk menelan obat.

FDT merupakan sediaan yang cocok karena dapat langsung hancur di dalam mulut tanpa membutuhkan air, sehingga akan lebih praktis terutama untuk orang yang sedang dalam perjalanan dengan ketersediaan air yang terbatas. Sediaan dalam bentuk FDT juga akan memudahkan anak-anak (usia 5-7 tahun) yang masih sulit menelan obat. FDT akan memberi aksi yang cepat karena zat aktif akan diabsorpsi langsung ke pembuluh darah tanpa perlu melalui saluran cerna sehingga dapat menghindari first-pass effect (Bhowmik dkk., 2009).