Mengapa Kita Harus Percaya Adanya Tuhan?

Dari sejak kecil sebagian besar dari kita sudah diberi pengetahuan akan adanya Tuhan dan menganut keyakinan agama sesuai dengan yang dianut oleh orang tuanya. Keyakinan agama adalah kepercayaan atas doktrin ketuhanan, seperti percaya terhadap adanya Tuhan, malaikat, akhirat, surga, neraka, takdir, dan lain-lain. Tanpa keimanan memang tidak akan nampak keberagamaan. Tidak akan ada ketaatan kepada Tuhan jika tanpa keimanan kepada-Nya. Walaupun keimanan itu bersifat pengetahuan, tetapi iman itu bersifat yakin, tidak ragu-ragu. Namun kenyataannya, iman itu sendiri sering mengencang dan mengendur, bertambah dan berkurang, dan bisa jadi akan hilang sama sekali.

Tetapi, dibeberapa belahan dunia yang lain masih terdapat banyak orang yang tidak memiliki agama bahkan tidak percaya adanya Tuhan. Meski demikian, kehidupannya tidak jauh berbeda dengan yang mempercayai adanya Tuhan.

Menurut Youdics, mengapa kita harus mempercayai adanya Tuhan?

Referensi

Mustari, Muhamad and Rahman, M. T. (2011). Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan Karakter . Laksbang Pressindo. http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/15114

1 Like

Kita mempercayai tuhan menyatakan bahwa kita ada yang menciptakan . kepercayaan dalam tuhan dikuatkan oleh bukti keberadaaan tuhan yang sudah tersedia. seluruh ciptaan bersaksi terhadap adanya sang pencipta. kitab allah, alkitab, menetapkan kebenaran dan ketepatannya.

karena ada hal-hal baik yang allh sediakan bagi kita secara irasional(melampaui akal atau tidak pernah tersebit di dalam indra kita). akal atau pengertian kit ahanya mampu menghasilkan sesuatu sehauh informasi yang kita peroleh. itupun jika memang digunakan dengan efektif. sementara it, allah menyediakan hal-hal baik yang tidak pernah terlihat sebelumnya oleh kita. sudah sering terjadi bahwa ada hal-hal baik yang disediakan allah untuk kita, melampaui pengertian-pengertian kita. Allah dapat memberikan kepada kita sesuatu yang baik dan belum pernah kita klihat sebelumnya. oleh sebab itu, jangan andalkan pengertian kita, melainkan percaya kepada allha, sebab dari total umur hidup kita, ada hal ajaib yang disediakan allah untuk kita dan itu benar-benar di luar nalar.

karena allah yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari yang kita doakan. tuhan memberikan kepada kita berkat yang lebih besar dan lebih banyak dari yang dapat kita perkirakan dengan analisa terbaik kita. usaha sungguh-sungguh, bahkan allah bisa menjawab dia kita dengan perkara yang lebih besar dan lebih banyak dari yang dapat kita sebutkan dengan lisan di dalam doa kita.

karena tuhan yang paling tahu apa yang aka terjadi kelak, sedangkan kita tidak tahu. kita adalah manusia yang terbatas. baik dari pengalaman, maupun perhitungan logika, kita tidak tahu tentang apa yang akan terjadi dengan kita di kemudian hari. keahlian danperkiraan kita, tidak sanggup memperjelas bagaimanadan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. allah lah yang paling mengetahui bagaimana jadinya kita di hari depan. oleh sebab itu, ppercayai Allah dan jangan andalkan pengertian kita yang terbatas ini.

Referensi

blogspot “4alasan logis mengapa harus percaya than”

Berbicara soal God’s Existence memang bukan soal perkara sederhana, dan harus percaya adanya Tuhan bukan menjadi suatu kewajiban manusia, karena percaya eksistensi Tuhan ini tuh semacam blind faith, soal keyakinan, nggabisa semuaya dicampur sama ilmu eksakta karena akan menimbulkan bias.

Contoh misalnya di alquran disebutkan bahwa Nabi pernah bermimpi bertemu dengan Tuhan, malaikat menerima wahyu dari tuhan, namun, pasti dari sisi ilmu eksakta mempertanyakan “Siapa yang akan bertanggungjawab akan hal ini? Mana buktinya jika Tuhan itu bertemu dengan sang Nabi/malaikat tersebut?”
Akan menjadi pembahasan yang tidak ada ujungnya, bukan?

Bagiku, bicara Tuhan, berarti juga bicara soal kepercayaan.
Bicara kepercayaan, tidak bisa dicampur bidang eksakta. Ranah eksakta mencakup logika, bukti, dan pembuktian. Maka kalau bicara Tuhan, jangan bicara pembuktian.

Memang saya tidak memiliki bukti konkret lain atas eksistensi Tuhan, namun dari beberapa ilmu tentang ketuhanan, seperti teologi, membuat saya berpikir bahwa dalam ilmu tauhid sangat jelas terperinci secara mendetail dan dapat di pertanggung jawabkan (ini yang tidak dimiliki oleh terinitas maupun aliran Teologi lain). Kemudian, alasan ketenangan juga menjadi dasar mengapa saya percaya adanya Tuhan. Ketika saya mencapai tingkat kejenuhan dan keputusasaan setelah bekerja keras, saya mencoba untuk berserah diri dengan Tuhan sesuai tuntunan agama (Islam), tapi terbukti Tuhan mulai ikut campur dalam urusan kita, memang masalah tidak berkurang, tapi Tuhan hadir menunjukkan eksistensinya melalui ketenangan batin yang saya rasakan.

Kita percaya adanya tuhan karena yakin. Kita bisa yakin karena ada iman pada diri kita. Iman inilah yang membuat kita merasa yakin bahwa tuhan itu ada. Dalam islam ada yang namanya Iman kepada Allah. Iman kepada allah adalah membenarkan tentang adanya allah swt dengan keyakinan dan pengetahuan bahwa sesungguhnya Allah wajib ada-Nya dengan dzat-Nya.
Tuhan itu Maha Esa, menguasai langit dan bumi beserta isinya, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Hidup, Yang Berdiri Sendiri, Yang Maha Kekal. Sesungguhnya Tuhan mengetahui segala sesuatu dan Maha Kuasa. Tuhan melakukan apa yang ia kehendaki, dan Tuhan Maha Bijaksana terhadap apa yang ia kehendaki. Tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai Dia ,Tuhan Maha mendengar dan Maha Melihat, Maha Suci dan Maha Mulya dari sesuatu yang menyerupai dan menandingi dan Maha Suci

Menurut pandangan saya, manusia tidak harus beragama dan tidak harus percaya Tuhan. Agama hanya sebuah label. Bagi saya sendiri, lebih tepatnya kita memilih siapa yang menjadi panutan dalam hidup. Saya pun juga tidak mempertanyakan eksistensi Tuhan, karena itu seperti angin kita tidak bisa melihat tapi beberapa bisa merasakan kehadirannya .Manusia sangat memerlukan agama itu sebagai tongkat penopang/crutch yang membantu jalannya yang timpang dalam hidup ini. Mereka akan merasa nyaman dalam menjalani kehidupan berdasarkan ajaran agamanya dan merasa diberi harapan yang tanpanya ia akan kehilangan arah hidup yang dianggapnya benar. Kita tidak bisa menghakimi orang atheis karena pada kenyataannya banyak orang atheis yang hidupnya tanpa agama tapi punya kehidupan yang baik, memiliki moral, damai namun tidak juga memaksakan orang lain untuk atheis juga. Intinya Religion does not determine your morality

Setelah saya dewasa, saya lambat laun menyakini definisi tuhan dalam diri saya sendiri. Sekalipun dilahirkan pada keluarga yang beragama, yang dibilang tidak terlalu melekat dan juga tidak lalai akan nilai moral keagamaan. Saya menyakini bahwa, manusia membutuhkan tuhan. Tuhan bagi saya keyakinan, perjalanan yang cukup sulit diuraikan karena hal tersebut berjalan dalam tubuh kita. Hal-hal sekecil dapat bernafas, atau melihat kucing cacat masih berdiri di ujung jalan. Ada berbagai hal yang saya rasa saya tau ada tuhan disekeliling saya, ia bekerja, ia membuat posisi yang tepat pada tempat dan aturannya. Balik lagi dari hal tersebut, mengapa manusia harus percaya adanya tuhan? Karena ada berbagai hal ajaib yang tidak bisa manusia tembus, dan di situlah saya bertemu kata tuhan. Tuhan ada untuk semua hal yang serba terbatas bagi makluk yang hidup. Kepercayaan kepada tuhan juga membutuhkan waktu, karena ini merupakan bentuk proses yang terjadi pada hidup seorang manusia.

2 Likes

Saya akan menjawab dari versi Agama Islam. Kita harus percaya dengan adanya Tuhan sebab itu merupakan salah satu bentuk dari rukun iman yang pertama. Dengan kita percaya pada Tuhan secara penuh kita wajib beriman kepada-Nya.

Iman kepada Allah adalah membenarkan tentang adanya Allah swt dengan keyakinan dan pengetahuan bahwa sesungguhnya Allah swt wajib ada-Nya engan dzat-Nya.

Mengapa kita harus beriman kepada allah? Karena allah Maha Esa, menguasai langit dan bumi beserta isinya, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Hidup, Yang Berdiri Sendiri, Yang Maha Kekal.

Sesungguhnya allah swt mengetahui segala sesuatu dan Maha Kuasa. Allah melakukan apa yang ia kehendaki, dan allah Maha Bijaksana terhadap apa yang ia kehendaki.

Tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai Dia ,allah Maha mendengar dan Maha Melihat, Maha Suci dan Maha Tinggi (Mulya) dari sesuatu mrnyerupai dan menandingi dan Maha Suci dari teman dan pembantu ( Mitra dan Asisten).

Adapun beriman kepada Allah bisa diimplementasikan dengan beberapa cara yaitu:

  1. Beribadah kepada allah yaitu melaksanakan segala perinta allah dan menjauhi segala larangan- Nya.

  2. Zikru Ilallah, yaitu menginggat Allah alam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.

  3. Berdoa kepada allah, yaitu memohon kepada allah.

  4. Tawaqqal kepada allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada aallah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari situasi keadaan.

  5. Tawaduk kepada allah yaitu rendah hati dihadapan allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina dihadapan allah yang maha kuasa, oleh larena iti tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada allah.

Sumber

Iman kepada Allah - Kompasiana.com

Pertanyaan ini tentunya sangat sulit untuk dijawab karena topik yang dibicarakan disini adalah " eksistensi dari Tuhan itu sendiri ". Keberadaan Tuhan sendiri merupakan salah satu pertanyaan yang ditanyakan oleh manusia selama berabad - abad lamanya. Penggambaran Tuhan pun juga berbeda - beda dalam setiap agama dan kepercayaan yang ada di dunia ini. Tetapi satu yang pasti menurut saya pribadi adalah, Tuhan merupakan sebuah entitas tunggal yang telah ada sebelum alam semesta terbentuk dan merupakan sebuah ’ awal ’ dan ’ akhir ’ mengacu dari penciptaan alam semesta itu sendiri yang memiliki awal pembentukan dari sebuah kehampaan dan ketiadaan, mengalami perkembangan, dan pada suatu titik tertentu akan mengalami kehancuran. Memahami keberadaan atau eksistensi Tuhan sendiri sebetulnya tidak bisa dilakukan hanya sekedar menggunakan logika dan ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini mengingat keterbatasan dari manusia sendiri dan banyaknya misteri - misteri dari alam semesta yang belum manusia ketahui sampai hari ini.

Kerumitan - kerumitan dari alam semesta inilah yang membuat kita dapat beranggapan jika bahwa ada seorang perancang dan penopang yang menciptakan alam semesta kita mulai dari hal yang paling besar sampai hal yang paling kecil yang semuanya hadir dengan detail dan fungsi - fungsi yang berhubungan satu sama lainnya, misalnya saja seperti hubungan antara bumi, bulan, dan matahari. Kembali ke teori pembentukan alam semesta, kendati para ilmuwan modern menyetujui jika alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan yang sangat besar, tetapi sampai saat ini, para ilmuwan tidak memiliki jawaban yang pasti mengenai ledakan yang terjadi dengan begitu tiba - tiba itu atau keadaan dimana alam semesta belum terbentuk sama sekali (ketiadaan dan kehampaan). Hal inilah yang menurut saya juga dapat menjadi acuan untuk mempercayai eksistensi dari Tuhan yang menciptakan suatu keadaan yang dimana ketiadaan itu menjadi sebuah kenyataan.

Hal lainnya yang paling dekat dengan kita mengenai eksistensi Tuhan tentunya adalah tubuh kita sendiri, terutama di bagian otak dan DNA kita. Otak merupakan organ yang sangat penting dan bisa memproses jutaan informasi setiap detiknya atau DNA yang ternyata memiliki kode - kode yang hampir sama dengan komputer yang kita kenal saat ini. Hal ini menunjukan jika kompleksitas seperti ini ternyata bisa juga menjadi bukti dari eksistensi Tuhan. Begitu juga dengan fenomena - fenonema alam yang kita saksikan setiap harinya dan sebagian besar, kita tidak mengerti tentang bagaimana itu terjadi. semua kompleksitas itu bekerja dalam sebuah ’ orkestra besar ’ yang menghasilkan harmoni mengingat semua di dalam alam semesta ini adalah saling behubungan satu sama lain dari dari yang paling besar sampai yang paling kecil.

Dengan demikian, walaupun setiap agama dan kepercayaan memiliki interpretasi yang berbeda - beda mengenai Tuhan dalam kitab - kitab suci dan yang lainnya, semuanya pada dasarnya menganggap Tuhan adalah entitas Tunggal yang mengatur segalanya. Menurut saya, tingkat kepercayaan manusia kepada Tuhan itu berbeda - beda. Ada yang sangat mempercayainya, Ada yang sekedar menganggap Tuhan itu ada, dan Ada juga juga tidak mempercayainyanya. karena kepercayaan kepada Tuhan terletak pada diri masing - masing individu sesuai dengan pengalaman, intuisi, dan hal - hal lainnya.