Mengapa kecenderungan akan kesenjangan pendidikan di Indonesia masih terjadi hingga sekarang?

istockphoto-1000887536-612x612

Kesenjangan pendidikan masih kerap terhajadi hingga saat ini. Apabila kesenjangan akan pendidikan terus terjadi, ini akan berdampak pada mutu dan kualitas siswa itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan data yang diperoleh bahwa 80% anak yang bersekolah di jawa mendapatkan hasil ujian nasional yang lebih baik bila dibandingkan dengan dengan siswa yang berasal dari pulau kalimantan yang menunjukkan angka hanya mencapai 60% saja. Apabila hal ini terus terjadi, akan membuat siswa dari daerah lain terpuruk dalam lingkaran rendahnya mutu pendidikan. Mengapa kecenderungan akan kesenjangan pendidikan terus terjadi? apa kira-kira yang menyebabkan hal ini terus menghantui siswa siswi Indonesia?

Pertanyaan ini menarik sekali. menurut saya kesenjangan yang terjadi di dunia pendidikan indonesia memang masih belum bisa ditangani dengan maksimal. kita tahu bahwa kualitas siswa di kota besar dengan siswa di kota terpencil memang memiliki perbedaan. Hal ini terjadi karena keterbatasan fasilitas yang diterima oleh siswa itu sendiri, khususnya siswa yang berada di kota terpencil. seperti keterbatasan buku, tidak adanya internet, teknologi, transportasi yang tidak mendukung, sampai kurangnya tenaga pendidik yang memiliki kompetensi. Kasus seperti ini memang sangat disayangkan karena generasi bangsa merasakan ketidakadilan terhadap haknya di bidang pendidikan. Namun, saat ini banyak komunitas-komunitas yang bergerak dibidang pendidikan, yang memiliki tujuan untuk memberikan hak pendidikan secara merata kepada generasi bangsa dimanapun mereka berada. Saya harap komunitas atau organisasi yang bergerak di bidang pendidikan mampu merubah pendidikan di indonesia menjadi lebih baik dan tidak ada kesenjangan antara siswa di kota besar dan di wilayah terpencil.

Faktor fasilitas dan infrastruktur. Hal tersebut menjadi faktor utama permasalahan kesenjangan pendidikan di Indonesia tidak kunjung usai. Masih banyak sekali kita temui fasilitas sekolah yang tidak memadai untuk proses belajar mengajar, mulai dari ruang kelas, papan tulis, hingga laboratorium komputer yang sudah seharusnya ada di setiap sekolah, nyatanya belum bisa terealisasi.

Permasalahan ini semakin terlihat lebih jelas saat pandemi seperti ini. Proses belajar mengajar terpaksa dilakukan secara daring, dan seperti yang kita ketahui bersama, jaringan internet di Indonesia masih belum merata. Masih ada daerah di Indonesia yang belum memiliki akses internet yang memadai. Ditambah lagi fasilitas seperti handphone atau pun laptop belum bisa dimiliki setiap pelajar. Jadi selagi pemerintah dan pihak-pihak terkait belum menemukan solusi dan langkah efektif penyelesaian permasalahan ini, kesenjangan pendidikan di Indonesia masih akan terus terjadi.

Referensi

.https://saifulmujani.com/kesenjangan-akses-internet-pengaruhi-kualitas-pendidikan-warga/

Banyak faktor yang menyebabkan masih adanya kesenjangan pendidikan di Indonesia.

  1. SDM yang kurang berkualitas. Menyadari pentingnya pendidikan masih sulit diterima bagi sebagian masyarakat, terutama di perdesaan, daerah terpencil, dan kota-kota pinggiran. Himpitan ekonomi memaksa mereka untuk banting tulang lebih keras demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bantuan pemerintah? Mungkin ada, namun tidak setiap saat diberikan, prosedur lama sehingga tidak bisa diandalkan. Bagi mereka yang mengalami kondisi ini, pendidikan hanya akan menghamburkan uang.
    image

  2. Profesionalisme tenaga pendidik. Banyak guru atau tenaga pengajar yang menurut saya mengkambinghitamkan pendidikan atau sekolah di desa-desa untuk menjadi batu loncatan untuk bisa mutasi ke kota, ke sekolah yang lebih tinggi ‘derajat’nya. Saya paham bahwa guru pun ingin meningkatkan taraf hidupnya, namun dengan tamparan fakta di lapangan, bukankah cita-cita mulia guru perlu ada pengorbanan?

  3. Anggaran pendidikan yang kurang tepat guna. Alokasi dana untuk pendidikan di Indonesia memang mengalami peningkatan setiap tahunnya yang diambil dari 20% APBN untuk meningkatkan akses, distribusi, kualitas pendidikan, memperbaiki kualitas sarana dan prasarana sekolah, meningkatkan akses bagi siswa miskin. Sayangnya, penyediaan sarana dan prasarana sekolah kurang mendukung proses pembelajaran seperti data di lapangan menunjukkan bahwa ruang kelas dalam kondisi baik masih di bawah 50%.
    image

Kesimpulannya, kesenjangan pendidikan itu masih terasa karena bahwa pendidikan masih dianggap tabu bagi sebagian masyarakat diikuti dengan profesionalisme tenaga pendidik yang masih dipertanyakan juga faktor alokasi dana dari pemerintah yang belum tepat guna dan tepat sasaran.

Referensi

Badan Pusat Statistik. (2019). Potret Pendidikan Indonesia: Statistik Pendidikan 2019. Jakarta: BPS.
Candra, J. (2018). "One Stop Education of Excellence” Solusi Zaman Now Membangun Bangsa. Diakses pada 6 September 2021 melalui https://joecandra.com/one-stop-education-of-excellence-solusi-zaman-now-membangun-bangsa/

Saya setuju dengan pernyataan @Amel01 banyak faktor yaang membuat kesenjangan pendidikan terjadi.

Pendidikan merupakan sosial elevator, yaitu saluran mobilitas sosial vertikal yang efektif, yang merupakan kebutuhan untuk semua orang. Pendidikan menjadi kunci utama pembangunan, terutama pembangunan sumber daya manusia.

Biasanya anak-anak yang berada di daerah terpencil memiliki semangat belajar tinggi, meski fasilitas kurang. Sedangkan anak yang tinggal di kota dengan fasilitas pendidikan yang mencukupi, sebagian besar terpengaruh oleh lingkungan sosial yang kurang baik.

Kondisi tersebut membuat semangat belajar menjadi kurang. Ketimpangan sosial tersebut dapat dilihat dari fasilitas, kualitas tenaga kerja, mutu pendidikan.