Mengapa Karakter Seseorang Mempunyai Peranan yang Sangat penting dalam Melakukan Persuasi?

Persuasi adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh orang yang bertujuan untuk mengubah sikap dan prilaku pihak yang dipersuasi dengan memanfaatkan faktor psikologis dan sosiologis komunikasi.

Mengapa karakter seseorang mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan persuasi?

Dalam komunikasi persuasif, komunikator memiliki peranan yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan dalam memengaruhi komunikan. Komunikator harus memiliki ketrampilan untuk memilih sasaran dan menentukan tanggapan yang hendak dicapai. Sebelum melakukan persuasi, komunikator harus memperhitungkan apakah komunikan mampu menangkap pesan yang disampaikannya. Komunikator juga harus bisa menentukan media yang akan digunakan untuk melakukan persuasi sehingga lebih efisien dalam mencapai sasaran.

Selain kemampuan dalam menyampaikan pesan, terdapat aspek-aspek lain dalam karakteristik personal komunikator yang dapat memengaruhi respon komunikan, yaitu:

1. Kredibilitas komunikator

Untuk bisa memengaruhi komunikan, maka kredibilitas komunikator harus benar-benar diperhatikan. Kredibilitas mengacu pada tiga komponen yakni keahlian, kepercayaan, dan eksistensi.

  • Keahlian merupakan komponen utama yang mampu memengaruhi kesan komunikan terhadap komunikator. Komunikator akan memberikan kesan bagi komunikan jika ia adalah seorang yang ahli dalam topik yang sedang dibicarakan.

    Jika komunikator bukan orang yang ahli, maka sulit bagi komunikan untuk dapat terpengaruh pada persuasi yang disampaikan komunikan.

  • Kepercayaan merupakan komponen yang perlu ada dalam membangun kredibilitas komunikator. Kepercayaan berhubungan dengan kesan komunikan terhadap watak komunikator. Karenanya, penting bagi komunikator untuk dapat menunjukkan watak dan sikap yang baik sehingga dapat dipercaya saat melakukan persuasi.

  • Eksistensi komunikator. Tidak dapat dipungkiri, seorang komunikator yang telah memiliki “nama” akan lebih mudah mendapatkan perhatian dari komunikan dibandingkan komunikator yang tidak pernah diketahui oleh publik saat melakukan persuasi. Karena hal itu, faktor eksistensi komunikator perlu juga menjadi pertimbangan untuk memperoleh keberhasilan dalam komunikasi persuasif.

2. Daya tarik komunikator

Seorang komunikator dituntut untuk memiliki daya tarik, baik secara fisik maupun psikologis. Seorang komunikator yang melakukan persuasi akan dapat lebih diterima secara baik jika ia memiliki daya tarik fisik. Penerimaan komunikan terhadap persuasi komunikator karena daya tarik fisik bukanlah sesuatu yang salah.

  • Daya tarik fisik dapat mengantarkan seorang komunikator untuk mendapatkan perhatian dan lebih dihargai ketika ia mencoba masuk ke lingkungan sosial komunikan untuk melakukan persuasi. Selain daya tarik fisik, seorang komunikator juga harus memiliki daya tarik psikologis.

  • Daya tarik psikologis biasanya lebih merujuk pada adanya kesamaan dan kedekatan antara komunikator dan komunikan pada saat proses persuasi. Pada umumnya, orang akan lebih tertarik pada orang lain yang memiliki pandangan yang sama dengan dirinya. Karenanya, komunikator harus jeli dalam melihat kesukaan dan juga cara berpikir komunikan sehingga dapat melakukan persuasi dengan cara mendekatkan hubungan.

3. Kekuasaan komunikator

Selain kredibilitas dan daya tarik, aspek lain dalam komunikator yang bisa memengaruhi sikap komunikan saat melakukan persuasi adalah tingkat kekuasaan komunikator. Kekuasaan yang dimiliki oleh komunikator dapat menimbulkan sikap tunduk komunikan. Meskipun begitu, kekuasaan komunikator tidak boleh dimanfaatkan untuk “menekan” komunikan saat melakukan persuasi. Komunikan tetap harus diberi kebebasan dalam melihat fakta baik dan buruk dari pesan yang disampaikan saat proses persuasi. Jangan sampai kekuasaan komunikan justru menjadikan tindakan persuasi yang dilakukan berubah menjadi propaganda.