Mengapa Jumlah Rakaat Shalat Magrib Hanya Tiga?

Mengapa jumlah rakaat shalat magrib hanya tiga?

Selama ini mungkin kita sering bertanya-tanya tentang jumlah rakaat shalat fardhu (wajib). Kenapa Subuh hanya 2 rakaat, Maghrib 3 rakaat, sementara Zhuhur, Ashar dan Isya 4 rakaat. Dibalik perbedaan jumlah rakaat tersebut ternyata ada hikmah yang sangat besar untuk kaum muslimin. Para ulama mencoba menjelaskan hikmah tersebut sebagai berikut.

  1. Subuh 2 rakaat karena saat tersebut adalah saat dimana manusia baru saja bangun dari tidurnya, terkadang rasa ngantuk masih mempengaruhinya dan kemalasan tidur masih berbekas, maka diringankanlah untuk shalat subuh hanya 2 rakaat.
  2. Zhuhur dan Ashar 4 rakaat karena saat itu manusia umumnya masih merasa semangat dan segar menjalankan aktifitasnya.
  3. Maghrib 3 rakaat adalah sebagai isyarat bahwa maghrib itu adalah witirnya siang
  4. Isya 4 rakaat sebagai penambal kekurangan malam dari siang.

Rahasia berikutnya jumlah rakaat shalat fardhu hanya 2, 3 dan 4. tidak ada yang 1 atau 5 atau lain sebagainya karena sayap-sayap para malaikat juga ada yang dua-dua, tiga-tiga dan empat-empat sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Fathir : 1

Segala puji bagi Allah, Pencipta tujuh lapis langit dan bumi, yang menjadikan para Malaikat sebagai utusan-utusan, yang memiliki sayap dua-dua, tiga-tiga dan empat-empat. Ia dapat menambahkan pada makhluk-Nya menurut apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu

Dengan sayap-sayap ini para malaikat dapat sampat kepada derajat yang tinggi di sisi Allah. begitu pula manusia akan meraih derajat yang tinggi dengan shalat-shalat fardhunya yang memiliki jumlah rakaat 2, 3 dan 4.

Sebenarnya masih banyak lagi hikmah dan rahasia yang terkandung dalam segala perintah ataupun segala ketentuan Allah baik mengenai kejadian atau hukum-hukum-Nya. Apa yang telah kita ketahui dan rasakan hanya sebagian dari hikmah dan rahasia Allah Swt. Tidak boleh kita mengatakan hanya ini satu-satunya hikmah Allah, sebab hakikat hikmah tersebut hanya Allah yang mengetahui.

Hikmah-hikmah tersebut ada kalanya diperoleh dari keterangan-keterangan Al Qur’an atau Al Hadits, ada kalanya dengan ijtihad dan ada kalnya dengan jalan kasfy, sebab sebagian dari umat ini ada yang Allah bukakan bagi mereka rahasia-rahasia kejadian dan syariat.