Mengapa ikan Sotong jantan berpura-pura sebagai betina ?

Mengapa ikan sotong jantan pura – pura menjadi betina? Meskipun disebut ikan, sesungguhnya sotong bukanlah ikan. Sebenarnya hewan ini tergolong ke dalam moluska hewan bertubuh lunak, dan kelas yang sama dengan cumi – cumi dan gurita. Dan seperti cumi – cumi dan gurita, ikan sotong juga jago menyamar karena mampu mengubah bentuk, warna, dan teksturnya untuk menghindarkan diri dan pemangsa atau malah untuk mengintai mangsanya sendiri.

Ikan sotong juga menggunakan bakat menirukan saat masa kawin. Sotong raksasa Australia hampir selalu hidup sendirian tetapi saat masa kawin di setiap musim dingin mereka berkumpul di Teluk Spencer di lepas pantai Australia Selatan. Bisa dibilang ada sekitar sebelas sotong jantan untuk satu sotong betina, yang artinya ada persaingan hebat untuk mendapatkan pasangan. Akibatnya, ikan sotong harus menggunakan serangkaian taktik untuk mendapatkannya. Biasanya, sekelompok sotong jantan akan berkumpul di sekitar seekor sotong betina, berdesak – desakan untuk mendapatkan posisi terbaik. Jantan yang paling dominan adalah yang paling besar dan berwarna – warni sehingga sebagian besar bersaing dengan berusaha tampak ganas dan menampilkan warna – warna yang beriak ke sekujur tubuhnya.

Sotong jantan yang lebih kecil akan kalah dengan persaingan semacam ini sehingga ia menerapkan taktik yang lebih cerdik. Terkadang, ketika sotong sotong jantan yang lebih besar berkelahi memperebutkan posisi, sotong jantan yang lebih kecil akan muncul dari balik batu dan menyelinap untuk mendapatkan pasangannya. Maka sudah selayaknya, ia disebut sebagai ‘pejantan penyelinap’.

Sebagian sotong jantan bahkan berpura – pura menjadi sotong betina untuk mengalihkan perhatian dan membingungkan pesaingnya. Mereka melakukannya dengan menarik lengan – lengan ke dalam dan membuat totol – totol berwarna di punggung, yang membuat mereka sangat mirip dengan sotong betina. Biasanya cara ini akan menggoda sebagian sotong jantan dan menjauhkannya dari sotong betina. Pada saat yang tepat, si penyamar cerdik ini akan melesat kembali menembus kumpulan sotong jantan dan segera menemui pasangan betinanya sebelum para pesaing menyadari kebodohannya.

Sotong bukanlah satu – satunya binatang yang menemukan manfaat sisi femininnya. Ular garter jantan muda juga berpura – pura menjadi betina untuk mengecoh jantan pesaing. Jenis ular ini banyak ditemukan di Amerika Utara, bahkan dinyatakan sebagai reptil resmi untuk negara bagian Massachussets. Ular garter tak bisa berubah warna, tetapi baik jantan maupun betina menghasilkan feromon yang sangat berbeda sehingga langsung dapat membedakan sam dengan yang lain. Ular jantan muda, juga menghasilkan feromon betina dan ini, bisa menarik ular jantan yang lebih tua, yang akan berusaha mengawini peniru muda tersebut. Semua ular garter jantan melalui fase dua kelamin di masa mudanya. Hal ini membantu mereka mendapatkan keuntungan dibanding pesaingnya yang lebih tua. Jika ular jantan yang tertipu mengejar peniru muda ini, tentunya ia akan lebih sulit untuk mengejar ular betina sesungguhnya.

Sebagian burung menggunakan strategi yang sama, walaupun untuk tujuan yang sama sekali berbeda. Burung common tern termasuk sejenis burung yang biasa hidup di lautan jantan berusaha menarik burung betina dengan terbang membawa ikan di paruh sambil berharap ada burung betina yang akan mengikutinya. Jika bisa menggoda seekor betina, burung tern jantan akan menawarkan ikan tersebut di udara. Mereka kemudian akan berpasangan. Tapi, sebagian common tern jantan akan berpura – pura menjadi betina dan mengikuti pesaing jantan yang tak menyadari tipuannya itu, hanya untuk mencuri makan malam gratis.