Mengapa Hitler sangat membenci orang-orang Yahudi ?

Hiteler

Banyak sejarah yang menyebutkan bahwa Hitler adalah orang yang paling bertanggungjawab atas dilakukannya pembunuhan masal terhadap orang-orang Yahudi. Mengapa Hitler membenci orang Yahudi hingga tega melakukannya ?

Sebab MEngapa Hitler Membenci Yahudi

Hitler terkenal melakukan Holocaust selama tahun 1934 – 1945 yang membunuh kurang lebih enam juta Yahudi di seluruh wilayah Eropa yang ia duduki. Meskipun banyak sekali pro kontra tentang kejadian ini, namun fakta bahwa Hitler membenci anak-anak Yudea itu tidak pernah bisa dipungkiri. Di dalam Mein Kampf, Hitler dengan tegas menyalahkan Yahudi atas kemalangan dan kekalahan Jerman selama Perang Dunia pertama.

ini-alasan-hitler-sangat-benci-yahudi

Berikut beberapa sebab mengapa Sang Fuhrer itu begitu membenci Yahudi yang beredar di masyarakat. Sebagian adalah fakta namun sebagian yang lain adalah rumor yang beredar di masyarakat. Berikut adalah beberapa rangkuman mengapa Hitler membenci Yahudi:

  1. Yahudi Menguasai Perekonomian Austria
    Austria atau lebih tepatnya Kerajaan Austro-Hongaria adalah salah satu kerajaan terbesar di Eropa. Ia bersanding dengan Jerman, Inggris, Perancis, Russia, Swedia, dan Turki Usmani pada waktu itu. Di Kerajaan inilah Hitler lahir di tahun 1889. Pada waktu itu, meskipun wilayah kekuasaannya besar (meliputi Austria, Hongaria, Cheko, Slovakia, dan sebagian negara-negara Balkan) namun perekonomian Austro-Hongaria tidaklah mulus.
    Hitler yang terlahir sebagai anak pegawai negeri harus merasakan pahit getirnya perekonomian Austro-Hongaria yang kalang kabut. Negara yang ditinggali berbagai macam etnis tersebut seperti terkotak-kotak dan tidak teratur. Etnis-etnis lokal seperti etnis Jerman, Slovak, Hunyad (Hongaria), Cheko, Balkan (Kroasia, Bosnia) dan Slavia saling berebut kekuasaan di kursi pemerintahan. Sementara itu orang-orang Yahudi yang juga menghuni wilayah itu lebih memilih untuk menggeluti dunia usaha.
    Ketimpangan ekonomi antara bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa asli Austro-Hongaria begitu nampak di Vienna. Ibukota Austro-Hongaria itu dikuasai Yahudi secara ekonomi, banyak sekali toko-toko dan pabrik yang dijalankan oleh keluarga-keluarga Yahudi, atau setidaknya begitulah pendapat Hitler. Ia merasa menjadi warga kerajaan nomor dua jika dihadapkan pada Yahudi. Barangkali dari ketimpangan sosial ekonomi itulah mulai tumbuh kebencian Hitler kepada Yahudi. Dan kebencian itu akan terus terpupuk hingga ia berada pada tampuk kepemimpinan Jerman di tahun 1933.

  2. Terpengaruh Faham Anti Semit Di Vienna
    Hitler muda tinggal di Vienna, ibukota Kerajaan Austro-Hongaria mulai tahun 1905. Tujuan hidupnya adalah masuk ke sekolah seni di sana. Namun ia gagal dan harus hidup dengan menjadi pelukis jalanan. Waktu itu ayahnya meninggal dan meninggalkan warisan yang sebenarnya cukup jika ia dapat hidup hemat. Namun, nyatanya ia bangkrut dan harus menjalani kehidupan yang keras.
    Hidup di jalanan membuat Hitler bertemu dengan masyarakat-masyarakat bawah yang keras dan juga berbagai paham yang tumbuh di dalamnya. Salah satu politisi Vienna yang terkenal menyuarakan anti semit di waktu itu adalah Karl Lueger. Karl Lueger adalah pemimpin Partai Katolik Sosialis yang kemudian sempat membawanya sebagai wali kota Vienna waktu itu.
    Tidak ada artikel yang jelas menyebutkan hubungan Hilter dengan Karl Luger. Namun banyak yang mengindikasikan bahwa pandangan politik populis dan anti semit dari Partai Katolik Sosialis pimpinan Karl Lueger ini nantinya akan menjadi salah satu dasar pandangan Partai NAZI.

  3. Gagalnya Hitler Menjadi Pelukis
    Di point ke 2 aku sebutkan bahwa Hitler pernah berniat masuk Sekolah Seni Vienna, namun usahanya ditolak dua kali yaitu pada tahun 1907 dan 1908. Dengan habisnya warisan ayahnya, maka Hitler muda terpaksa menjadi pelukis jalanan dan hidup menggembel.
    Di tahun 1910 Hitler menjual lukisannya kepada Samuel Morgenstern. Seorang penjual lukisan yang berbisnis di kota Vienna. Klien Mogenstern memang sebagian besar orang-orang Yahudi, salah satu yang paling sering membeli lukisan-lukisan Hitler adalah Josef Feingold, seoarang lawyer yang kebetulan berdarah Yahudi.
    Ada kemungkinan Hitler pernah cekcok dengan pembeli-pembeli lukisannya. Beberapa artikel atau pernyataan oral yang Hitler katakan kemudian hari mengindikasikan sebuah kebenciannya tersendiri terhadap orang-orang yang membeli lukisannya. Entah itu karena harga yang ditawar terlalu murah atau sekedar kualitas lukisannya yang masih diragukan. Studi terbaru yang berusaha mengumpulkan lukisan-lukisan Hitler dan mempelajarinya menyimpulkan bahwa lukisan Hitler tidaklah terlalu istimewa. Sebagian bahkan dicontoh bulat-bulat dari potret yang terpasang pada kartu pos.

  4. Faktor Perang Dunia Pertama
    Dalam beberapa kesempatan, Hitler menyebutkan bahwa teman-teman tentaranya sewaktu Perang Dunia I yang berdarah Yahudi mempunyai sifat pengecut dan tidak nasionalis. Tidak disebutkan secara jelas siapa2 nama dan pangkat orang yang Hitler maksud. Namun ia yakin bahwa mereka tidak sepenuhnya berperang demi negara Jerman. Pada waktu Perang Dunia I, banyak Yahudi yang mendaftarkan diri di kesatuan-kesatuan militer. Mereka, layaknya Hitler, mencoba untuk mencari penghidupan dalam perang. Setidaknya, menjadi tentara membuat mereka mempunyai pendapatan tetap dan makanan yang layak.
    Hitler berpendapat bahwa kekalahan Jerman di Perang itu adalah juga karena kesalahan Yahudi. Yahudi yang juga mempunyai banyak unit usaha yang bersinggungan langsung dengan industri militer Jerman diyakini Hitler tidak serius untuk mendukung Jerman dalam memenangkan perang. Hitler beropini jika para pengusaha Yahudi itu lebih memihak kepada siapa yang akan memberikan mereka keuntungan lebih.

  5. Kecemburuan
    Kehidupan Hitler muda tidaklah banyak terkuak, namun seorang teman Der Fuhrer semasa muda akhirnya menggungkapkan sekelumit cerita tentangnya. August Kubizek, menulis memoar tentang kehidupan persahabatan dengan Hitler di kota Vienna. Dan salah satu fakta yang mengejutkan tentang memoar itu adalah, bahwa Hitler pernah menyukai seorang gadis bernama Stefanie Isak. Dari namanya, jelas sekali jika gadis itu adalah seoarang berdarah Yahudi.
    Disebutkan bahwa Hitler begitu tergila-gila dengan gadis itu. Ia bahkan mengukur kecantikan wanita lain dengan takaran sosok Stefanie Isak. Hitler menggambarkannya sebagai seorang gadis yang mirip dengan dewi Valkyrie. Ia bahkan menuliskan banyak sekali puisi tentang gadis pujaannya itu. Namun, nyatanya Stefanie Isak tidak pernah tahu jika Hitler benar-benar mencintai dirinya. Ia hanya tahu kalau Hitler adalah sosok pemalu dan pendiam. Tidak ada catatan bahwa Hitler pernah mencintai wanita lain seumur hidupnya. Bahkan Eva Braun yang kemudian menikah sehari sebelum mereka bunuh diri bersama barangkali hanya Hitler anggap sebagai pendamping, tidak lebih dari itu.

NOTE : Dari kelima faktor diatas, tidak ada yang tahu faktor apa yang membuat Hitler menjadi pembenci Yahudi. Bisa saja karena kombinasi, salah satu, atau bahkan bukan diantara kelimanya. Suatu saat, waktu yang akan mengungkapkan kebenara. Namun pun, jika tidak ada fakta yang terkuak, mempelajari sejarah tentang salah satu orang yang paling fenomenal dalam sejarah ini adalah sebuah tantangan tersendiri.