Mengapa Google + yang dikembangkan oleh perusahaan raksasa google gagal menjadi media sosial yang populer?

Google+ merupakan jejaring social yang dikembangkan oleh google dan diluncurkan pada tahun 2011. Google+ menjadi salah satu jejaring sosial terbesar namun hal itu karena google menerapkan 1 akun untuk semua layanan google, sehingga pengguna yang memiliki akun gmail akan otomatis memiliki akun google+. Pada tahun 2015 terdapat 2,2 miliar akun google + namun hanya 6%. Mengapa google+ yang dikembangkan oleh perusahaan raksasa tersebut tetap gagal membuat pengguna tertarik untuk menggunakan layanan tersebut?!

Google+ adalah aplikasi jejaring sosial yang mempunyai kemiripan dengan tetangga nya, facebook. Tujuan utama nya memang untuk menyaingi facebook dalam hal jumlah pengguna nya. Namun seiring berjalan nya waktu, pengguna Google+ tidak ada perkembangan bahkan menurun. Penyebab nya yaitu karena kurangnya sosilisasi pengguna. Dan juga pengguna mereasa kesulitan dalam menggunakan aplikasi Google+ dikarenakan fitur yang membingungkan.

Salah satu fitur yang ada pada Google+ yaitu Circles, adalah fasilitas untuk mengelompokkan golongan tertentu misal keluarga atau teman dekat. Namun pada kenyataannya pengguna merasa kebingungan untuk mengatur Circles tersebut. Saat ini Google+ telah dipecah menjadi dua layanan yaitu Photos dan Streams. Langkah itu bisa diartikan sebagai keputusan Google untuk “melempar handuk” lantaran kalah bersaing melawan kompetitor nya seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn.

Terdapat beberapa keterangan yang disebutkan oleh sumber-sumber internal Google. Salah satu sebab yang disebutkan adalah Google+ lebih dirancang untuk mengurangi beban Google ketimbang memudahkan pengguna nya untuk saling terhubung . Secara teknis jumlah pengguna Google+ tak kalah dari jejaring sosial lain , akan tetapi hal tersebut terjadi karena Google memberlakukan sistem “satu akun untuk semua layanan”.

Tetapi nyatanya tidak semua pemilik akun Google menggunakan Google+. Yang dengan kata lain dapat disimpulkan , meskipun Google+ memiliki banyak pengguna terdaftar, namun bukan pengguna aktif

Sumber :

Menurut saya penyebab google+ tidak terlalu ramai adalah pada Interfacenya dan kontennya. Ketika saya menggunakan google+ saya merasa bingung dengan UInya. Dimana kesan formal seperti UI dari Gmail google sangat terasa jadi seperti kaku ketika digunakan. Ditambah lagi tidak adanya konten hiburan - hiburan atau sesuatu yang menjadikan Google+ asik untuk dibuka, karena ketika membuka beranda hanya menampilkan informasi status dan informasi saja. sedangkan misal pada facebook terdapat banyak game yang bisa dimain kan oleh penggunanya.

Dan juga dulu ketika saya tanya kepada teman - teman saya, kebanyakan dari mereka yang memiliki gmail tidak tahu bahwa google+ merupakan media sosial karena mereka mengira itu cuma fitur dari Gmail saja karena tampilannya hampir sama ketika mereka menggunakan Gmail atau drive. Jadi teman - teman saya tidak ada yang menggunakannya membuat saya malas menggunakanya juga dan lebih condong menggunakan facebook karena banyak teman menggunakan, interaktif dan banyak fiturnya.

Menurut pandangan saya sendiri, google+ memang membuat sebuah produk yang bagus dan berbeda dengan jejaring sosial lainnya, tetapi hal ini tidak bisa mengatasi keresahan pengguna atau bukanlah sebuah fitur yang benar - benar cocok dengan pengguna. Saya sendiri tidak terlalu suka dengan tampilannya meskipun lumayan menarik tetapi masih kalah dengan pesaingnya.

Hal yang membuat banyak orang yang terdaftar dengan google+ tetapi yang aktif hanya sedikit itu karena google+ merupakan bagian dari google, pasti banyak yang memiliki akun google, dan otomatis mereka dapat mengakses google+. Tetapi kenyataanya mereka bahkan tidak tau apa itu google+. Dari segi pemasaran mungkin mereka juga kurang atau tidak tersampaikan kepada user. Selain itu juga kurang bisa mengatasi atau memberi kenyamanan bagi user.

menurut saya, google+ kurang diminati karena tidak memiliki arah perkembangan yang jelas, Selain itu, tidak ada hal baru di google+ dan relatif sulit untuk digunakan. User experience sangat penting untuk media sosial, begitu user merasa kesulitan dengan sistem yang ditawarkan, maka user akan beralih ke sistem yang lain. Dan yang paling penting google tidak mendengarkan keinginan pengguna. Google+ tidak menyelesaikan masalah pengguna sehingga pengguna merasa tidak membutuhkan layanan tersebut

Saya rasa produk Google+ sangat bagus untuk media massa saat ini. Dengan fiturnya yang mampu menyajikan konten sesuai yang diminati penggunanya, Google+ seharusnya mampu menjadi media massa terpopuler di Indonesia. Namun, kenyataannya di Indonesia Google+ masih jarang digunakan dengan maksimal. Dari pengamatan saya, penyebab kurang minatnya pengguna terhadap Google+ adalah tampilannya yang terkesan kaku dan kurang menonjolkan kesan anak muda. Karena kebanyakan pengguna media massa di Indonesia adalah anak muda. Dan yang paling kurang terasa adalah pemasaran dan fitur seperti game pada Google+.

Menurut saya, google+ kurang digemari karena tidak memiliki fokus yang jelas seperti Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat, dll. Selain itu, tidak ada hal baru di google+ dan relatif sulit untuk digunakan. User experience sangat penting untuk media sosial, begitu user merasa kesulitan dengan sistem yang ditawarkan, maka user akan beralih ke sistem yang lain. hal tersebut juga berlaku untuk sosial media yang lain. Dan yang paling penting google tidak mendengarkan keinginan pengguna. Google+ tidak menyelesaikan masalah pengguna sehingga pengguna merasa tidak membutuhkan layanan tersebut.

Karena ada satu atau lebih faktor lain yang dapat menyebabkan Google+ menjadi tertinggal dari para kompetitornya di bidang media sosial. Menurut saya, salah satunya adalah kurangnya inovasi baru dari Google+ agar produknya bisa menjadi pembeda dari produk lainnya yang sejenis. Terima kasih.