Mengapa fluktuasi bisa meningkatkan risiko pada bisnis?

Fluktuasi ekonomi adalah kenaikan dan penurunan aktifitas ekonomi secara relatif dibandingkan dengan trend pertumbuhan jangka panjang dari ekonomi. Fluktuasi ini atau Bussines Cycle (siklus bisnis), bervariasi dalam intensitas dan jangka waktunya. Kenaikan dan penurunan biasanya meliputi negara dan bahkan dunia,dan mempengaruhi seluruh dimensi dari kegiatan ekonomi,tidak hanya tingkat pengangguran dan produksi.

Resiko merupakan kejadian yang merugikan. Definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi, adalah kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan. Kenapa muncul suatu resiko? Resiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Resiko bisa muncul karena ada kondisi ketidakpastian, sedangkan ketidakpastian bisa tercermin dari fluktuasi pergerakan yang tinggi. Semakin tinggi fluktuasi, semakin besar tingkat ketidakpastiannya. Globalisasi, liberalisasi, dan teknologi yang semakin canggih akan semakin meningkatkan fluktuasi harga, semakin meningkatkan ketidakpastian. Fluktuasi tersebut ternyata praktis dialami oleh semua atau sebagian besar instrumen keuangan atau komoditas di dunia. Dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa resiko ada di mana-mana, dan resiko cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan resiko yang berasal dari fluktuasi ini pasti akan berdampak pada keberhasilan atau kegagalan suatu bisnis/organisasi.

Selain itu, ada pula yang disebut fluktuasi nilai tukar. Bergejolaknya nilai tukar mata uang dollar pada beberapa periode terakhir mengakibatkan fluktuasi atas transaksi dalam mata uang asing. Pergolakan mata uang global ini menimbulkan resiko transaksi dalam mata uang asing menjadi cukup besar untuk perusahaan yang bekerja dengan supplier, produksi atau customer dalam mata uang yang berbeda. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami resiko-resiko yang dapat ditimbulkan atas transaksi dalam mata uang asing. Resiko atas mata uang asing merupakan resiko dimana kinerja keuangan atau posisi perusahaan akan terpengaruh oleh fluktuasi atas exchange rate dari mata uang asing. Resiko dalam bertransaksi dengan mata uang asing adalah dari penjualan barang dan jasa dengan menggunakan mata uang asing itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan adanya piutang dagang dan hutang dagang.

Beberapa tips agar mengurangi resiko atas fluktuasi mata uang asing dalam bisnis adalah sebagai berikut :

  • Pahami pengaruh atau dampak spesifik dari kenaikan mata uang tersebut terhadap bisnis anda
  • Rencanakan kebutuhan akan mata uang asing di tahun ini
  • Buat kontrak untuk mengunci nilai tukar dari mata uang dalam pembelian/penjualannya mendatang
  • Untuk pelanggan dari luar negeri atau wilayah lain, biarkan mereka membayar dengan mata uang mereka
  • Jika anda membeli mata uang asing untuk membayar supplier dan masih bersisa, gunakan uang tersebut untuk membeli mata uang lain yang berbeda
  • Seimbangkan rantai supply agar tidak terkena fluktuasi mata uang di terlalu banyak wilayah.

Referensi :
How to manage a short-term currency fluctuation risk
Top tips to reduce currency fluctuation risk in your business
Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA.

Fluktuasi merupakan keadaan dimana sesuatu mengalami ketidakstabilan. Fluktuasi bisa terjadi di berbagai faktor, salah satunya yaitu fluktuasi mata uang. Fluktuasi mata uang sendiri berarti naik turunnya harga mata uang. Ketidakstabilan nilai mata uang ini mengikuti prinsip permintaan dan penawaran. Ketika permintaan terhadap rupiah semakin tinggi, maka nilai tukar akan meningkat. Sedangkan, ketika permintaan terhadap dollar AS semakin banyak, maka nilai tukar rupiah akan ikut menurun.

Pada suatu bisnis atau organisasi, adanya fluktuasi tentu akan mempengaruhi proses bisnis yang berjalan. Dengan adanya fluktuasi, suatu organisasi seharusnya bisa lebih aware dalam mengantisipasi kemungkinan risiko yang bisa terjadi. Karena pada dasarnya risiko sendiri muncul ketika ada sesuatu yang uncertain atau tidak pasti seperti fluktuasi.

Adanya ketidakpastian atau ketidakstabilan pada nilai tukar mata uang, akan membuat suatu organisasi mengalami ketidakstabilan pula dalam bisnisnya. Hal inilah yang nantinya akan menambah risikoyang terjadi dalam organisasi atau bisnis. Contohnya ialah ketika nilai tukar mata uang rupiah menurun, tentu bisnis atau organisasi tersebut harus siap menerima risiko, seperti menurunnya daya beli masyarakat. Jika bisnis atau organisasi memiliki kerjasama dengan perusahaan asing, maka penurunan nilai tukar rupiah akan berdampak pada mahalnya harga produk yang diimport dari luar negeri. Dengan adanya fluktuasi, suatu organisasi diharuskan untuk memiliki strategi – strategi tertentu untuk meminimalisir adanya risiko yang dapat terjadi. Strategi tersebut contohnya ialah dengan mengurangi atau melakukan penekanan biaya produki sehingga ketika nilai mata uang rupiah mengalami penurunan, kerugian yang didapatkan oleh perusahaan tidak terlalu besar karena anggaran mereka masih ada.

Referensi:

  1. Business Risk Management
  2. effect currency fluctuation economy

Jika Anda berpikir bahwa hanya para bankir dan pedagang saham yang layak khawatir akan mata uang dan nilai tukar, pikirkan sekali lagi. Banyak usaha kecil yang rawan terhadap risiko nilai tukar, baik mereka menyadarinya atau tidak.

Ambil contoh pemungutan suara Brexit di Inggris tahun lalu. Nilai poundsterling jatuh secara tajam terhadap euro setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa, dengan konsekuensi yang parah bagi berbagai usaha kecil yang berniaga lintas batas negara.

Bukan hanya perusahaan-perusahaan Inggris yang terdampak. Kejatuhan Brexit juga mengakibatkan fluktuasi tajam pada berbagai mata uang global. Dan itu hanya salah satu contoh di antara banyak yang lainnya dalam sejarah, mulai kejatuhan dramatis dalam sehari franc Swiss hingga penurunan yang lebih lambat yen Jepang. Dan terkadang, beberapa patah kata dari presiden bisa mengakibatkan volatilitas nilai dolar AS.

Pada dasarnya, yang kita bicarakan adalah risiko perubahan nilai relatif berbagai mata uang yang berbeda, yang pada gilirannya bisa mempengaruhi pemasukan, beban, arus kas, dan laba bisnis. Hal tersebut akan disebut sebagai risiko mata uang, risiko nilai tukar, atau risiko nilai tukar mata uang asing.

Salah satu cara usaha kecil dapat terhindar dari dampak yang terlalu negatif, dan mengurangi risiko terhadap keuangan mereka, adalah dengan membentuk “kontrak berjangka”. Ini terkait dengan nilai tukar saat ini untuk kesepakatan bisnis masa depan, yang dapat membantu menjamin harga yang ditetapkan terlepas dari perubahan pasar.

Hal ini membuat bisnis rentan kehilangan nilai tukar yang lebih baik jika stabil di kemudian hari.

Alternatif lain adalah membuat klausul dalam kontrak Anda yang memungkinkan Anda menegosiasikan ulang harga jika nilai tukar berubah secara signifikan dalam jangka waktu yang disepakati. Penting untuk dimuka dan jujur tentang dimasukkannya klausul ini untuk menghindari kesal pemasok Anda.

Tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana nilai tukar akan berubah. Usaha kecil dan start up mungkin yang paling rentan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang namun jika perlu tindakan pencegahan, dampaknya bisa dibatasi.

Perencanaan yang cermat dapat mengurangi hilangnya keuntungan pada saat ketidakstabilan dan kontrak berjangka dapat membantu Anda untuk menetapkan tingkat bunga tetap terlepas dari iklim ekonomi saat ini. Namun, ada beberapa manfaat untuk ketidakstabilan; sebuah bisnis kecil mungkin melihat adanya peningkatan impor karena pelanggan di seluruh dunia memanfaatkan pound atau dolar yang melemah.

Sumber :

  1. Bagaimana Mengelola Risiko Mata Uang dan Nilai Tukar (Bagi Usaha Kecil)

  2. How global currency fluctuations affect small businesses

Fluktuasi adalah suatu perubahan variabel tertentu yang umumnya terjadi karena mekanisme pasar. Perubahan itu dapat berupa kenaikan atau penurunan nilai variabel tersebut. Sebagai contoh, harga minyak bumi di pasar Internasional sangat fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Hal ini disebabkan karena peranan minyak yang sangat penting sebagai bahan bakar yang menggerakkan perekonomian Negara. Karena perannya yang sangat penting tersebut, pengaruh yang timbul akibat fluktuasi harga minyak juga akan sangat beragam.

Salah satu akibat yang mungkin ditimbulkan akibat fluktuasi harga minyak ialah meningkatnya risiko yang akan dialami oleh perusahaan perusahaan lain . Resiko juga dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang mungkin dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran sebuah organisasi. Ketika harga minyak mengalami ketidakstabilan maka efeknya adalah :

  1. Harga-harga bahan pokok menjadi lebih mahal atau inflasi yang sebabkan oleh naiknya harga produksi karena imbas dari kenaikan harga bbm. Tetapi, jika harga bbm kembali turun harga bahan-bahan pokok tersebut tidak akan mengalami penurunan.
  2. Terjadi peningkatan jumlah pengangguran, dikarenakan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK (Putus Hubungan Kerja).
  3. Kondisi perekonomian UMKM akan rapuh, efek jangka panjang akan mengakibatkan rantai perekonomian akan terputus jika harga bbm terus melonjak tinggi.

Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan manajemen risiko. Manajemen risiko sendiri diartikan sebagai suatu pendekatan yang terstruktur maupun metodologi dalam upaya mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mengatasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya.

Referensi :

  1. Fluktuasi Harga Komoditas

  2. Economic Fluctuations Definition Model

Pengertian Fluktuasi menurut Surya, Yohanes (2007) Fluktuasi adalah perubahan naik atau turunnya suatu variabel yang terjadi sebagai akibat dari mekanisme pasar. Secara tradisional fluktuasi dapat diartikan sebagai perubahan nilai. Fluktuasi adalah suatu perubahan variabel tertentu yang umumnya terjadi karena mekanisme pasar. Contohnya seperti fluktuasi harga barang, fluktuasi nilai tukar valuta asing, dll.

Definisi risiko menurut Hanafi (2006) risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return –ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return).

Fluktuasi sangat mungkin terjadi dalam dunia perekonomian. Contohnya fluktuasi pasar, meskipun perusahaan dengan hati-hati memantau perubahan kondisi pasar, sulit untuk sepenuhnya menghindari dampak fluktuasi pasar karena siklus ekonomi di negara-negara di seluruh dunia dan perubahan permintaan akan produk akhir. Apabila tidak hati-hati dalam memantau fluktuasi, maka bisa meningkatkan risiko kerugian pada bisnis atau perusahaan yang dijalankan.

Contoh lainnya yaitu, Fluktuasi besarnya nilai tukar uang akan menimbulkan risiko terjadinya laba dan rugi. Perusahaan yang beroperasi di negara yang memiliki tingkat inflasi yang tinggi akan menghadapi risiko perubahan nilai tukar yang tinggi pula sehingga untuk menilai besarnya pengaruh perubahan nilai tukar tersebut bagi perusahaan harus juga dipertimbangkan perbedaan inflasi antar dua mata uang. Fluktuasi nilai tukar rupiah akan menimbulkan risiko pertukaran yang menguntungkan dan merugikan. Bila fluktuasi nilai rupiah dalam kondisi normal maka risikonya terhadap arus kas dan value perusahaan adalah menguntungkan. Sedangkan bila terjadi depresiasi rupiah maka risikonya terhadap arus kas dan value perusahaan adalah merugikan.

Fluktuasi nilai tukar rupiah akan menimbulkan risiko dimana semakin tinggi fluktuasinya maka risikonya akan semakin besar, dan sebaliknya semakin rendah fluktuasinya maka risikonya akan semakin kecil. Risiko nilai tukar uang akan menimbulkan laba dan rugi bagi perusahaan. Penelitian Chandrarin dan Tearney (2000) menemukan bahwa ada pengaruh laba/rugi nilai tukar terhadap reaksi pasar modal. Dalam kondisi normal dimana fluktuasi nilai tukar uang tidak terlalu tinggi, hubungan nilai tukar uang dengan pasar modal adalah berkorelasi positif. Tapi jika terjadi depresiasi atau apresiasi nilai tukar uang, maka hubungan nilai tukar uang dengan pasar modal akan berkorelasi negatif.

Referensi:

  1. Putu Desak Suciwati. 2002. Pengaruh Risiko Nilai Tukar Rupiah Terhadap Return Saham: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 17, No. 4, 2002, 347 - 360.
  2. PENGERTIAN FLUKTUASI - E-JURNAL
  3. https://www.renesas.com/en-us/about/ir/company/risk.html