Mengapa film The Mummy dianggap membosankan?

Banyak yang berpendapat bahwa film The Mummy cukup membosankan ketika ditonton. Apa yang menyebabkan film The Mummy menjadi membosankan?
image

1. Imajinasi Kurang Liar
Tantangan terbesar dari proyek reboot adalah menghadirkan ide baru dalam cerita. Para pembuat film harus membuat alasan mengapa penonton harus kembali datang ke bioskop untuk menyaksikan cerita yang sebetulnya pernah mereka saksikan.
Namun, apa yang mereka dapatkan? Pemandangan padang pasir, masuk ke gua-gua, hingga petualangan klise tentara nakal pencari harta karun nan serakah yang kena batunya.
Nostalgia tentunya mengesankan. Apalagi cerita orisinal The Mummy dikenal dengan elemen petualangan arkeolog, romantisme klasik, dan kehadiran monster. Tapi sutradara Alex Kurtzman dan trio penulis Davie Koepp, Christopher McQuarrie dan Dylan Kussman belum mampu menghadirkan sensasi ‘dunia baru yang belum terlihat’ dari cerita-cerita The Mummy sebelumnya.

2. Bertumpu Pada Efek Visual dan Kharisma Para Aktor
Salah satu yang bisa dinikmati dari film The Mummy, adalah efek visual yang ‘wah’. Wajar saja, karena Universal Pictures memberikan bujet US$ 125 juta atau sekitar Rp 111,5 miliar untuk bersenang-senang membuat badai pasir yang menghantam London, juga ledakan yang megah saat menggambarkan Tom Cruise lolos dari maut.
Tapi plot yang dirajut kurang sempurna, menjadikan film ‘The Mummy’ lebih bertumpu pada kemegahan visual serta kharisma para aktornya. Dialog tokoh utama Nick Morton dengan Veil yang harusnya menjadi sidekick untuk sisi komikal, terasa garing. Punchline yang diberikan mereka kurang nonjok.
Sedangkan ikatan emosional dan romantis antara Nick dan Jenny (Annabelle Wallis) terasa kurang organik layaknya pertemuan pertama mereka yang berujung kencan satu malam.

3. Dr Jekyll yang Fancy Tapi Kurang Berfaedah
Dr Henry Jekyll yang diperankan Russell Crowe harusnya menjadi salah satu karakter paling penting dan berpengaruh saat berada dalam satu layar dengan Tom Cruise. Jekyll adalah ilmuan brilian yang memimpin Prodigium, organisasi yang mendedikasikan hidup mereka untuk mencari, menangkap dan jika dibutuhkan, menghancurkan para monster.
Karena sebuah eksperimen yang gagal, Dr Jekyll memiliki alter ego, yang membuatnya berubah menjadi monster. Untuk meredam itu, dia harus menyuntikkan sebuah serum secara berkala ke tubuhnya.
Penampilan Jekyll di film The Mummy begitu fancy dengan segala kekuasaan dan kejeniusan yang diperlihatkan, tapi kurang berfaedah karena screen time yang tak efektif. Selain itu, tak ada penjelasan tentang tulang-tulang yang berserakan di ruang kantornya, senjata-senjata klasik dan organisasi Prodigium itu sendiri.
Sepertinya Alex Kurtzman terlalu sibuk memikirkan adegan flashback putri Firaun, Ahmanet (Sofia Boutella), yang sensual.

4. Tom Cruise yang (Masih) Terlalu Narsis
Apa kesamaan Steven Seagal, Chuck Norris dan Tom Cruise? Mereka adalah jagoan-jagoan yang (terlalu) sulit dikalahkan. Kharisma mereka dalam film tetap bersinar ketika dihajar keroyokan. Dan entah bagaimana caranya, mereka pasti bisa lolos dari kematian dengan cara yang tak jarang konyol.
Oke, kami mengerti bahwa jagoan tidak boleh kalah. Tetapi, ayolah…ketika Anda dikejar mumi berusia 5 ribu tahun yang mengerahkan badai pasir dari Istanbul di London, kok ya sempat-sempatnya narsis?!
Adegan kabur yang dramatis itu berubah lebay ketika Nick Norton mendorong Jenny agar tidak terlibas bus besar yang siap menghantam mereka. Nick kemudian menyusup masuk ke dalam bus itu dengan santai, lalu duduk di kursinya.
Bagaimana dia tak terpelanting dan malah ngobrol dengan mayat? Padahal bus itu terombang ambing dihantam badai.
Masih banyak kenarsisan-kenarsisan Tom Cruise lainnya yang khas dan sungguh klise. Satu dari sedikit yang menarik, mungkin melihat pupil dan iris mata Tom Cruise berubah menjadi dua seperti matahari kembar.

5. Kalau Mau Lihat Zombie, Lebih Baik Kami Nonton Ulang The Walking Dead!
Setelah terkubur selama 5 ribu tahun sebagai mumi, Ahmanet (Sofia Boutella), akhirnya kembali dan siap menuntut balas. Dia mengisap jiwa-jiwa manusia yang ditemuinya untuk mengembalikan kekuatan serta bentuk fisiknya yang sempurna.
Para manusia yang jiwanya diisap Ahmanet, seketika berubah menjadi seperti zombie yang menjadi kaki-tangan Ahmanet. Dengan plot yang begitu-begitu saja, terasa membosankan melihat zombie yang dengan mudahnya dihancurkan oleh Tom Cruise menggunakan tangan kosong. Seharusnya, dengan rencana Universal menghadirkan Dark Universe tempat para monster, ada bentuk-bentuk baru yang lebih menarik.

Sumber: https://kumparan.com/@kumparanhits/5-alasan-mengapa-film-the-mummy-terasa-klise-dan-membosankan