Mengapa Ebola Mungkin Menjangkiti AS tetapi Tak Menyebar?

Virus ebola adalah salah satu yang paling mematikan yang pernah ditemui, membunuh hingga 90 persen dari korbannya. Sekitar setengah dari pasien menunjukkan gejala pendarahan mengerikan khas dari setiap demam dengue — ini mengingatkan orang Amerika akan kengerian seperti yang ditunjukkan dalam film Outbreak (1995) — tetapi gejala ebola juga dapat menyerupai penyakit tropis lainnya, seperti demam berdarah dengan demam tinggi, sehingga diagnosis ebola kadang-kadang keliru dalam tahap awal.

https://kidshealth.org/EN/images/headers/K-ebola-enHD-AR1.jpg
Virus mematikan mengamuk di Afrika, AS bisa terimbas brutal. Namun risiko penularan virus ebola lewat jalur penerbangan juga masih dipertanyakan. Virus ebola adalah salah satu yang paling mematikan yang pernah ditemui, membunuh hingga 90 persen dari korbannya. Sekitar setengah dari pasien menunjukkan gejala pendarahan mengerikan khas dari setiap demam dengue — ini mengingatkan orang Amerika akan kengerian seperti yang ditunjukkan dalam film Outbreak (1995) — tetapi gejala ebola juga dapat menyerupai penyakit tropis lainnya, seperti demam berdarah dengan demam tinggi, sehingga diagnosis ebola kadang-kadang keliru dalam tahap awal.
Itu mungkin mengapa orang demam bisa naik pesawat pekan lalu dari Liberia ke Nigeria di Lagos, kota terpadat di Afrika. Dia jatuh sakit pada penerbangan itu dan dibawa langsung ke rumah sakit, di mana dia diisolasi kemudian meninggal.
Virus mematikan ebola telah menghancurkan bagian-bagian Afrika sejak wabah pertama di Republik Demokratik Kongo pada 1976. Dalam wabah terbaru, WHO telah melaporkan 1.201 kasus dan 672 kematian sejak Maret 2014 di Guinea, Sierra Leone, Liberia. (Baca di Penyebaran Ebola Capai Tingkat Tertinggi)
Hal yang sama kemungkinan akan terjadi lagi, dengan penumpang bertujuan di Eropa atau Amerika Serikat, kata Stephan Monroe, wakil direktur dari National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases, Senin (28/7) lalu dalam sebuah konferensi pers.
Ebola menular hanya ketika ada gejala, sehingga seseorang yang tidak tahu terjangkiti virus, tak akan menyebarkannya, kata Monroe. Darah dan tinja membawa sebagian besar virus, itulah sebabnya mereka yang berisiko tertinggi terinfeksi ebola adalah anggota keluarga yang merawat orang sakit terkasih dan petugas kesehatan yang merawat pasien atau tak sengaja menempel diri dengan jarum yang terinfeksi.
“Secara teoretis, mungkin ada cukup virus dalam keringat atau air liur untuk menularkan virus, katakanlah begitu, sebuah sandaran tangan pesawat terbang atau ada yang bersin di dekatnya,” kata Stephen Morse, ahli epidemiologi dan virus di Mailman School of Public Health, Columbia University di New York. Tapi tetesan air liur, keringat, dan darah masih perlu cara untuk menembus kulit.
Fakta bahwa para ahli masih tidak yakin tentang risiko perjalanan pesawat menunjukkan bagaimana biasanya wabah seperti yang terjadi saat ini merebak.
Di masa lalu, wabah telah terfokus terutama di desa-desa kecil Afrika Tengah. Pemburu umumnya membawa virus ke desa mereka melalui monyet terinfeksi yang dibunuh untuk mendapat dagingnya. Tapi desa tersebut terpencil dan dapat dengan mudah dikarantina, yang memungkinkan virus untuk melenyapkan diri.
Kurangnya pengetahuan atas penyakit itu, ditambah dengan perbatasan yang bisa ditembus serta ritual memakamkan anggota keluarga yang bisa membuat orang terpapar cairan tubuh orang mati, menyebabkan penyebaran yang lebih besar, kata Morse.
“Di tempat-tempat di mana mereka telah melihat wabah ebola, baik masyarakat lokal maupun pejabat kesehatan memiliki beberapa ide tentang tindakan pencegahan,” kata Morse lagi.
Kurangnya pelatihan dan pengalaman diperparah oleh kurangnya peralatan pengendalian infeksi dasar seperti sarung tangan. Menggunakan alat pelindung aman membutuhkan pelatihan dan praktik bagi pekerja kesehatan.
“Terutama bagaimana melepasnya tanpa sengaja mencemari peralatan dan diri mereka sendiri,” kata Morse. “Ini sebagian merupakan masalah pelatihan dan sebagian masalah peralatan.”