Mengapa Burung Pemangsa Menyemangati Anaknya Saling membunuh?

Memang tak nyaman mendengarnya, tetapi banyak burung pemangsa seperti elang harpy dan elang botak yang biasanya bertelur dua butir, lalu menyemangati salah satu anaknya setelah menetas, untuk membunuh dan memakan saudaranya.

Induk burung itu biasanya sebagian besar memberi makanan pada anak yang lebih tua dan memperbolehkannya menindas dan mengganggu adiknya sampai mati. Anak kesayangan ini kemudian memakan adiknya sehingga seluruh energi dan nutrisi yang telah diberikan sepasang induknya bermanfaat dan terpakai kembali. Alasan di balik pendekatan pengasuhan, yang mengejutkan ini, dianggap sebagai peluang terbaik bagi burung dalam membesarkan anak mereka dengan memusatkan seluruh sumber daya dan energi pada salah satu anak saja. Bisa dikatakan, telur kedua tak lebih dari sekadar jaminan, kalau – kalau telur pertama tak berkembang atau rusak karena berbagai alasan.

Penguin makaroni juga melakukan hal yang sedikit berbeda. Induk betina mereka juga bertelur hanya dua butir, tetapi telur pertama biasanya tak seberuntung telur kedua. Ukurannya kurang dan dua per tiga ukuran telur kedua. Telur pertama menetas belakangan sehingga jarang ada yang mampu bertahan hidup. Penyebab telur pertama begitu lemah tampaknya karena telur penguin berada dalam kondisi paling berbahaya: dimakan atau dihancurkan pada permulaan musim berkembang biak, saat koloni penguin mulai terbentuk. Saat itu, para penguin dewasa sibuk bertarung dan burung punya kebiasaan mencuri banyak telur. Karena itu, penguin mengembangkan kecenderungan memilih telur kedua yang kemungkinan besar menetaskan keturunan yang sehat.

Spesies burung lain bahkan mengembangkan senjata khusus yang hanya muncul saat ia menetas dan sepertinya diciptakan untuk membunuh saudaranya sendiri. Burung pemakan lebah tenggorokan biru di Asia bertelur dalam jumlah besar dan bisa menetaskan sampai tujuh belas anak burung. Setiap anak burung punya kait tajam di ujung paruh yang digunakan untuk melukai saudara – saudaranya dalam sarang yang gelap. Dua minggu kemudian, sebagian besar anak burung akan binasa karena terluka, sedangkan pada permukaan tubuh anak terkuat akan tumbuh bulu yang meindunginya dari kait. Kait anak burung yang selamat akan tanggal sehingga yang tersisa sekarang hidup bersama dengan lebih harmonis. Sebuah pengalaman kelangsungan hidup yang cukup mengerikan pada keluarga burung!

Referensi : https://unikterbaru.wordpress.com