Menurut saya ada tiga point penting alasan orang lebih membahas mengenai hal-hal yang tidak berbobot seperti bergosip, membahas produk kecantikan misalnya, atau seputar curhat kisah asmara. Alasan pertama adalah CIRCLE Karena adanya lingkaran pertemanan. Lingkaran pertemanan membuat kita terbiasa membahas mengenai topik yang sekiranya bisa nyambung dan menyenangkan, tidak ada perdebatan dan dapat tertawa menghilangkan penat. Kebiasaan tersebutlah yang membuat kita terbiasa hidup di lingkungan yang tidak terbiasa untuk membahas hal-hal berat.
Yang kedua yaitu LITERASI, literasi di negara kita sendiri masih belum dijadikan hal yang umum, contoh kecilnya saja kita melihat salah satu anak berkaca mata di sekolah, kemana-kemana membawa buku, istirahat pergi ke perpus, jadilah dia dikatakan si orang pintar, kutu buku, orang yang membosankan. Saya rasa dia adalah orang yang juga menginginkan ada lingkaran pertemanan yang sama dengannya, diangkap biasa saja, tidak diagungkan karena perihal buku. Bagi saya semua orang harus terbiasa dengan ilmu pengetahuan, simbol buku tidak hanya kepunyaan si berkacamata atau si kutu buku yang hobi baca.
Contoh kecil tersebut mungkin tidak asing selama pengalaman kita bersekolah. Belum lagi dunia perkuliahan, dunia pekerjaan. Ada yang sudah sibuk bekerja menjadi lupa untuk belajar. Itulah kenapa sekalipun banyak orang berpendidikan tetapi masih ada kok yang tidak berempati. Menurut saya itu menjadi faktor mengapa banyak komentar negatif di berbagai sosial media, literasi pemahaman menghargai dan beropini mereka kurang. Balik lagi dari literasi, karena kurangnya literasi membuat orang tidak membahas mengenai hal-hal berat karena siapa yang akan menyahut?
Misal saja, baru kemarin saya mengobrol dengan teman saya, karena saya merasa ingin berdiskusi, cobalah saya bertanya, “Kamu tau parenting?” karena kebetulan saya habis membaca satu konten tentang parenting, dijawab lah “Ga tau tuh” selain saya sudah terbiasa menduga orang masih awam, ternyata dia juga tidak tertarik. Hal ini cukup membuktikan bahwa saat mengobrol hanya orang-orang tertentu saja yang dapat membahas mengenai hal-hal berbobot meskipun dalam keadaan santai.
Alasan ketiga, yaitu BUDAYA KRITIS
Sudah sangat wajar, bila mana kita tidak terbiasa kritis selain dari kita sendiri yang dapat memilih kebiasaa positif untuk menjadi kritis. Karena sudah sejak kecill menjadi orang yang biasa-biasa saja dan tidak diarahkan pada hal-hal untuk terjun pada topik obrolan bera maka muncul lah kebiasaan hanya membahas hal-hal ringan saja. Lebih menarik dan tidak membuat otak pusing.
Namun, berdasarkan ketiga alasan tersebut, tidak semua orang tertarik membahas seputar gosip, mungkin kita akan bertemu dengan circle pertemananya yang sudah terbiasa memunculkan obrolan berbobot. Jadi, bagaimanapun keadaannya baik santai mereka akan tetap membahas mengenai hal-hal penting agar waktu yang mereka habiskan bermanfaat.
Balik lagi dari kita, apakah mau menjadi bagian dari orang yang acuh terhadap ilmu pengetahuan atau orang yang akan membuka peluang circle yang dapat menggerakkan orang lain untuk ikut mempelajari lalu membahas mengenai hal-hal yang berbobot.