Mengapa alkohol dapat digunakan sebagai obat penenang Sapi dan Monyet?

Kita telah mengetahui bahwa hewan suka mengobati diri sendiri, tetapi apakah mereka juga suka makan obat penenang? Di Amerika Serikat dan Meksiko, ada tanaman beracun yang dikenal sebagai ‘rumput gila’ atau locoweed.

Apabila ada kesempatan, kawanan sapi akan makan rumput tersebut dan bahkan mengajak hewan lainnya untuk mengikuti kebiasaan mereka itu. Selanjutnya, kawanan sapi tadi akan mengalami efek ‘locoism’ yang sangat kentara: menjadi ceroboh dan menabraki benda – benda, melompat kuat – kuat untuk melewati ranting kecil, padahal tak perlu, serta kerap merasa terganggu dan agresif sehingga menyerang siapa pun yang mendekat. Semak tersebut mengandung kandungan alkaloid bernama swainsonine yang membuat sapi tak bisa mengurai glikoprotein zat penting dalam tubuh yang berperan dalam melakukan interaksi antarsel. Lama – kelamaan, protein itu menumpuk dan merusak sistem saraf sapi sehingga membuatnya bertingkah aneh.

Alkohol juga bisa menjadi obat penenang. Di Pulau Santo Kitss, Kepulauan Karibia, hewan setempat, monyet vervet keluarga monyet tertua di dunia, suka bergelantungan di dekat para turis dan menghabiskan sisa minuman mereka yang mengandung alkohol. Para peneliti telah mempelajari kebiasaan monyet – monyet tersebut yang mirip dengan mayoritas bangsa barat sebagai peminum sosial. Artinya: mereka suka minuman beralkohol saat sedang bergaul. Monyet – monyet tersebut hanya minum seperlunya ketika sedang bergaul dengan sesamanya. Monyet tak pernah minum sebelum makan siang dan memilih alkohol yang dicampur dengan jus buah. Tapi, ada juga sekelompok kedil monyet tersebut yang tak pernah minum sama sekali dan ada sekelompok pemabuk berat, yang hanya sebagian kecil saja dan kelompok mereka. Monyet – monyet pemabuk akan minum alkohol sebanyak mungkin, terutama minuman keras tanpa campuran. Lalu, mereka akan ribut dan mulai berkelahi, sebelum akhirnya pingsan.