Memilih Latar Belakang sesuai Outfit untuk Berfoto

Pakaian yang bagus ketika berfoto menjadi fokus utama, akan tetapi terkadang latar belakang yang tidak sesuai malah membuat konsep foto tidak sesuai bahkan mengganggu. Bagaimana cara memilih latar belakang yang bagus sesuai pakaian yang dipakai?

2 Likes

Fotografi dan Pemilihan Latar Belakang dalam Foto


Jogja Digital Valley melakukan sensus digital pada tahun 2014 dengan judul Infografik Industri Kreatif Jogja 2014, hasil sensus menunjukan bahwa 21,6% atau 129 orang dari lebih 750 orang menyatakan dirinya bekerja dalam bidang visual designer, dan 53% mendukung pertumbuhan perekonomian di Yogyakarta. Visual designer merupakan pekerjaan yang memiliki fokus pada penciptaan grafis maupun bentuk gambar lain yang memiliki nilai bisnis. Oleh karena itu seorang fotografer semakin dibutuhkan untuk menghasilkan foto yang dapat menarik perhatian konsumen dan menjual produk.

Pada era digital seperti saat ini, pekerjaan sebagai fotografer menjadi jenis pekerjaan yang mudah ditemukan dimanapun. Kebutuhan akan jasa fotografer meningkat dalam hal periklanan dan dokumentasi (Marsha dan Widyani, 2014). Pengguna jasa dapat memilih layanan yang diberikan fotografer. Jenis fotografer dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu; fotografer dalam agensi dan fotografer lepas atau sering disebut fotografer freelance. Pertumbuhan fotografer pada masa ini cukup tinggi, dipengaruhi kebutuhan finansial dan pergantian masa dari yang sekedar hobi menuju aspek pasar (Marsha dan Widyani, 2014).

Kategori foto yang umum disuguhkan oleh fotografer freelance tersebut meliputi; company profile, prewedding, wedding, still life, foto produk,dan foto wisuda, serta photo stock. Marsha dan Widyani (2014)

Seorang fotografer memiliki kewajiban untuk menghasilkan foto dengan kualitas tinggi tujuannya adalah agar memperoleh harga yang tinggi. Keterlibatan studio foto dengan profesi fotografer sangat erat hubungannya. Kebutuhan studio foto menjadi kunci untuk membentuk foto yang layak dijual. Keberadaan studio foto menjadi mutlak bagi fotografer yang berkecimpung dalam fokus kategori seperti: foto produk, fashion, still life, food photography, prewedding, dan photostock

Yuliadewi (1999) menjelaskan bahwa pengambilan lokasi pemotretan dapat berlangsung di dalam (indoor) atau di luar ruangan (outdoor). Di dalam ruangan (indoor), kita dapat memanfaatkan studio foto untuk pemotretan model, atau produk dengan berbagai peralatan studio, seperti lampu-lampu studio, layar yang dipakai sebagai latar belakang (background), table top, dan lain-lain. Pencahayaan di studio fotografi dapat diperoleh dari lampu-lampu studio, lilin, atau cahaya jendela. Pencahayaan memotret di luar ruangan (indoor) diperoleh dari cahaya matahari, atau dengan bantuan lampu kilat (flash).

studio
Sumber: kotakwarna.com

Outfit sebagai Dasar Pemilihan Latar Belakang dalam Foto


Kebutuhan fotografer dalam membentuk foto tidak hanya berada di ruang dalam melainkan ruang luar pula seperti studio foto outdoor. Untuk memberi penekanan atraktif pada kebutuhan kedua ruang tersebut perlu diakomodasi oleh ruang-ruang pendukung lainnya. Selain itu kemudahan untuk mengakses ruang studio foto memberi nilai tambah pada aspek atraktif. Berangkat dari latar belakang yang menjelaskan bahwa proyeksi perkembangan ekonomi meningkat maka kegiatan fotografer menjadi lebih kompleks (Bank Indonesia, 2013). Yuliadewi (1999) kemudian menjelaskan bahwa kegiatan fotografer dalam studio foto tidak hanya sebatas memotret namun masih banyak hal yang dilakukan fotografer untuk membentuk foto yang indah, mulai dari persiapan objek, persiapan alat, briefing dan lain sebagainya.

Latar belakang untuk foto pada faktanya merupakan bentuk kesiapan dari seorang fotografer untuk menghasilkan foto yang baik. Mempersiapkan background dengan baik maka dapat menjadi salah satu faktor hasil foto bisa sesuai harapan seseorang yang akan difoto dan mengambil foto. Outfit atau pakaian dapat digunakan sesuai masud foto yang ingin dihasilkan.

Referensi
  1. Bank Indonesia. 2013. Data Ekonomi Kajian Yogyakarta. http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomiregional/yogya/Documents/KajianEkonomiRegionalDIYTriwulanIII2013.pdf
  2. Departemen Keuangan. 2014. Data Ekonomi Yogyakarta. http://www.tarif.depkeu.go.id/Others/?hi=AFTA
  3. Marsha, Jane dan Widyani, Husna . 2014. Kamera DSLR itu Gampang, Kok!. Yogyakarta: Cv Solusi Distribusi
  4. Yuliadewi, Lesie. 1999. Mengenal Fotografi dan Fotografi Desain. NIRMANA Vol. 1 No. 1 JANUARI 1999 Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/design/

Melakukan padu padan pada sebuah sesi foto merupakan bentuk penyelarasan elemen komposisi dalam fotografi. Elemen Komposisi dalam Fotografi menurut Kabir (2011) adalah penggabungan beberapa elemen dasar yang terdapat pada objek atau area bidik. Ketika sebuah gambar memiliki komposisi objek yang baik maka akan menghasilkan gambar yang bagus, memiliki daya tarik, enak dipandang. Kelebihan lain dari adanya komposisi yang baik menurut Kabir (2011) adalah tercapainya 30 point of interest atau maksud dari foto tersebut. Dapat disimpulkan bahwa saat mengambil foto dan memadu padankan background dapat dilakukan dengan memperhatikan teori fotografi. Elemen-elemen dasar yang terdapat pada komposisi objek menurut Kabir (2011) antara lain sebagai berikut:

1. Objek


Objek merupakan titik fokus atau target bidik yang menjadi hal utama dalam sebuah gambar yang dihasilkan. Ketika melakukan peninjauan lokasi objek, seorang fotografer harus mencari posisi objek pada titik pandang yang enak dilihat. Titik pandang yang harus ditentukan oleh seorang fotografer. Titik padang tidak harus berada di tengah frame, melainkan menyesuaikan dengan objek di sekitarnya maupun objek yang ingin ditonjolkan (Kabir, 2011). Ketika sebuah foto ingin menonjolkan pakaian yang dipakai maka fotografer dapat membuat fokus foto pada pakaian. Kondisi lain bisa disesuaikan sesuai kebutuhan. Apabila ingin menunjukkan subjek dengan keserasian antara subjek, pakaian, dan latar belakang maka dapat memperhatikan bagaimana objek gambar tersebut akan ditangkap.

2. Warna


Warna sangat mempengaruhi daya tarik sebuah gambar (Kabir, 2011) . Gambar dengan point of interest pasti memiliki pesan yang mudah dipahami orang yang melihatnya. Bagaimana cara untuk mendapatkan hal tersebut? usahakan antara objek dan warna latar belakang memiliki perbedaan, sehingga maksud dari gambar tersebut mudah terbaca. Warna memiliki peran sangat penting, yaitu nilai bahasa karakter (Language Character) dan efek psikologis terhadap yang melihatnya dan dapat memberikan makna dan kesan tertentu. Warna menurut Kabir (2011) berfungsi untuk berbicara secara visual dalam konteks karakter umum yang lebih mudah dipahami. Selain untuk mempertegas maksud gambar, warna dapat memberikan efek psikologis kepada semua orang yg melihatnya. Darmaprawira (2002) menjelaskan mengenai dua jenis warna:

a. Warna primer

Warna primer merupakan warna-warna yang membentuk warna warna lainnya. Warna primer adalah warna merah, kuning, biru. Kabir (2011) menjelaskan bahwa tiap warna memiliki arti. Warna merah benar benar dapat menaikkan denyut nadi orang ketika mereka melihat warna merah. Merah merupakan warna yang kuat,hangat, menarik, seksi, dan mendesak. Biru merupakan warna yang menenangkan. Biru menyampaikan perasaan kekuatan, kehandalan, dan ketenangan. Kuning adalah warna dari matahari. Sangat mudah untuk dipahami mengapa kuning membangkitkan perasaan optimisme, kejelasan, dan kehangatan. Kuning juga merupakan warna yang kaya, seperti warna yang ada pada emas dan harta karun.

b. Warna sekunder

Warna sekunder merupakan warna yang terbentuk oleh campuran dua warna primer. Warna sekunder itu adalah orange, hijau, dan ungu. Kabir (2011) menjelaskan mengenai makna tiap warna sekunder. Ungu memiliki makna warna kerajaan. Warna ini memunculkan gambaran keagungan, kemewahan, mengaktifkan imajinasi dan memikat mata. Orange adalah warna yang memberi kesan fokus dan menjadi pusat perhatian. Orange melambangkan antusias, percaya diri dan gembira. Warna hijau mewakili makna-makna seperti Alami, kesegaran, Keberuntungan dan kesederhanaan. Warna hijau biasanya digunakan ketika ingin menonjolkan sifat natural.

3. Wujud


Wujud menurut Kabir (2011) merupakan transformasi tiga dimensi dan unsur bentuk. Ketika kita mampu melihat objek secara tiga dimensi. Saat itulah terdapat unsur wujud. Unsur wujud berfungsi memberi kedalaman fokus terhadap sebuah foto. Penggunaan bayangan dan cahaya, sangat penting untuk menekankan bentuk objek dalam sebuah foto.

4. Tekstur


Tekstur menurut Kabir (2011) berfungsi untuk memperlihatkan keadaan permukaan pada sebuah benda atau objek. Apakah objek tersebut kasar, halus, beraturan, tidak beraturan, tajam, atau lembut. Tekstur juga memberikan kesan tiga dimensi.

5. Pola


Pola menurut Kabir (2011) merupakan suatu pengulangan dari bentuk dan tekstur. Pola dapat menarik perhatian jika diambil dari sudut yang tepat.

Referensi
  1. Darmaprawira, S. 2002. Warna Teori dan Kreativitas Penggunanya. Bandung: ITB
  2. Kabir, Saiful. 2011. A-Z Tutorial Lengkap Fotografi untuk Pemula. Jogjakarta: Divapress