Media tanam apa saja yang biasa digunakan ketika melakukan urban farming di rumah?

urban farming

Media tanam yang paling umum digunakan adalah tanah, tetapi apabila tanah pekarang sudah sangat terbatas, adakah model pertanian dengan menggunakan media tanam lainnya, yang cocok dengan pendekatan urban farming ?

1 Like

Pada dasarnya, baik pertanian dengan konsep urban farming maupun konsep pertanian industri adalah sama. Pembedanya adalah lokasi urban farming berada di perkotaan, sedangkan pertanian tradisional biasanya ada di pedesaan.

Oleh karena itu, karakteristik utama dari konsep urban farming adalah melakukan budidaya pertanian di lahan sempit. Karena faktor tersebut, banyak pelaku urban farming menggunakan media tanam yang lebih beragam dibandingkan dengan model pertanian tradisional, yang menggunakan media tanam tanah sebagai favoritnya.

Rooftop Urban Farming


Urban farming dengan model rooftop (diatas atap rumah atau perkantoran) biasanya menggunakan media tanam tanah, yang diletakkan didalam pot-pot. Hal ini karena luas lahan yang ada di atap rumah relatif lebih luas dibandingkan di pekarangan rumah itu sendiri.



Selain berfungsi sebagai urban farming, rooftop urban farming juga dapat berfungsi sebagai taman tempat penghuni rumah atau penghuni perkantoran tersebut beristirahat sambil menikmati hijaunya tanaman-tanaman yang ditanam.

Vertical Garden


Konsep urban farming dengan model vertical garden lebih menekankan pemanfaatan lahan tegak (dinding) yang biasanya tidak dimanfaatkan sama sekali. Hanya digunakan sebagai pembatas rumah. Terkait vertical garden, yang paling banyak digunakan adalah media air, dengan sistem hidroponik maupun aquaponik.



Selain media tanah dan air, media tanam yang banyak digunakan dalam konsep vertical garden adalah dengan menggunakan media udara, atau biasa disebut aeroponik.



So, setiap media tanam mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Tinggal kita mau memilih yang mana, tentunya disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkembangkan tanaman. Dalam penggunaan media tanam ini dibedakan menjadi 2 ya, ada media tanah dan non-tanah.

Media Tanah

Penggunaan media ini sangat umum digunakan. Tanah sebagai media tumbuh tanaman, memiliki ciri yang khas terkait sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman.
Adapun sifat fisik tersebut terkait dengan tekstur, struktur, porositas dan konsistensi tanah.
Pada sifat kimia tanah berkaitan dengan kapasitas tukar kation (KTK), pH dan kandungan unsur hara. Sedangkan sifat biologi tanah ini berhubungan dengan keragaman dan aktivitas organisme dalam tanah.

Media Non-Tanah

media non-tanah dibagi lagi menjadi 2, yaitu media tanam organik dan media tanam anorganik.

a. Media Tanam Organik

Media tanam organik berasal dari komponen organisme hidup. Dibandingkan media tanam anorganik, media ini lebih mampu menyediakan unsur hara yang baik bagi tanaman. Adapun contoh media tanam organik misalnya:

  • Kompos
    Berasal dari dekoposisi tanaman atau limbah organik misalnya jerami, sekam, daun, dan sampah rumah tangga lainnya (bekas sayur dan buah). Keunggulannya adalah penggunaan kompos dapat mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi.
  • Moss
    Berasal dari akar paku-pakuan atau lumut, yang mampu mengikat air hingga 80% dan mengandung nitrogen hingga 2-3%.
    image
  • Pupuk Kandang
    Berasal dari kotoran hewan yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Komposisi kandungan unsur hara bergantung pada jenis hewan, jenis pakannya, dll.
    image
  • Humus
    Hasil pelapukan bahan organik oleh jasad mikro dan sumber energi dari jasad mikro itu sendiri.
    image
  • Sabut Kelapa (Cocopeat)
    Berasal dari kulit luar buah kelapa dan mengandung unsur hara esensial seperti Ca, Mg, K, N dan P.
    image
  • Arang
    Berasal dari bagian tanaman seperti batang, batok kelapa atau sekam yang dibakar hingga menjadi abu.
    image
  • Batang Pakis
    Berasal dari tanaman pakis yang sudah tua.
    image
  • Sekam Padi
    Merupakan kulit biji gabah tanaman padi, dimana penggunaannya dapat berupa sekam bakar atau sekam padi yang masih mentah. Pada sekam bakar memiliki kandungan karbon © yang tinggi, sedangkan pada sekam mentah banyak mengandung kalium (K).
    image

b. Media Tanam Anorganik

  • Rockwool
    Berasal dari bebatuan yang dipanaskan dengan suhu tinggi hingga meleleh menjadi lava, yang kemudian disentrifuge membentuk serat. Umumnya digunakan media pembibitan terutama pada budidaya hidroponik sistem NFT.
  • Vermikulit dan Perlit
    Berasal dari kepingan mika yang dipanaskan dan memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi.
    image
    Vermikulit
    image
    Perlit
  • Hidroton
    kerikil sintetis yang dibuat dari pemanasan tanah liat dengan suhu tinggi. media tanam ini biasanya digunakan pada budidaya secara hidroponik dengan sistem drip.
    image
  • Spons
    Seringkali digunakan sebagai media tanaman hias bunga potong atau hidroponik sistem NFT.
    image
  • Pasir
    Pasir memiliki pori makro sehingga mudah basah dan cepat kering karena penguapan. Media pasir sering digunakan sebagai media campuran dalam pembibitan ataupun media untuk tanaman yang tidak membutuhkan air banyak seperti kaktus.
    image
  • Kerikil
    Kerikil dapat dijadikan media alternatif pengganti hidroton, mampu menopang pertumbuhan akar dan batang tanaman buah dan sayuran buah. Selain itu kerikil dapat dijadikan pemanis atau hiasan tanaman hias
    image
  • Gel/Hidrogel
    Media tanam berupa kristal polimer yang penggunaannya praktis dan efisien karena tidak perlu diganti, disiram atau dipupuk. Penyiraman hanya dilakukan di awal budidaya agar media gel dapat mengembang. Di dalam media ini juga sudah mengandung nutrisi bagi tanaman. Hampir semua jenis tanaman hisa dapat ditanam dengan media ini, seperti philodendron dan anthurium. Akan tetapi, media ini kurang cocok untuk tanaman berakar keras seperti adenium atau bonsai.
    image

Untuk bentuk kegiatan budidaya, dapat dilakukan dengan metode seperti hidroponik, aquaponik, aeroponik, vertikultur atau penanaman dalam pot.

1 Like

Media tanam yang bisa digunakan adalah tanah humus yang bisa beli di toko pertanian, kemudia media air atau biasa disebut hidroponik, dan juga aeroponik seperti hanya menggunakan arang kayu dan sabut kelapa.

Media tanam tersebut yang sudah saya coba terapkan hanya media tanah humus dan arangkayu juga sabut kelapa.

Selain harganya murah juga ramah lingkungan sangat mendukung juga saat tempat penanamannya sempit.

1 Like
  1. Vertikultur: menanam secara vertikal menggunakan paralon atau botol secara bertingkat, cocok untuk di ruang yang sempit. Beberapa tanaman yang cocok untuk metode ini, yaitu seperti seledri, bayam, sawi, kucai, strawberry.
  2. Hidroponik: menanam dengan menggunakan air tanpa tanah serta memperhatikan unsur hara. Beberapa tanaman yang cocok untuk metode ini, yaitu selada, timun, melon dan tanaman herbal rempah.
  3. Akuaponik: penggabungan antara konsep budidaya menanam dengan budidaya perairan (Ikan) yang bersifat simbiotik. Beberapa tanaman yang cocok untuk metode ini, yaitu kangkung, pak choy, selada dan juga Ikan seperti lele, mujair dan ikan mas.
  4. Wall Gardening: konsepnya hampir sama dengan metode vertikultur, hanya saja metode ini menggunakan dinding sebagai media tanam. Beberapa tanaman yang cocok untuk metode ini, yaitu tomat, cabai, umbi-umbian serta berbagai jenis tanaman hias.
1 Like