Masalah penelitan apa saja yang biasa muncul dalam metode penelitian kualitatif ?

Metodologi kualitatif

Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Masalah penelitan apa saja yang biasa muncul dalam metode penelitian kualitatif ?

Masalah penelitian dapat diciptakan atau ditemukan bila peneliti mengalami pengetahuan ilmiah yang memadai seputar gejala atau topik yang hendak ditelitinya. Hal ini antara lain dikemukakan oleh Maxwell (1996), yang memberikan suatu kerangka perancangan penelitian kualitatif yang terdiri atas lima unsur, yakni

  1. tujuan,
  2. konteks konseptual,
  3. pertanyaan penelitian,
  4. metode penelitian, dan
  5. validitas.

Tujuan penelitian perlu disadari oleh peneliti: persoalan apa yang hendak diliput? Apakah penelitian tentang persoalan itu akan mempengaruhi praktek? Apa gunanya penelitian? Konteks konseptual adalah semacam peta pengetahuan ilmiah yang telah ada mengenai atau di seputar gejala yang akan diteliti. Dalam hal ini, teori, konsep, dan temuan-temuan terdahulu akan sangat berguna untuk menemukan masalah penelitian. Adapun sumber-sumber pengetahuan teoritik demikian bisa dari pengalaman sendiri, dari teori dan kajian yang telah ada, hasil kajian pendahuluan yang pernah kita lakukan sendiri, dan eksperimen gagasan-gagasan kita sendiri (1996).

Teranglah kajian pustaka memegang peranan penting dalam hal ini. Namun, berbeda dari penggunaan teori dalam perumusan masalah penelitian kualitatif, di sini teori lebih berperan sebagai sumber inspirasi, bukan untuk dideduksikan menjadi hipotesis yang kemudian akan diuji secara empirik.

Booth dkk. mengingatkan bahwa penelitian praktis dalam kehidupan manusia sehari-hari lebih sering didorong oleh adanya masalah yang dihadapi, bukan karena orang mencari-cari topik penelitian (1996). Dari masalah praktis ini timbul pertanyaan-pertanyaan “apa”, atau “bagaimana” dan “mengapa”. Pertanyaan yang tak terjawab akan menimbulkan “kerugian” atau “kesulitan”, artinya memunculkan masalah yang memerlukan penelitian agar dapat menjawabnya.

Masalah mempunyai dua komponen, yakni (1) kondisi tertentu yang (2) menimbulkan akibat yang merugikan (“biaya”). Dalam masalah penelitian, “kondisi” itu didefinisikan oleh serangkaian konsep yang agak khusus atau sempit. Intinya adalah pernyataan tentang suatu hal yang tidak kita ketahui atau pahami, namun perlu kita ketahui atau pahami.

Pertanyaan untuk penelitian kualitatif biasanya bersifat umum dan terbuka, tidak terinci dan terstruktur seperti di dalam penelitian kuantitatif. Tidak terstruktur juga berarti bahwa pertanyaan tidak mengandung pertanyaan-pertanyaan tentang arah hubungan antarkonsep (seperti: sejauh mana, pengaruh, akibat, dampak, menentukan, menyebabkan, dan sebangsanya). Sifat pertanyaan yang umum dan terbuka ini mencerminkan tujuan penelitian kualitatif untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dari perspektif para pelaku yang diteliti, yang bermuatan pandangan-pandangan subyektif para pelaku. Dalam penelitian kuantitatif hal ini seringkali justru dibatasi karena dianggap sebagai bias dari informasi yang diberikan sendiri oleh pelaku ( self-report ).

Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif yang bertujuan memahami pemaknaan, informasi yang subyektif itu menjadi obyektif. Memberi ruang bagi subyektivitas berarti juga membuka peluang untuk menangkap keragaman perspektif dan tindakan pelaku. Oleh karenanya, dalam penelitian kualitatif sang peneliti ditempatkan sebagai subyek alih-alih obyek penelitian belaka.