Manfaat Kunyit Bagi Dunia Farmasi

Kulit adalah lapisan terluar dari tubuh yang sering mudah rusak oleh faktor
lingkungan serta stres dan kebiasaan makan yang buruk. Meskipun sekarang banyak produk
kosmetik yang menawarkan untuk memperbaiki masalah kulit, sebenarnya alam juga memberikan solusi untuk ini. . Acne vulgaris (jerawat) adalah penyakit menular dan salah
satu penyakit yang lazim pada manusia. Ketika berjerawat, terjadi perubahan kulit, karena
perubahan struktur satuan kulit pilosebaceous termasuk folikel rambut dan yang terkait
kelenjar sebaceous. Perubahan ini biasanya membutuhkan androgen stimulasi. Jerawat
biasanya terjadi karena peningkatan androgen dalam tubuh, dan lebih sering terjadi pada
masa remaja atau masa pubertas. Jerawat biasanya terlihat pada wajah, bagian atas dada, dan
punggung menjadi subyek yang memiliki jumlah yang lebih besar. Perawatan alami untuk
kulit yang memberikan hasil yang lebih baik daripada produk komersial yang mahal dan
prosedur kosmetik. Salah satu pengobatan alami tersebut adalah bubuk kunyit untuk kulit.
Kunyit (Curcuma longa): komponen utama biologis aktif kunyit adalah kurkumin.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin memiliki antioksidan kuat, penyembuhan
luka, dan sifat anti-inflamasi, yang mungkin terbukti menjadi terapi terhadap jerawat. Kunyit
dianggap aman dalam jumlah yang ditemukan dalam makanan dan ketika diambil secara oral
maupun topikal dalam jumlah obat. Hal itu dapat menyebabkan dermatitis atopik pada
beberapa orang. Namun, wanita hamil tidak dianjurkan karena bisa merangsang uterus.
Kunyit dapat menyebabkan kulit untuk sementara menjadi warna kuning terutama pada orang
dengan warna kulit terang. Ketika digunakan sebagai obat topikal, itu biasanya dicampur
dengan air atau madu dan diterapkan secara langsung ke kulit. Namun, kunyit kering juga
dapat dicampur ke dalam cairan dan dikonsumsi.
Kurkumin tinggi akan molekul pleiotropik yang pertama kali menunjukkan aktivitas
antibakteri pada tahun 1949. Sejak saat itu, telah banyak penelitian yang membuktikan efek
farmakologi lain yang dimiliki kurkumin, seperti antiinflamasi, antioksidan, antikanker,
antifertiliti, antiulser, antikoagulan, antimikroba, antihepatotoksik, antirematik dan
antidiabetik (Gupta, Patchva, dan Anggarwal, 2013; Stanojević, Stanojevic, Cvetcovic, et al.,
2015; Yadav, Tarun, Roshan, et al., 2017). Efek-efek farmakologi pada kunyit tersebut
membuatnya menjadi tumbuhan yang memiliki efek menguntungkan pada kesehatan
manusia, salah satu diantaranya adalah untuk penyakit hati, kanker, aterosklerosis, masalah
haid pada wanita, osteoarthritis, gangguan pencernaan dan infeksi bakteri .

Sumber : https://osf.io/preprints/inarxiv/j9a34/

Penelitian kurukumin dilaporkan meningkatkan ACE 2

Salah satu yang menjadi perhatian adalah apakah kurkumin bisa membantu penyembuhan COVID-19? Diketahui bahwa sejak epidemi SARS tahun 2003, reseptor SARS-CoV-2 adalah angiotensinconverting enzyme 2 (ACE2). Diketahui pula bahwa ada ACE2 dapat berada dalam bentuk fixed (menempel di sel) dan ada pula yang soluble (tidak menempel pada sel) atau soluble ACE2.

Penelitian terhadap senyawa kurkumin (sebagai senyawa tunggal atau murni) dilaporkan meningkatkan ACE2 pada hewan uji tikus, namun belum ada studi hubangan langsung dengan infeksi virus corona. Untuk keperluan terapi dengan kurkumin tentu diharapkan banyak ACE2 yang bebas (soluble) sehingga akan mencegah virus corona menempel pada sel, yang secara langsung akan mencegah terjadinya infeksi.

Kurkumin bisa digunakan sebagai imunomodulator

Dalam kaitannya dengan COVID-19, penggunaan tanaman tersebut baik secara tunggal maupun gabungannya bisa membantu dalam meningkatkan daya tahan tubuh sebagai imunomodulator. Oleh karena itu pemanfaatan kunyit, temu lawak atau jahe sebagai jamu, obat herbal terstandarkan, atau suplemen sebagai minuman adalah aman.

Pengembangan tanaman-tanaman tersebut menjadi fitofarmaka sebagai antivirus terhadap COVID-19 tentunya perlu kerja keras dari peneliti, industri farmasi dan pemerintah Indonesia.

Sumber : https://farmasetika.com/2020/03/19/guru-besar-farmasi-itb-jelaskan-apakah-kunyit-bermanfaat-lawan-covid-19/