Mahasiswa Organisatoris atau Akademisi? Mana yang unggul?

Sudah menjadi hal biasa bagi seorang mahasiswa ketika dihadapkan dengan suatu pilihan antara akademik dan organisasi. Ada beberapa mahasiswa yang lebih memfokuskan ke akademik daripada organisasi atau bahkan sebaliknya karena tujuan dari kuliah itu sendiri yaitu memperoleh ilmu dengan balasan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Selain itu, organisasi tidak ada hubungannya dengan nilai di kelas sehingga jika ingin memperoleh IPK yang tinggi tentu dengan belajar. Ada beberapa juga yang lebih menfokuskan dalam mengikuti organisasi karena lebih ingin mengasah softskill yang bisa mereka dapatkan di organisasi. Lalu mana yang lebih unggu diantara keduanya?

Tentunya keduanya memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan karakter dan keterampilan bagi individu mahasiswa. Ada saat di mana kita harus fokus terhadap akademik dan di suatu waktu pula kita harus fokus terhadap organisasi. Semua itu tergantung kepada bagaimana cara kita mengatur waktu dengan membuat schedule dalam kegiatan akademik dan organisasi. Tidak ada kerugian pula jika mengikuti keduanya, karena pada dasarnya tidak ada suatu yang sia-sia.

Berbicara tentang lebih unggul mana antara mahasiswa organisatoris dan mahasiswa akademisi, menurut saya adalah tergantung dari diri mahasiswa masing-masing. Kedua hal tersebut tidak terlepas dari pilihan pribadi sesuai dengan kemampuan mereka. Sebagai seorang mahasiswa, baik organisasi dan akademisi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diseimbangkan dan dipelajari. Memang, tujuan utama seorang mahasiswa ialah untuk meraih akademik yang maksimal. Akan tetapi, organisatoris juga penting untuk diseimbangkan karena mahasiswa bisa memiliki banyak relasi, pengalaman di luar kampus, serta untuk mengembangkan minat bakat yang dimilikinya. Sehingga antara organisatoris atau akademik tidak bisa dicari mana yang lebih unggul karena kedua hal tersebut sama sama penting. Jika kita bisa menjadi mahasiswa organisatoris sekaligus mahasiswa akademisi, kenapa tidak?