Lumpia, simbol harapan rezeki berlimpah di tahun baru China

Lumpia di Indonesia, spring roll di barat, dan chunjuan di China. Panganan dengan beraneka nama ini merupakan salah satu sajian kuliner khas saat perayaan Imlek. Makanan ini sangat populer di daerah timur China, antara lain Jiangxi, Jiangsu, Shanghai, Fujian, Guangzhou, Shenzhen, dan Hong Kong. Tak hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena makna simbolis yang dikandungnya.

Dilansir China Highlights, lumpia merupakan salah satu jenis dimsum khas Kanton. Terbuat dari kulit tipis yang diisi dengan daging, sayur, atau isian manis dan dilipat membentuk silinder. Setelah itu, lumpia digoreng hingga matang. Bentuknya yang memanjang dan berwarna keemasan, mirip dengan emas batangan membuat lumpia dianggap sebagai simbol kekayaan.

Menurut catatan sejarah, lumpia atau chunjuan sudah dikenal sebelum zaman Dinasti Tang (618907). Saat itu, lumpia merupakan hidangan perayaan musim semi. Warga Tionghoa mengisi kulit lumpia dengan sayuran dan buah-buahan yang istimewa, kemudian mengantarkannya untuk kerabat dan tetangga sebagai berkat musim semi.

Di zaman Dinasti Tang, lumpia disajikan dengan wortel dan seledri oleh rakyat jelata. Sementara lumpia yang disajikan di rumah kaum berada didampingi pelengkap yang jauh lebih variatif, antara lain bermacam-macam saus, daging asap panggang, aneka gorengan, bayam, telur, kecambah, dan bihun.

Saat ini, resep lumpia sudah tersebar ke seluruh dunia dan berkembang menjadi berbagai variasi. Di Indonesia dibuat dengan isian rebung atau wortel dan daging yang manis gurih. Ada juga lumpia kaca yang menggunakan kulit transparan dan berisi aneka jenis makanan laut serta sayuran. Bentuknya pun tak harus memanjang. Tetapi untuk perayaan Imlek, lumpia tetap harus berbentuk silinder dan digoreng hingga keemasan. Setelah itu disantap disertai ucapan pembawa keberuntungan, “Hwung-jin wan-lyang.” Setumpuk emas untuk kita semua di tahun yang baru.