Let Me Tell You : Zona Waktu

New York 3 jam lebih awal dari California, tapi tidak berarti California lambat, atau New York cepat. Keduanya berada di sesuai “Zona Waktu”nya masing-masing.

Seseorang masih sendiri/single/jomblo. Seseorang menikah dan menunggu 10 tahun untuk memiliki momongan. Ada juga yang memiliki momongan dalam setahun usia pernikahannya.

Seseorang lulus kuliah di usia 22 tahun, tapi menunggu 5 tahun untuk mendapatkan pekerjaan tetap; yang lainnya lulus di usia 27 tahun dan langsung bekerja.

Seseorang menjadi CEO sebuah Perusahaan di usia 25 tahun dan meninggal di usia 50 tahun, saat yang lain menjadi CEO di usia 50 tahun dan hidup hingga usia 90 tahun.

Seseorang belajar bahasa Arab sejak usia SD tapi wafat saat usia 45 tahun. Yang lain baru belajar Qur’an di usia 63 tahun, tapi mampu membacanya hingga usia 95 tahun, karena dikaruniakan kepadanya usia yang panjang nan berkah.

Setiap orang bekerja dan berada sesuai “Zona Waktu”nya masing-masing.

Seseorang bisa mencapai banyak hal dengan kecepatannya masing-masing.

Bekerjalah sesuai “Zona Waktu”mu.

Kolegamu, teman-teman, adik kelasmu mungkin “tampak” lebih maju. Mungkin yang lainnya “tampak” di belakangmu.

Setiap orang di dunia ini berlari di perlombaannya sendiri, jalurnya sendiri, dalam waktunya masing-masing. Tuhan punya rencana berbeda untuk masing-masing orang.

Waktu berbeda untuk setiap orang. Obama pensiun dari presiden di usianya yang ke 55, dan Trump maju jadi presiden Amerika di usianya ke 70.

Jangan iri kepada mereka atau mengejeknya…

Itu “Zona Waktu” mereka.

Kamu pun berada di “Zona Waktu”mu sendiri.

Kamu tidak terlambat. Kamu tidak lebih cepat. Kamu sangat sangat tepat waktu! Tetaplah kejar keberkahan Yang Maha Kuasa…agar sampai pada muara kebahagiaan di surgaNya…

Sumber

Pernyataan tersebut sangat relevan dengan kehidupan saat ini. Banyak orang yang salah dalam berfikir. Manusia memiliki masanya masing-masing. Tapi kebanyakan manusia dibutakan dengan rasa iri. Misal ada orang yang di umur 20 sudah menikah tapi ada orang yang belum kemudian dia panik karena belum menikah. Padahal manusia memiliki masanya masing-masing semua tinggal masalah nasib bagaimana seseorang menjalani nasibnya dengan ikhlas dan tidak mudah iri.