Let Me Tell You : Sebuah Pertemanan

image

Bukan teman, jika dia hanya sibuk mendekat saat kita sehat, kaya, berkecukupan dan tertawa, tapi kabur menghilang saat kita miskin, jatuh, dan punya masalah. Bantu mendoakan saja, sesuatu yang mudah sekali dilakukan, dia pura-pura lupa.

Bukan teman, jika dia hanya cengengesan sok akrab saat ada maunya, tapi lenyap ditelan bumi saat maunya sudah beres, dan tidak butuh lagi.

Sungguh bukan teman, orang-orang yang berkerubung karena manis lezatnya sesuatu, semangat mendukung, tapi bilang tidak kenal saat tinggal pahit getahnya.

[Sumber](http://Tidak perlu melirik orang lain. Tidak perlu asyik menilai orang lain. Karena boleh jadi kitalah pelakunya.)

Pertemuan yang ala kadarnya tidak menyurutkan ikatan yang ada. Jika ditanya siapa orang terdekat dalam hidupmu yang keluar adalah nama-nama mereka. Beberapa cerita juga hanya bisa dibagi pada orang-orang ini saja. Dengan sabar mereka akan mendengar keluh kesah dan impian-impian anehmu tanpa mengernyitkan alis mata.

Mungkin kalau tiba-tiba kamu beralih profesi menjadi penulis kacangan yang karyanya tak pernah dimuat mereka juga akan jadi pendukung utama yang paling memahaminya. Ada beberapa rencana dan impian yang hanya bisa kalian wujudkan bersama. Tak mungkin di lingkaran pertemanan lainnya. Sekedar pergi ke luar kota dan menginap beberapa malam saja. Terlihat sederhana memang, tapi siapa yang bersedia menjadi pengendara layaknya sopir bus antar kota? Siapa yang bisa tetap asyik walau hanya makan kurang dari 10 ribu rupiah tiap kalinya? Orang tua mana yang tenang anaknya pergi dengan lelaki yang bukan muhrim bila bukan dengan sahabat lelaki yang menjaga dan terpercaya?