Lebih Mudah Mana? Mendengarkan Atau Berbicara?

Bagi saya lebih mudah untuk mendengarkan dibanding berbicara. Ketika berbicara, tentunya kita perlu untuk memikirkan pemilihan kata dan juga rangkaian yang akan diucapkan agar tertata dengan baik serta dapat dimengerti dengan mudah. Ada banyak pertimbangan yang harus dilakukan ketika berbicara, yang mana untuk saya pribadi cukup memakan tenaga lebih banyak. Dengan mendengarkan, saya hanya perlu untuk memfokuskan diri pada topik yang sedang dibicarakan. Biasanya ketika saya bertanya pada teman yang ingin bercerita, maka jawaban mereka adalah hanya ingin didengarkan. Beberapa juga menjawab dengan ingin mengetahui respon saya atau tanggapan dari sudut pandang saya. Dan hal tersebut yang membuat saya merasa lebih mudah menjadi seorang pendengar.

Menurut saya, baik berbicara atau mendengarkan keduanya sama sulitnya. Untuk menjadi pendengar yang baik, kita harus mau terbuka dengan pemikiran orang lain agar bisa mendengarkan tanpa menghakimi. Mendengarkan itu sulit, apalagi jika harus mendengarkan hal-hal yang tidak menyenangkan seperti misalnya kabar buruk, keluhan orang lain, kritikan dan lain sebagainya. Sedangkan, untuk jadi pembicara yang baik, kita juga harus memastikan pesan yang kita sampaikan harus benar dan baik agar orang memahami maksud kita. Jadi menurut saya, mendengarkan dan berbicara sama sulitnya.

Lebih mudah berbicara. Baik dalam hal formal (seperti presentasi di kelas) maupun nonformal seperti sedang curhat, berbicara lebih mudah dilakukan daripada mendengarkan. Jika dalam hal formal, sebelum kita akan berbicara kita bisa latihan atau membuat script terlebih dahulu. Jika keadaan nonformal ya biasanya apa yang dibicarakan akan mengalir begitu saja seperti apa yang kita pikirkan atau apa yang dirasakan.

Namun untuk mendengarkan perlu banyak latihan. Sebab tidak hanya hearing, kita harus bisa menjadi active listening. Kita harus fokus terhadap apa yang orang lain bicarakan sehingga kita dapat memberikan tanggapan yang sesuai. Mendengarkan juga (termasuk hal-hal berbau konseling) memerlukan empati yang cukup tinggi, karena kita harus bisa memposisikan diri kita jika berada dalam keadaan orang yang sedang berbicara.

Tapi hal yang perlu diingat, tidak semua orang menilai sama. Artinya ada saja yang menganggap lebih mudah untuk mendengarkan dibanding berbicara karena berbicara memerlukan percaya diri yang tinggi, keberanian, dan kemauan dibandingkan dengan mendengar yang “hanya” perlu menyiapkan telinga. Jadi hal diatas adalah pendapatku yang tidak bisa disama-ratakan.

Menurut saya hal yang paling mudah dilakukan adalah berbicara. Sebab ketika kita dihadapkan pada satu topik untuk dibicarakan langsung bisa memberikan pendapat dan memberikan asumsi secara detail untuk topik tersebut. meskipun orang tersebut belum mendengar cerita dari sebuah topik yang diceritakan kepada dirinya